WARNING⛔️
BAPER,NYESEK, AGRESIF, KASAR🔞⚠️
[SILAHKAN DIBACA TAPI AWAS KETAGIHAN?!]
"Lo amnesia?"
Nadine Aldabella, seorang gadis amnesia yang melakukan percobaan bunuh diri namun naas, takdir menyelamatkan hidupnya dan bertemu dengan Sagara Abraha...
JANGAN HANYA STUCK PADA PART 1! PART LAINNYA LEBIH SERU, DAN DIJAMIN KETAGIHAN.
NGGAK PERCAYA? COBA AJA!
MARI MENGBAPER DAN EMOSI BERSAMA!!!!
HAPPY READING!✨
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
PLAK
BUGH
"ANAK SIALAN!"
"DASAR BEBAN ORANG TUA!"
"PERGI ANAK HARAM!"
Sebuah teriakan bariton berasal dari pria paruh baya yang sedang mabuk, dengan kondisi ruang tamu selalu dipenuhi pecahan pecahan kaca.
Seorang gadis yang tengah terduduk di lantai dengan kedua pipi lebam dan luka luka disekujur tubuh. Keadaannya terlalu lemah karena terkena tamparan dan pukulan dari pria paruh baya yang merupakan ayahnya. Tapi, gadis itu tidak menangis dia hanya diam membisu seakan jiwa dan tubuhnya memang sudah hilang.
"Papa.." lirihnya dengan sangat lemah, gadis itu masih bisa tersenyum samar.
Hidupnya memang tidak pernah ada kebahagiaan, apakah jika dia mati akankah ada kebahagiaan di alam sana?
Jika di dunia ini penuh penderitaan, bagaimana dunia lain? sepertinya menarik untuk dicoba.
"JANGAN PANGGIL SAYA! KAMU BUKAN ANAK SAYA! KAMU ANAK ADOPSI! KAMU PEMBUNUH ISTRI SAYA!" Teriak pria paruh baya itu.
Untuk pertama kalinya dia mengetahui sebuah fakta bahwa dia memang bukan anak kandung dari keluarga ini. Keluarga yang tidak bisa disebut dengan keluarga. Hanya penuh kesengsaraan dan kesepian.
Cukup, dia tidak kuat.
"PERGI KAMU SAMPAH!" tiga kalimat itu ternyata adalah kalimat makian terakhir yang dia dengar dari mulut pria paruh baya itu.
Dengan kondisi tubuh yang melemah, gadis itu tetap berjalan menyusuri panjangnya arah jalan. Tidak tahu sampai mana perjalanan ini berhenti.
Air mata tidak bisa lagi menetes, tangannya dikepal kuat untuk berusaha menahan segala pikiran berujung dosa.
"Papa, Mama, kalian disurga ya? aku boleh ikut?" bibir gadis itu bergetar, selama enam belas tahun dia telah menderita tidak pernah merasakan sedikit kebahagiaan.
Bahkan 'mama' yang selama ini ia kira mama kandungnya juga jahat pada dirinya, tidak jauh dengan papa angkatnya. Dia selalu dituduh membunuh mama angkatnya, padahal sebenarnya mama angkatnya bunuh diri karena ulah pria paruh baya itu yang selalu berselingkuh.
Sekarang, gadis itu tahu. Ini alasan dia selalu dibenci, dimaki dan tidak dianggap keberadaannya. Tapi mengapa papa angkatnya menyebutnya anak haram? bukankah itu terlalu kejam?
