Selamat membaca !!
------------
"Good pagi" sapa Misel kepada teman sekelasnya yang sudah hampir semua hadir karna memang sudah hampir jam 7 beberapa menit lagi, yang dibalas oleh temannya. Walaupun hampir semua sudah hadir, tetapi tidak ramai karna hanya 15 orang yang harus hadir.
Dimasa pandemi ini, sekolah menerapkan sistem shif untuk belajar secara langsung. Jika keadaan normal seharusnya dalam sekelas bisa 30 lebih, maka sekarang di masa pandemi hanya bisa setengahnya dan setengah lagi shif besoknya. Bersyukur bisa sekolah secara langsung, setidaknya ada materi yang di pahami. Tidak seperti ketika Daring, tugas mencatat menumpuk tapi tidak mengerti apa yang di tuliskan di buku.
"Eh, tugas bahasa indonesia udah belum ?" Tanya Irzan, setelah dia mendudukan diri.
"Tugas ?" Bingungnya dengan kening mengerut "yang mana ?"
"Nah nah, dia mah gitu. Pura-pura gak tahu, giliran nanti di suruh ngumpulin udah selesai." Sahut teman cowoknya yang lain, Panji.
Kekehan timbul di bibir Misel yang tertutup masker "Serius,, gue gak tahu !! yang mana ? Terakhir pak Nana kasih tugas cuma yang di Classroom, di suruh buat teks prosedur."
"Iya yang itu. Lo pasti udahkan ?"
"Udahlah, orang tugasnya juga udah lama. Lagian gak ngerjain juga gak papa, gue jamin pak Nana gak bakal masuk lagi hari ini" jelasnya, mengingat guru bahasa indonesia nya itu belum pernah memasuki kelasnya.
"Gue heran, dia itu ada masalah apa sih sama kelas kita ? sejak awal pembelajaran, dia gak pernah masuk." Dumel Panji. "Udah ada sekitar 5 kali loh dia gak masuk" lanjutnya, mengangkat kelima jarinya setelah menghitung.
"Udahlah, biarin aja. Lagian kita juga enak freeclass, lumayan bisa nonton anime" sahut Zikri.
"Anime mulu lo. Lama-lama jadi zombie nyaho lo" dengus Misel melihat Zikri yang anteng di bangkunya dengan mata menatap layar handphone yang di miringkan.
"Cewe diem aja, gak bakal ngerti" jawabnya yang dibalas dengusan.
Melihat semuanya fokus ke kegiatan masing-masing, Misel membalikkan tubuh nya ke bangku belakang yang di tempati oleh Rosa.
"Heh !! Ngapain lo, fokus amat sama handphone"
"Lagi mantengin om duda hot" jawabnya dengan senyum-senyum.
Misel bergedik ngeri melihat itu "Astaga,, kelamaan jomblo, selera lo jadi duda ? Miris banget sih, padahal adek kelas kita banyak yang ganteng-ganteng loh."
"Kalah jauh mereka sama yang ini, udah ganteng, tajir, hot lagi. Aaa,,, kapan coba gue bisa jadi istrinya" pekiknya tertahan, bisa di kira gila dia sama anak-anak cowo yang ada di sini.
Mengabaikan kegilaan temannya, pandangannya beralih kesamping.
"Okta, sini dong gabung. Jangan diem disana terus !" Ajak Misel kepada satu perempuan lagi yang ada di kelas ini, dia duduk di kursi yang terhalang oleh Irzan.
Jadi posisi nya tuh, kan bangku kelas hanya di isi oleh satu meja satu orang karna social distancing. Dan di kelas ini ada sekitar 25 meja, sedangkan murid jumlahnya hannya 15 orang, itupun kadang ada aja yang bolos. Semakin keliatan dan banyak kan meja yang kosong.
Untuk tempat duduk itu udah di kasih nomor menurut absen, tapi emang dasarnya susah di atur, ada aja yang duduk seenaknya. Kecuali ketika jadwal yang gurunya disiplin, baru mereka diam di tempat yang sudah di tentukan.
Nah, Misel duduk di bangku baris kedua sebelah pintu dan di meja kedua dari depan, sebelah kanan nya Panji, sedangkan di kirinya Irzan, di sebelah Irzan Okta. Intinya gitu.
KAMU SEDANG MEMBACA
OTHER SIDE ( Hiatus )
Teen Fiction"Kegilaan apa ini ?? !!"-Miselia "Jika aku tidak bisa memilikimu, maka orang lain pun tidak akan pernah bisa. Mati lebih baik dari pada kamu dimiliki oleh orang lain"-Vander ------------