14 (ENDING)

96 7 0
                                    

Wheein mendudukkan dirinya di sisi tepi ranjang, sudah pukul 12 tepat dan ia baru saja bangun. Ya! Bagaimana tidak, kemarin dia begadang sampai pagi karna menyiapkan beberapa pekerjaan yang sempat tertunda.

Tiga lukisan yang akan ia pajang di museum miliknya yang akan mengadakan pameran minggu ini. Sebenarnya ia tidak berniat sama sekali tapi ada sebuah lukisan paling bermakna dalam hidupnya. Lukisan abstrak dengan warna yang di padukan begitu itu membuatnya teringat akan sosok pria yang saat ini ia rindukan.

Mungkin dengan menjadikannya pameran di museum miliknya sendiri, rasa rindu itu akan terungkapkan.

.

Wheein memilih beranjak dari tempatnya, berniat membersihkan diri. Namun suara bel apartemen yang berbunyi membuatnya mengurungkan niat awalnya. Dan membuka pintu tersebut.

Berapa terkejutnya Wheein saat melihat sosok yang selama ini ia rindukan kini berapa di hadapannya. Taehyung.

Sekilas senyuman terukir di wajah Wheein, dan kembali murung saat melihat sosok Taerin di sebelah Taehyung.

“Whee?” ujar Taehyung. Taerin masih menangis “Bisa bicara sebentar?”

Wheein mengangguk, mempersilahkan kedunya masuk. Ia berfikir apa hubungan antara Taerin dan Taehyung yang tampak begitu dekat.

Mereka duduk di kursi tamu, Wheein mengambilkan minuman sebelum akhirnya ikut duduk bersama keduanya.

Taehyung tersenyum menyapa, rasanya sudah lama sekali ia tidak berkunjung ke apartemen Wheein setelah putusnya hubungan persahabatan mereka lantaran Taehyung jujur dengan perasaannya, ia jarang berkunjung dan bahkan tidak sesering dulu.

Rindu. Itu yang pertama kali Taehyung ucapkan dalam hatinya. Sungguh ia merindukan sosok Wheein di dalam hidupnya, sosok yang menjadi penyemangat saat ia merasa bahwa hidupnya suram dan penyemangat saat ia merasa lelah dengan keadaannya.

Wheein berdehem, menyadarkan keduanya “Mau bicara apa?”

“Aku–” belum sempat Taehyung berucap. Taerin sudah lebih duduk bersujud di hadapan Wheein membuat gadis itu mengalihkan pandangannya.

Sebenarnya Wheein merasa sakit melihat Taerin seperti ini, kejadian di masa lalu membuatnya membenci gadis itu. Taerin mengkhianatinya dengan bercinta bersama kekasihnya di belakangnya sehingga membuat Taerin hamil.

Padahal saat itu Taerin tau bahwa Wheein begitu mencintai Jungkook.

“Mian–” ujar Taerin bergetar, air matanya tak kunjung berhenti sejak tadi. Ia terus menangis mengingat kesalahannya yang begitu besar. Wheein masih diam tak menjawab “Aku tau kesalahanku menghianatimu, aku berselingkuh dengan kekasihmu dan aku mengakuinya. Saat itu aku juga mencintai Jungkook tapi karna kau terlihat lebih mencintainya aku mengalah! Sampai satu ketika Jungkook datang padaku dan berbicara tentangmu. Dia bilang dia bosan sebab gaya pacaran kalian yang terlalu kampungan dan tidak dewasa. Aku mencoba menyarankan sesuatu padanya tapi dia tidak mau dengar sampai dia bilang kami bisa menjalin hubungan diam-diam di belakangmu. Aku menyetujuinya dan aku tidak menyangka akan seperti ini akhirnya. Aku menyesal. Maafkan aku, Whee!”

Wheein diam tak menjawab, ia menahan tangisnya dengan sangat kuat. Taerin sahabatnya, orang yang paling ia sayang. Tapi dia juga benci penghianatan.

Taehyung menatap Wheein lekat, ia tau perasaan Wheein saat ini. Dia ingin memeluk gadis itu tapi ragu.

“Kau tau aku benci pengkhianatan? Aku percaya padamu, kau orang paling ku percayai namun saat kau mengkhianatiku rasanya hatiku hancur. Hidupku juga hancur. Aku pikir kau berbeda dari yang lain tapi ternyata kau sama saja. Aku slalu berusaha jujur padamu tapi kau? Kau tidak! Jika saat itu kau bicara jujur mungkin tidak akan seperti ini jadinya”

Ridiculous✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang