Bab 23 | 🌸 Mencintai, tapi Cinta itu Menyakiti?🌸

1.6K 201 92
                                    

23. Mencintai, tapi Cinta itu Menyakiti

"Terkadang kita merasakan rasa cinta, setelah rasa kehilangan menghampiri."

-Saina Khairunnisa-
From: TRUE UKHTY
.
.
.

Almira telah sampai di depan rumahnya. Jihan dan Marisa juga sudah pulang dengan memesan taksi online. Kini, Almira memasuki rumahnya dengan penuh rasa yang dirinyapun tak tahu apa.

"Bibi ... bunda sama papa belum pulang?" tanya Almira.

"Belum Non, mungkin sebentar lagi," ucap bi Ara, pembantu di rumah Almira.

Almira berjalan mengarah ke kamarnya, terasa sesak mulai menyelimutinya. "Akhh!!! Rasa ini, kembali lagi, sesak sekali," gumam Almira yang terduduk lemas dibalik pintu kamarnya.

"Obat, di mana ...," lirih Almira sambil mencari-cari obatnya. Namun, kakinya terasa lemas, sebuah gelas yang di atas meja terjatuh dan membuat bi Ara mendengar suara gelas pecah.

"Non ...," pekiknya kala melihat Almira telah terduduk lemas.

"O ... obat bi ...," ucap Almira. Dengan sigap bi Ara mengambil obat di dalam lemari dan mengambil minum yang berada di atas meja.

"Ini Non," ucap bi Ara dan segera Almira meminumnya.

Saina, ibunda Almira. Ia baru pulang setelah memerika proyek baru. Setelah mendengar ada kebisingan di kamar Almira dengan segera ia berlari. Begitu juga Harun, papa Almira. Ia segera mengikuti langkah sang istri.

"Nak? Kamu kenapa? Sesak?" tanya Saina panik sambil mengelus puncak kepala Almira.

Almira menggeleng kepala dengan wajah pucat. Harun dengan segera mengangkat putrinya ke atas kasur agar berbaring dengan nyaman.

"Nak, mau ke rumah sakit?" tanya Harun. Almira menggeleng.

"Traumamu kambuh lagi, apa ada yang menyakiti mu?" tanya Saina.

Almira bangkit dari tidurnya, ia sangat tak menginginkan kedua orang tuanya khawatir. "Pa, Bunda, sepertinya Almira mulai menyukai seseorang," ucap Almira polos.

Biasanya seorang anak jarang sekali mengutarakan rasa sukanya terhadap orang lain kepada orang tua. Mungkin ada, salah satunya Almira. Dia tak segan-segan menceritakan kehidupannya kepada orang tuanya, kecuali rasa sakitnya.

"Alhamdulillah, bagus itu mah," ucap Harun.

"Tapi kenapa kamu malah sesak? Apa si 'masa lalumu' mengganggu?" tanya Saina khawatir.

Almira menggeleng. "Orang yang Al sukai, pacaran dengan orang lain," ucap Almira dengan menundukkan kepalanya.

"Terkadang kita merasakan rasa cinta, setelah rasa kehilangan menghampiri," ucap Saina.

"Iya Bund, rasanya sesak sekali," ucap Almira.

Harun mengelus puncak kepala Almira. "Nak, suatu saat nanti kamu pasti akan menemukan seseorang yang tepat. Sekarang yang papa mau, kamu harus berusaha melupakan 'masa lalu' kelammu. Kalau kamu mau, papa akan suruh 'masa lalumu' pergi," ucap Harun tegas.

Almira tersenyum ramah. "Engga kok Pa, 'dia' sudah engga mengganggu lagi. Hanya saja trauma Almira yang terlalu dalam," ucap Almira.

Harun dan Saina mendekap Almira dalam pelukannya. "Hangat ..., rasa sesakku akan dengan mudah sembuh bila kalian disisiku," ucap batin Almira.

***

Pagi hari terasa begitu cepat, Almira sudah bersiap untuk berangkat sekolah. Hari ini, Harun secara khusus mengantar sang putri kebanggaannyan. Setiap hari senin bila tak ada pekerjaan di pagi hari, Harun sangat antusias mengantar sang putri.

True Ukhty | Telah Terbit✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang