"Jim..."
"Hm."
"Kenapa kau seperti ini? Tanganmu luka saja hyung tidak tahu." Seokjin mencoba memegang pelan lengan Jimin yang terbalut perban. Namun Jimin menarik kembali tangannya.
"Iya itu karena hyung hanya memikirkan Yoongi hyung." Sinis Jimin.
"Jim please, kau hanya marah pada ibu, bukan pada kakakmu. Hyung paham betul kau tidak pernah bisa marah pada kakak-kakakmu."
"Hyung benar. Aku hanya marah pada ibu, Yoongi hyung kritis karena ibu, iya kan!?"
"Jim, kakakmu kritis bukan karena ibu. Justru kakakmu senang saat ibu datang, hanya saja ibu malah bersujud meminta maaf pada kakakmu. Anak mana yang menerima sujud dari ibu nya? Sakit rasanya, Jim. Dari situ kakakmu kejang sampai akhirnya kritis." Jelas Seokjin secara perlahan.
Seokjin paham dengan sifat adik-adiknya. Apalagi Jimin yang cukup sensitif, sudah berapa kali Jimin adu cekcok dengan Seokjin? Sering bukan?
Lagi-lagi seorang Jimin salah paham dengan keadaan. Jimin terlalu buru-buru menyimpulkan, itu semua karena Jimin masih sakit hati jika melihat sang ibu.
"Hyung mohon ini yang terakhir, Jim. Jangan pernah menyalahkan kakakmu, kakakmu yang sedang berbaring di rumah sakit saat ini sangat menyayangimu. Kau tahu siapa yang di khawatirkan saat dia baru sadar? Kau, Jim!"
"Hyung..." Rengek Jimin. Ingin rasanya Jimin memeluk Seokjin dan meminta maaf padanya.
"Jangan seperti ini lagi, ya? Kau boleh marah pada ibu, tapi hyung mohon jangan pernah membentaknya, karena hyung tidak pernah mengajarkan adik-adik hyung seperti itu."
"Maafkan aku, hyung." Akhirnya Jimin memberanikan diri untuk meminta maaf pada kakak tertua nya itu.
"Maafkan hyung juga, hyung sudah menamparmu, hyung sudah kasar padamu." Seokjin memeluk erat tubuh Jimin.
Saat Seokjin memeluk Jimin, tiba-tiba saja ada yang ikut memeluk tubuh Seokjin dari belakang. Iya, itu Taehyung yang memeluk Seokjin dari belakang, dan di ikuti oleh Jungkook yang memeluk Taehyung dari belakang.
"Jika suatu saat aku akan menyusul Yoongi hyung, Jin hyung harus tetap menjaga anak itikku ini, ya. Aku sayang sekali dengan Jimin."
Deg!
"Tae? Mengapa kau berbicara seperti itu!?" Tanya Jimin dengan tidak santai.
"Semua manusia akan kembali pada sang pencipta, Jim." Jelas Taehyung.
"Taehyung sedang melantur, tentu saja hyung yang duluan meninggalkan dunia ini. Usia kalian itu lebih muda dari hyung." Timpal Seokjin dengan candaan.
"Tapi untuk meninggalkan dunia ini dan menghadap sang pencipta tidak menentukan dari usia seseorang." Apa boleh buat? Taehyung tidak terhibur sama sekali, ia tetap berbicara serius.
"Ah... Kalau begitu kau harus sehat, agar selalu ada disamping Jimin." Jawab Seokjin seraya menepuk pundak Taehyung.
°°•••°°
Yoongi melamun kencang sembari memikirkan sesuatu. Buku yang ia pegang, serta pulpen yang ia putar-putar di jari jemari nya.
"Sepertinya aku harus cepat-cepat rekaman. Aku harus rekaman terlebih dahulu sebelum aku sulit bicara total." Monolog Yoongi.
"Kenapa, hyung?" Tanya Hoseok yang menghampiri Yoongi tiba-tiba.
"Kapan hyung bisa pulang?" Alih-alih menjawab, Yoongi malah bertanya kembali pada Hoseok.

KAMU SEDANG MEMBACA
Just One Day
Fanfic[BEBERAPA BAB DIHAPUS SECARA ACAK KARENA TELAH DITERBITKAN] "Hyung... Aku kenapa?" M i n Y o o n g i ( J u s t O n e D a y ) By Rachalova • 01-08-2021 : #1 - bts 07-08-2021 : #2 - yoongi 29-10-2021 : #1 - tired 25-11-2021 : #2 - army 01-12-2021...