Menikah,.

12 0 0
                                    

Entah mengapa, tiba - tiba ingin menulis topik tentang Menikah.

Tak ada alasan yang pasti,

Dan, bukan karena ingin cepat - cepat menikah ya.

Ini hanya tentang mata saya yang tidak sengaja melihat begitu banyak pernikahan akhir - akhir ini, juga karena tak sengaja mendengar lagu Marry Your Daughter dari Brian Mcknight, lalu karena tulisan seseorang yang begitu menyentuh dan menggerakan jari saya untuk menulis hasil dari logika yang akhir - akhir ini terlalu atraktif tentang topik ini. Hehe!!

Menikah adalah ibadah. Begitu adalah hakikatnya. Menyempurnakan agama, dan menyempurnakan yang kusut menjadi satu kesatuan yang indah. Begitu yang saya dengar.

Namun, saya juga tidak mau sembrono membicarakan topik ini. Saya hanya akan memberi pandangan yang positifnya saja. Sebab, apa yang kita lihat baik, mesti kita abadikan. Yang buruk, tinggalkan, dan jadikan pelajaran.

Begitu banyak publikasi mengenai kebahagian, sebelum, dan setelah menikah.

Ada yang bahagia dengan ucapan, "one step closer".

Ada yang menangis bahagia dengan ucapan, "SAH!".

Ada pula yang begitu merasa berhasil setelah ucapan, "I'M Positive!"

Turut bahagia, melihat mereka bahagia.

Mata mereka terlihat sangat bersinar, senyum yang tak kusadari telah merekah bersama, tangan yang kulihat pula terlihat seperti satu kesatuan, kemudian, kaki yang langkahnya menyatu, sempat tak kukenali sangking selarasnya.

Membuka lembaran baru, merajut asa dan mencatat apapun setiap lembarnya. Barangkali ada satu coretan buruk disitu, namun mereka terlihat saling melengkapi.

Aku yang hanya melihat dari kejauhan, selalu bahagia mendengar berita baik apapun yang mereka sampaikan. Tak pernah bosan, sampai hatiku membuncah rasanya.

Yang lebih romantisnya lagi adalah, kulirik sajadah yang biasa kulihat hanya sendirian, kini telah menemukan pasangannya.

Ia yang tak pernah terlalu menunjukan, namun menikmati apapun tentang berdua, adalah yang selalu kuimpikan. Mereka yang telah menemukan pasangan sepatunya dengan tepat adalah yang kubanggakan. Mereka yang pernah merasa hancur dan gagal, namun tak pernah mengucapkan sekalipun kata untuk berpisah adalah yang kuinginkan.

Barangkali yang utama kucari adalah, kebahagiaan tentang saling memanjat puncak, dengan tangan yang tak pernah berhenti menggenggam, dengan kaki yang tak pernah sekalipun terlambat melangkah, untuk bersama - sama menaiki puncak yang indah.

Dalam tulisan lain, kubaca mereka mengibaratkan, bahwa wanita perlu memilih nahkoda mana yang akan benar menunjukannya menuju tempat pulang sesungguhnya. Tempat yang indah, Surga-Nya.

Aku setuju. 100% Setuju.

Untukmu, yang mungkin suatu saat akan menjadi nahkoda ku,

Kapal yang akan kita naiki, bukan kapal yang indah dan mewah, kapal ini berat, namun mudah terguncang. Ada banyak ancaman di laut yang luas ini, yang ku pertanyakan sebelum menaiki kapal ini adalah tentang kekuatanmu untuk menghadapinya, tentang keyakinanmu untuk membawa kapal ini lebih jauh lagi.

Bisakah?

Membawa kapal ini ratusan hari lagi, ribuan hari lagi, selamanya sampai pelabuhan terakhir?

Jika kapal ini tiba - tiba berhenti, akankah kamu berenang mencari kapal lain? Atau memilih bersamaku menguatkan genggaman dan meyakinkanku untuk tetap berpegangan denganmu, bahwa kapal ini hanya istirahat sebentar, agar kita melihat, ada keindahan disana yang perlu kita lihat sejenak.

Beratkah?

Jadi wanita juga sangat berat, meyakinkan hati dan tetap percaya padamu juga bukan sesuatu yang mudah.

Mengikutimu yang belum kutau, apa yang sebenarnya dihatimu juga berat.

Aku tahu, untuk menemukan kamu yang kuharap, perlu perjuangan menaklukan diri sendiri.

Menjadi penumpang yang bijak untuk menemukan nahkoda yang baik.

Jika jodoh adalah cerminan diri, bagaimana kulihat diluar sana banyak sekali orang yang saling melengkapi.

Jodoh yang bukan seperti kita juga tidak buruk.

Barangkali kebaikan kita akan membawa mereka, atau keburukan kita akan dibuangnya.

Rencana apapun tak pernah kita tau, kecuali atas izin-Nya. Kita hanya sang pencari kunci, Pintu sebenarnya ada diatas, di tangan Sang Pencipta.

###

Sekian.

Aku sempat terhanyut dengan tulisan yang lebih indah diluar sana, sampai saraf - sarafku juga meronta - ronta ingin bercerita.

Lagu yang indah juga turut meluluhkan hatiku.

Cerita mengenai kehaluan itu juga semakin mengitari otakku.

Ah, sudahlah.

Pakai hastag dulu #SayaMasihJombloItuSebabnyaSayaHalu.TapiSabarYaHati.BanyakKeuwuanPasanganHalalDiluarSana.NantiJugaAdaWaktunya

PLAYLISTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang