8

75 10 1
                                    

Suasana di dalam mobil begitu mencekam, tak ada suara yang mengisi atau bahkan suara radio sekalipun. Dan kali ini Wheein benar-benar tidak bisa berhenti untuk mengumpat dalam hatinya.

Sejak kepulangannya dari rumah sakit Taehyung sama sekali tak berbicara padanya, atau sekedar bertanya bagaimana bisa dia berada di rumah sakit padahal seharian penuh tak ada gejala apapun.

Atau bertanya kenapa aku tak menjawab telponnya dan bagaimana bisa aku bertemu Bobby dan pria itu menunggunya seharian penuh atau bahkan semalaman.

Taehyung hanya fokus pada satu objek di depan , yaitu jalanan yang sekarang menjadi fokusnya di satu titik.

“Oh ayolah, kenapa kau tampak tegang sih?” Wheein bersuara setelah sekian lama ia menahannya, dan itu hal yang sungguh menyebalkan.

Taehyung menghela nafas, mengontrol emosi agar ia tak kelewat batas.

“Aku hanya sedang berfikir bagaimana bisa kau berada di rumah sakit”

Bodoh.

Wheein hampir saja memukul kepala Taehyung sedang ponselnya sendiri. Wheein ada di sebelahnya lalu kenapa ia repot-repot memikirkan itu?

Wheein menggelengkan kepalanya merasa semuanya tak sesuai ekspetasi, Taehyung kelewat polos atau memang dia itu bodoh?

Tidak, jikapun kelewat polos itu adalah hal yang salah. Sebab dulu ia mantan playboy jadi agak aneh rasanya jika harus mengatakan bahwa pria seperti Kim Taehyung itu polos.

Bodoh, sepertinya itu julukan yang pas untuknya. Ya memang seperti itulah dia.

“Tae, kalau boleh aku bertanya. Kau ini bodoh atau apa sih?”

“Pertanyaan di blokir, sangat tidak berguna sekali ya”

“Terserah kau saja, tapi tidak bisa ya bertanya langsung padaku?”

“Tidak, karna aku sedang marah”

Baiklah. Kali ini biarkan Wheein menjelaskannya sendiri. Karna sampai kapanpun Taehyung tak akan mau bertanya jika dia sedang marah, bahkan hatinya luluh pun dia tetap tak akan bertanya.

Itulah Kim Taehyung. Kalau kalian mau tau.

“Karna aku yang lebih tua, alangkah baiknya aku yang menjelaskan pada adik kecilku yang manja”

Wheein mengelus pucuk kepala Taehyung, seolah pria itu seperti bayi mungil yang lucu.

Jangan salahkan Taehyung untuk tidak berhenti tersenyum.

“Jadi ceritanya begini, kemarin malam aku memutuskan untuk pergi ke toko di sebrang apartment mu. Dan saat ingin melangkah memang sih aku merasa bahwa kepalaku itu pening dan setelahnya pandanganku menghitam gelap”

“Ketika aku bangun aku sudah ada di rumah sakit, dan Bobby yang menolongku. Jadi itu bukan salahnya, dia pria baik kau terlalu pemarah seolah kita berpacaran dan aku selingkuh di belakangmu”

Ya, Taehyung memang menganggap seperti itu. Sejujurnya ingin rasanya hubungan sahabat ini lebih dari itu. Tapi Taehyung tak mau memaksakan bahwa apa yang ia inginkan belum tentu menjadi keinginan Wheein.

Jadi ia berusaha menahannya sekuat mungkin, sampai dimana batas kesabarannya.

“Tapi kau tetap harus berhati-hati. Whee, di dunia ini orang yang baru kau kenal dan merasa dia itu baik. Belum tentu kenyataannya akan seperti itu, aku berusaha untuk melindungimu karna aku tidak ingin terjadi apapun. Bahkan sedikit noda pun tak aku biarkan untuk menyentuhmu”

Wheein terpaku mendengar penuturan Taehyung. Pria itu memang kadang kala bisa menjadi manis bahkan lebih manis daripada gula. Tapi sisi menyebalkannya yang Wheein belum bisa kendalikan.

“Lagi pula kenapa kau tak memintaku untuk menemanimu?”

Eum, hanya saja melihat suasana hatimu sepertinya kau sama sekali tidak ingin di ganggu”

“Memangnya seperti apa suasana hatiku, sok tau sekali”

“Ya aku memang tau, kau saja yang tidak sadar”

“Akan hal?”

“Hatiku”

••

Wheein berbaring di atas sofa menatap ke arah langit-langit ruangan. Keduanya saling beradu diam, percakapan terakhir kali di mobil sepertinya membuat mereka saling membeku satu sama lain.

Taehyung  yang biasa akan mengeluh tentang hari ini ataupun kemarin, juga gemar memarahi Wheein perihal tidak memberinya kabar pun kini ikut diam.

Diam memikirkan apa Wheein juga akan membalas perasaannya atau malah gadis itu akan menjauh darinya karena sikap Wheein hari ini?

“Whee” panggil Taehyung yang memilih untuk mengalah.

Namun rasanya tak ada jawaban dari sana, atau benarkah Wheein akan menjauhinya?

Taehyung mendongak untuk memastikan Wheein, gadis itu sengaja melakukan itu atau sebaliknya. Sungguh ini bukan saatnya untuk Taehyung di abaikan.

Hatinya lebih penting dari apapun, walau sebenarnya Wheein sama sekali tak membalas perasaannya setidaknya ia mengatakannya sebelum semuanya terlambat dan menjadi sebuah penyesalan saja.

Taehyung menghela nafas saat mendapati Wheein tertidur pulas di sana, jantung yang sejak tadi berdetak kencang juga perasaan yang kacau kini berubah menjadi helaan nafas lega.

“Anak itu memang slalu tertidur di sofa, aku lelah jika harus mengangkatnya setiap hari”

Taehyung berbalik melihat ibu Wheein yang menggelengkan kepala karna kebiasaan gadis itu akhir-akhir ini yang slalu tertidur di sofa.

“Aku akan membawanya kekamar sebelum aku pulang. Bi”

“Ah ya, maafkan bibi yang merepotkanmu. Taehyung–ahh

“Tidak apa Bi”

Taehyung mengangkat Wheein dan membawanya kekamar, dengan pelan dan perlahan agar tak mengusik tidurnya sama sekali.

Sesampainya di kamar Taehyung berusha untuk meletakkan Wheein di atas ranjangnya, tapi tubuhnya oleng kakinya tak sanggup menahan tumpuhan tubuhnya dan Wheein yang ada di gendongannya.

Dan keduanya jatuh dengan posisi Wheein di bawah dan Taehyung di atas. Gadis itu masih tertidur pulas sedangkan Taehyung harus menahan nafasnya karna jarak keduanya sangat dekat.

Kebiasaan tidur Wheein memang seperti itu, ia tak akan terusik dengan apapun.

Wheein masih menutup matanya rapat, tapi kakinya mulai bergerak keatas paha Taehyung dan tangannya ia kalungkan di leher Taehyung seperti tengah memeluk bantal guling seperti itulah posisi mereka sekarang.

Taehyung hanya diam tak bergerak, sampai Wheein melepaskan tautan keduanya. Kini wajah mereka tak memiliki ruang untuk terpisah bahkan sedikitpun tak ada.

“Kau harus menahan dirimu, Tae”

Taehyung memandangi wajah Wheein yang terlelap, gadis itu cantik jika sedang tidur. Dan Taehyung tersenyum karnanya.

“Aku akan melakukan apapun itu untukmu, termasuk mencintaimu dalam diam”

••

Haii para Readers

Maaf untuk keterlambatannya

Soalnya seharian ini author sibuk banget.

Banyak kerjaan yang harus di selesaikan

Maafyaa.

Makin lama ceritanya makin gak jelas.

Jangan lupa vote and follow

Ridiculous✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang