11. kejadian minimarket

256 17 1
                                    

Happy Reading

____________________________

"Sejatinya, setiap orang punya tempat masing-masing dalam segala hal."

_other side_

_______________
____________________


"Totalnya Rp 289.000, mbak. Ada tambahan Pulsa atau minuman ? Kebetulan kami juga ada promo minuman."

Misel menyodorkan 3 lembar uang berwarna merah.

"Itu aja mbak."

"Ini mbak, terima kasih sudah berbelanja."

Misel mengambil kantong kresek yang di sodorkan dan keluar dari mini Market, dia duduk di kursi yang telah disediakan untuk menunggu ojol yang dipesannya.

Tangannya merogoh sebotol mineral di kantong belanjaan yang di simpan di meja dan menegaknya.

Kendaraan yang berlalu lalang menjadi objek penglihatannya.

Sepasang kekasih yang terlihat bertengkar disebrang jalan membuat atensinya terfokus. Mereka terlihat adu mulut, si pria yang terlihat memaksa perempuannya untuk menaiki mobil yang ditolak oleh perempuan tersebut.

"Mereka gak malu apa jadi bahan tontonan?"

"Apa susahnya si cewek masuk ke dalam mobil, trus si cowoknya juga tolol, ceweknya gak mau kok di paksa" -dewi batinnya berkomentar.

Melihat pasangan itu, dia jadi teringat Vander. Tadi dia meninggalkannya yang sedang tertidur di apart, sepulang sekolah tadi dia langsung di bawa oleh Vander ke apartnya tanpa mengganti baju.

Peristiwa Vander yang mengamuk dan menyakiti dirinya sendiri sudah terlewat dua minggu yang lalu. Luka di tangan dan lebam di wajahnya pun sudah menghilang.

Dan sejak saat itu, entah kenapa Vander semakin menempel padanya. Berimbas pula kepada kegiatan Misel yang jika mau melakukan sesuatu atau mau pergi harus memberitahunya terlebih dahulu.

Dia tidak mempermasalahkan, lagipula hanya mengabari. Tapi dia juga tidak selalu melaporkan atau izin kepada Vander setiap melakukan sesuatu atau kegiatan. Hanya memberitahu jika dia akan keluar rumah saja.

Ekhem

Pandangan Misel teralih

"Kosongkan ? Numpang duduk."

Tatapan aneh Misel berikan kepada pemuda yang berbicara tadi. Buat apa minta izin kalo dia sendiri sudah mendudukan diri di hadapannya.

"Iya. Silahkan."

Melihat pemuda di depannya, sepertinya mereka seumuran. Dilihat dari celana abu sekolah yang dikenakannya dan jaket hitam dengan logo burung garuda di belakang yang melapisi tubuh lelaki di hadapannya yang sudah pasti untuk menutupi kemeja sekolahnya.

Ganteng

Kata itu terlintas di kepalanya,

Tapi, masih gantengan Vander.

Mengabaikan pemuda di depannya, tangan Misel memainkan botol mineral di hadapannya.

Mana sih bang ojol lama banget.

"Sendiri ? Atau lagi nunggu seseorang ?" Tanyanya membuka obrolan.

"Iya."

Kedua sudut bibir pemuda tersebut terangkat,"Cuek banget sih !"

OTHER SIDE ( Hiatus ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang