5

83 10 4
                                    

Pesta berlangsung dengan sangat meriah, beberapa peninggi di Korea turut hadir. Wheein rasanya sangat terhormat bisa ada di antara para peninggi, tak pernah ia bayangkan sebelumnya untuk berada di antara orang-orang penting di Korea. Bahkan ketika namanya di panggil untuk di perkenalkan rasanya sebuah hal paling terhormat yang ia harus pamerkan untuk anaknya kelak.

Dan jangan lupakan Taehyung yang slalu setia di sebelahnya, dan siapa sangka banyak yang mengenalinya sebagai artis majalah fashion, tidak heran juga sih pasalnya Taehyung itu tampan dan banyak peminat juga. Jadi Wheein tidak terlalu terkejut karna ketenaran Taehyung.

Taehyung dan Wheein tengah asyik menikmati makanan yang di hidangkan oleh penyelenggara pesta. Bahkan beberapa makanan yang belum pernah mereka coba ada di sana dengan sangat senang hati untuk mencicipinya.

Taehyung menghentikan gerakan tangannya untuk mengambil segelas bir di meja, ia melirik ke arah Wheein yang sibuk untuk makan tanpa henti.

“Ya. Jung Wheein, kau ini lemahkan terhadap alkohol. Jangan banyak-banyak meminumnya. Mengerti!” sebuah peringatan yang tidak akan pernah Wheein dengarkan.

Walau ia lemah terhadap alkohol, tapi sungguh ia sangat menyukai minuman itu. Meski nantinya tenggorokannya akan terasa panas dan tercekat, itu bukan masalah besar baginya yang penting ia bisa mencicipi berbagai alkohol yang belum pernah ia cicipi.

“Lakukan sesukamu. Kim”

Taehyung tau peringatannya akan slalu di abaikan, ia sudah hapal bagaimana sikap keras kepala Wheein. Bertahun-tahun persahabatan mereka di mulai dan itu bukan hal yang Taehyung sia-siakan untuk mengingat kelakuan gadis di depannya.

Meski Wheein terlihat lugu dan polos, tapi sebenarnya gadis itu lebih banyak tau daripada Taehyung, dan meski Taehyung terlihat mengetahui semuanya ia bahkan lebih payah.

Taehyung terlalu lelah untuk berdiri selama pesta, ia memilih untuk duduk memperhatikan Wheein yang masih enggan untuk beranjak dari tempatnya.

Satu gelas gadis itu teguk sampai habis, Taehyung masih diam memperhatikan, dua gelas lagi ia teguk sampai habis dan Taehyung tetap membiarkan hal itu tapi saat gelas ketiga ingin Wheein teguk itu bukan hal yang bagus untuk seorang gadis.

Taehyung segera beranjak dari kursinya berusaha untuk menghalangi gadis itu sebelum ia pingsan nantinya, namun saat langkah pertama ia ambil ponselnya berbunyi dan ini adalah hal yang sangat penting.

Taehyung memilih untuk mengangkay telpon itu terlebih dahulu sebelum ia menghampiri Wheein.

•••

Hanya lima menit, ia meninggalkan Wheein tapi gadis itu sudah tak lagi terlihat di tempatnya. Taehyung khawatir sangat khawatir, keadaan ramai seperti ini dan tidak akan ada orang yang tidak mengambil kesempatan atas peluang yang bagus ketika melihat seorang gadis mabuk

Dan Taehyung merasa menyesal karna meninggalkan Wheein tadi, kakinya melangkah ke sana kemari untuk mencari Wheein di setiap tempat namun gadis itu tak juga ia temui, matanya panas ingin menangis karna Wheein.

Dan beberapa detik kemudian ia menangkap satu objek yang ia khawatirkan ternyata sedang tertidur di kursi yang ia duduki tadi. Karna terlalu khawatir ia berlari ke arah Wheein memeluk gadis itu.

“Sudah ku bilang jangan banyak minum, kenapa keras kepala sekali. Sih!”

“Berhenti mengomel. Kim, kepalaku pusing”

Ck. Baiklah, ayo kita pulang sekarang”

Taehyung berdiri dari tempatnya, berusaha untuk mengajak Wheein pulang. Terlalu lama di pesta ini rasanya membosankan bagi Taehyung dan ia sungguh tidak terbiasa dengan ini.

Namun saat ia ingin menarik tangak Wheein, gadis itu lebih dulu menarik tangannya dan duduk di tempatnya semula.

“Hei, Kim. Kau taukan persahabatan dua orang berbeda kelamin sangat tidak mungkin jika salah satunya tidak menyimpan perasaan.”

Taehyung membulatkan matanya, pembicara Wheein terlalu ngelantur saat sedang mabuk. Tapi juga tidak ada yang salah dalam penuturannya, dan di kondisi mabuk ini sangat tidak mungkin untuk membahas hal seperti itu.

“Jika itu benar, haruskah aku menciummu? Aku menginginkannya, tapi itu sangat mustahil untuk kita lakukan”

Sejujurnya Taehyung memang memiliki perasaan pada Wheein, sejak lama pertama kali mereka menjalin persahabatan. Tapi untuk sebuah ungkapan ia belum sanggup untuk mengatakannya sebab perjanjian yang mereka buat dulu.

Taehyung tak ingin jauh dari Wheein, ia terlalu nyaman di dekat gadis itu.

“Balas ciumanku jika kau merasakan hal yang sama”

Cup.

Wheein menyatukan bibir mereka, hanya sekedar menempel. Menunggu sampai beberapa menit bahkan Taehyung hanya diam dengan wajah memerah panas, jantung berdegum kencang. Mabuknya Wheein bisa menggilakan bagi Taehyung.

Wheein menarik diri, tertawa renyah lantas berujar “Ternyata kau tidak memilikinya. Ya”

“Tak apa, aku hanya–”

Sebelum Wheein melanjutkan perkataannya Taehyung menarik wajah gadis itu. Membawanya kedalam ciuman panas malam ini, ciuman yang pertama kali ia lakukan dengan Wheein. Tidak memperdulikan setiap mata yang menatap ke arah mereka.

Taehyung akan mengungkapkan perasaannya melalui ciuman nakal yang mereka lakukan, Wheein mengalungkan tangannya juga membalas ciuman itu saling menyesap satu sama lain. Tanpa Taehyung sadari Wheein sudah tertidur pulas di sela-sela tidur mereka.

“Tidak peduli jika kau mabuk. Whee, ini perasaanku dan aku sungguh mencintaimu. Aku harap kau mendengarnya”

Ridiculous✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang