5. Rumah Vander

472 31 0
                                    

Happy Reading !!!!

----------

"Kok masih kosong bukunya ??" tanya Misel setelah tadi keluar untuk menyuruh Rosa pulang terlebih dahulu, kasian kalo di suruh menunggu terlalu lama, dia juga pasti pengen cepet-cepet pulang

Tak apalah, biar nanti dia pulang dengan ojol.

"Gak ada pulpen"

Menghela nafas, dia membuka tasnya dan mengambil pulpen miliknya, lalu memberikannya kepada Vander tanpa kata.

"Buruan kerjain, nanti keburu pulang gurunya."

Sambil menunggu, dia membuka hp miliknya dan memainkannya. Dirasa bosan, dia menyimpan kembali.

Tubuhnya dia balikkan ke arah belakang untuk melihat Vander.

"Astaga !! di cepetin dong, kok santay banget sih !" Geramnya, saat Vander begitu santay mencatatnya.

"Kapan mau selesai kalo gitu, apalagi ini 2 lembar yang harus di salin." Omelnya, padahal dia sudah berbaik hati memberikan contekan dari jawaban miliknya.

Tadi dia sudah menyuruh untuk Vander yang mengumpulkan sekalian punya dirinya, tapi di tolak dengan keras.

Waktu terus berjalan, terhitung sudah 45 menit Misel menunggu dengan penuh kebosanan. Dilihatnya Vander yang sudah merapikan kertasnya, helaan napas lega keluar dari mulutnya.

"Udah ?" Yang di balas anggukan Vander.

"Lain kali, kalo nggak tau itu di tanyain." Beritahu Misel.

Dia pun menggendong kembali tas yang di simpannya dan mengambil kertas tersebut. Setelah itu mereka berjalan keluar kelas dengan keadaan hening.

Di pintu keluar menuju gerbang mereka berpisah. Vander yang berjalan ke arah parkiran, sedangkan Misel harus menyusuri koridor lagi untuk sampai di ruang guru. Sesudah menyimpan kertas tersebut, dia berjalan ke luar halaman sekokah, dan berdiri di pintu gerbang.

Jari-jarinya bergulir di atas hp untuk memesan ojol. Sekitaran sekolah sudah sepi, hanya tinggal beberapa kendaraan yang masih terparkir.

Suara motor mengalihkan pandangannya, dahinya mengernyit melihat sebuah motor sport yang berhenti di sebelahnya, orang tersebut memakai helm full face dengan jaket hitam yang melapisi tubuhnya.

"Naik" ucap nya di balik helm.

"Hah" bingung Misel, orang tersebut membuka helmnya, terlihatlah wajah tampan Vander tanpa masker, alasan kenapa dia mengetahui itu Vander adalah tatapan dan juga hanya mereka yang tinggal tersisa disana. Kulit putih kecoklatan mulus, dengan hidung ala prosotan Tk, bibir merah jambu dan ketebalan yang pas, benar-benar visual yang sempurna.

"Naik, pulang bareng gue !!" Titahnya

"Ehehe, makasih. Tapi gue udah pesan ojol." Ringisnya, dan menolak halus Vander dengan memperlihatkan tampilan aplikasi ojolnya.

Vander merebut ponsel di genggaman Misel, jempolnya bergulir di atas layar hp, setelah itu menyimpan hp tersebut di saku jaketnya.

"Ih !! Lo apa-apaansih" kesal Misel.

"Naik, atau hp lo gak akan gue kasih" Ancam nya.

OTHER SIDE ( Hiatus ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang