M Y . 27

3.4K 284 7
                                    

"Unggie, bangun... Hyung mohon. Kalau kau bangun hyung janji, hyung akan ikut bernyanyi di lagu yang baru kau ciptakan."

Mata Seokjin membulat saat melihat pergerakan dari jari manis Yoongi.

"Kau bangun saat hyung mengatakan akan ikut bernyanyi... Apa tugasmu di dunia ini tinggal satu? Menyelesaikan lagu yang kau dedikasikan untuk hyung, Hoseok, Jimin, Namjoon, dan Taehyung? Setelah itu kau akan pergi? Selamanya?" Lirih Seokjin.

Mata nya terbuka dengan perlahan. Pandangannya buram, yang pertama dilihat adalah sinar lampu yang cukup menyorot ke matanya. Lalu ada sang kakak di sebelah kiri nya.

Yoongi tersenyum meski sulit.

Biasanya jika ada seseorang sadar dari kritis akan memanggil dokter, tapi tidak bagi Yoongi. Untuk apa? Kakaknya dokter, cukup Seokjin yang akan memeriksa nya.

Seokjin memeriksa adiknya yang baru saja terbangun.

"Ada yang sakit?" Tanya Seokjin.

Yoongi menggeleng.

"Ya sudah, kau istirahat dulu sampai kau pulih." Seokjin berjalan ke arah toilet. Sayangnya, tangannya di cekal oleh Yoongi.

Dengan susah payah Yoongi membuka masker oksigen hanya untuk berbicara dengan Seokjin.

"Aku lapar." Itu kata Yoongi.

"Hah?" Seokjin terheran dengan sikap adiknya.

"Hyung, berapa hari aku pingsan? Mengapa lapar sekali!?"

"Sepertinya baru kali ini aku menemukan pasien tersadar dari kritis malah meminta makan." Ucap Seokjin pelan seraya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

Lebih herannya lagi, itu adiknya sendiri.

"Hyung! Aku lapar!" Rengek Yoongi.

"Iya sabar, tapi kau bukan pingsan, Yoon."

"Oh."

"Hanya oh!?"

"Ya terus hyung ingin aku jawab apa?" Tanya Yoongi polos.

"Aish! Terserah kau Yoongi."

Seokjin meninggalkan Yoongi bersama ibu nya berdua. Mereka saling diam hingga hanya ada keheningan disana.

"Adik-adikku dimana, bu?" Tanya Yoongi yang berhasil memecahkan keheningan.

"Biar kakakmu yang mengurusi mereka."

Selang beberapa menit kemudian, Seokjin kembali ke ruangan dengan membawa nampan berisi makanan. Sesuai dengan permintaan adiknya yang katanya lapar.

"Ini, katanya lapar." Ujar Seokjin seraya menyodorkan makanannya.

"Yoongi mau disuapi!"

"Hah? Kau kerasukan kucing apa, sih?!"

Walaupun begitu, Seokjin tetap menyuapi makan sang adik. Justru Seokjin bahagia dengan Yoongi yang tiba-tiba manja padanya. Yoongi adalah adik satu-satunya yang sangat gengsi pada Seokjin, ingin dimanja, diperhatikan, namun gengsi nya sangat tinggi. Yah, namanya juga Min Yoongi.

"Pahit." Keluh Yoongi.

"Mau makan tidak?" Tanya Seokjin untuk meyakinkan.

"Mau, biar saja pahit, Yoongi lapar."

"Sudah tahu baru sadar dari kritis, malah minta makan." Cibir Seokjin.

Uhuk!

Yoongi tersedak setelah mendengar perkataan sang kakak.

Just One DayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang