Holiday

149 27 9
                                    

Di awal musim panas, Daniel tiba-tiba mengirimku pergi berlibur bersama pacar manajernya. Entah didasari alasan apa, yang jelas aku cukup menikmati kesempatan ini untuk berdamai dengan diri sendiri dan semua drama dalam kehidupan yang silih berganti datang tanpa jeda. Aku hanya perlu menikmati apa yang ada. Toh Daniel juga sudah memfasilitasi segalanya untuk keperluan di tempat ini mulai dari tiket, penginapan hingga uang jajan. Jadi seperti ini rasanya jadi istri orang kaya, itulah yang ada dalam pikiran ku sekarang. Aku hanya perlu menikmati segalanya tanpa memikirkan biaya. Daniel benar-benar sangat loyal membuatku bertanya-tanya mengapa dia bisa sangat percaya pada orang baru seperti ku. Padahal bisa saja aku punya niat menipunya atau membawa kabur semua uangnya, tapi kelihatannya dia sama sekali tak terpikirkan oleh hal itu.

     Hari ini, kami berkeliling di sekitar penginapan karena terlalu malas berpergian jauh mengingat cuaca yang lumayan panas. Tak ada kata penyesalan mengingat sekitar penginapan saja terlihat sangat indah karena kebetulan berhadapan langsung dengan pantai. Jihyun yang merupakan pacar Xiumin beberapa kali menjelaskan beberapa spot terbaik untuk mengambil foto. Sepertinya ini bukan kali pertamanya datang ke tempat ini karena dia terlihat hafal dengan jalanan sekitar. Bisa jadi dia yang merekomendasikan tempat ini pada Daniel, tapi aku tak terlalu yakin mengingat Daniel jarang mendengarkan saran orang lain. Aku hanya mengekor kemana dia pergi sembari sesekali meminta bantuan mengambilkan foto. Ku akui foto jepretan Jihyun lumayan juga hingga membuatku ketagihan untuk meminta bantuannya. Bukan tanpa alasan, aku sengaja mengambil banyak foto untuk memamerkannya pada Daniel yang tak ikut dalam liburan kali ini.

"Eonnie, apa ini bagus?" tanyaku sembari menunjukkan salah satu foto hasil jepretannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Eonnie, apa ini bagus?" tanyaku sembari menunjukkan salah satu foto hasil jepretannya. Jihyun mengangguk setuju. Tapi aku masih ragu sehingga mencoba menunjukkan beberapa foto lain yang menurutku juga terlihat bagus untuk dibagikan. Jujur, ada banyak foto yang bagus sehingga membuatku kebingungan kalau disuruh memilih salah satu.

"Kurasa yang pertama paling bagus." Saran Jihyun mengundang senyuman ku.

"Ah begitu ya, baiklah kalau begitu aku akan memilih yang ini." Ujar ku disambut anggukan kecil Jihyun.

"Apa kau akan mengunggahnya?" tanya Jihyun dengan raut wajah penasaran. Aku terdiam sejenak karena sudah lama sekali tidak pernah mengunggah foto di sosial media. Konyolnya aku baru ingat sekarang kalau masih punya sosial media yang tak terurus. Tidak lebih tepatnya aku memang sengaja tidak membukanya dalam waktu yang lama karena bermain sosial media hanya membuatku merasa iri dengan kehidupan orang lain. "Kalau iya katakan padaku, apa nama akun mu. Kita bisa saling follow." ujar Jihyun bersemangat, tentu saja karena setauku dia adalah selebgram dengan followers yang hampir jutaan.

"Tidak. Aku tidak akan mengunggahnya." sahutku dengan singkat, lantas Jihyun mengalihkan pandangan ke arah ku. Dia terlihat kebingungan. Mungkin dia penasaran mengapa aku memilih foto terbaik padahal tidak mengunggahnya ke sosial media.

"Lalu?" tanya Jihyun tampak tak percaya dengan yang dia dengar. Mungkin karena dia adalah tipe orang yang aktif di sosial media berbanding terbalik dengan ku yang bahkan lupa kalau punya akun.

Undecided [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang