"Hyung! Gak mau tahu, hyung harus ikut nyanyi!"
"Tidak! Suara hyung ini pas-pasan. Bukan pas-pasan lagi, melainkan jelek."
"Kata siapa suara kakakku jelek!? Tidak! Tidak ada yang boleh bicara kalau suara kakakku jelek!"
"Tapi kenyataannya seperti itu."
"Ya sudah. Aku tidak mau menulis lagi!"
Yoongi yang tadi nya sedang menulis di buku serta memegang pulpen kesayangannya, kini buku itu di singkirkan dan pulpennya dibanting begitu saja ke sembarang arah.
"Marah?" Tanya Seokjin.
"Iya! Yoongi marah sama hyung!" Jawab Yoongi seraya mengembungkan mulutnya.
"Kalau hyung tetap tidak mau ikut bernyanyi bagaimana?"
"Yoongi gak mau selesaikan lagu nya! Dan lagu nya gak akan pernah ada." Ketus Yoongi.
"Oh..."
"Hanya oh!?"
"Lantas apa?"
"Hyung!!!" Rengek Yoongi kesal.
"Seokjin, adiknya dijahili terus." Timpal seseorang yang membuka ruang rawat Yoongi.
"Haha, paman coba tanya Namjoon. Bagaimana rasanya tidak menjahili adik sehari saja. Hambar paman." Jelas Seokjin.
"Yoongi harus tetap lanjut menulis, ya." Ujar Do Han.
"Tidak mau! Jin hyung tidak mau menuruti permintaan ku!" Yoongi menolaknya.
"Tidak usah percaya, kakakmu hanya bercanda."
"Ah, aku memang bercanda. Tapi kalau soal ikut nyanyi aku tidak bercanda." Timpal Seokjin.
"Jin..."
"Biar saja paman, sampai kapanpun Yoongi tidak akan menyelesaikan tulisan itu."
"Pantau Yoongi agar terus melakukan terapi nya sendiri. Adiknya jangan dijahili terus." Ujar Do Han ke Seokjin seraya mengusak rambut Seokjin.
Seokjin terdiam, apa yang sudah dilakukan Kim Do Han barusan membuatnya mematung. Yang dibutuhkan oleh Seokjin saat ini adalah orang tua nya. Namun tetap nihil, padahal Seokjin sudah berkali-kali menghubungi ayah nya supaya setidaknya peduli terhadap Yoongi yang sedang tidak baik-baik saja.
Seokjin selalu berkata bahwa dirinya tidak pernah mempersalahkan tentang dia yang harus mengurus ketiga adiknya. Semua yang ia lakukan ikhlas agar sang ibu bisa mempertahankan sang ayah. Tidak hanya itu, menjadi ayah sekaligus ibu bagi ketiga adiknya? Tidak masalah, Seokjin senang melakukan itu.
Hoseok, Jimin... Kini hanya kalian berdua lah yang menjadi harapan bagi Seokjin. Semoga Seokjin berhasil dan sukses membesarkan adik-adiknya itu. Lalu bagaimana dengan Yoongi? Kita hanya bisa menunggu keajaiban dari Tuhan.
Yoongi mengangkat infusan nya, lalu berjalan ke arah pulpen dan buku yang tadi ia lempar ke sembarang arah. Seokjin yang tadinya terdiam sambil memikirkan sesuatu, kini ia terkekeh melihat kelakuan adiknya itu.
"Awas saja kalau tidak mau ikut bernyanyi!" Ancam Yoongi.
Seokjin tertawa mendengarnya. Bagaimanapun adik-adik Seokjin adalah penghibur untuk Seokjin.
°°•••°°
"Jaga dirimu, jangan membuat Jimin kehilangan orang tersayangnya untuk yang kedua kalinya. Tidak, bukan hanya Jimin. Ayah juga tidak mau kehilanganmu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Just One Day
Fanfiction[BEBERAPA BAB DIHAPUS SECARA ACAK KARENA TELAH DITERBITKAN] "Hyung... Aku kenapa?" M i n Y o o n g i ( J u s t O n e D a y ) By Rachalova • 01-08-2021 : #1 - bts 07-08-2021 : #2 - yoongi 29-10-2021 : #1 - tired 25-11-2021 : #2 - army 01-12-2021...