Nadine terkejut saat ada suara Saga dibalik pintu. Buru buru dia menghapus air mata nya, Nadine tidak ingin Saga mengetahui kesedihannya.
Ceklek
Nadine membuka pintu kamar mandi dan langsung bertatapan dengan manik mata Saga bersama ekspresinya yang selalu datar.
"Kamu ngapain disini?" tanya Nadine dengan kikuk mencoba berpura pura tidak terjadi apa apa. Tapi, Saga tidaklah bodoh. Ia sangat membenci kepalsuan yang perempuan itu buat. Saga menarik tubuh Nadine lalu ia peluk dengan erat seolah tidak ingin melepaskan perempuan dihadapannya ini. Tentu saja Nadine sangat terkejut, untuk pertama kalinya Saga memeluk Nadine.
"Sa..." Nadine berusaha melepaskan pelukan Saga namun perkataan Saga membuat perempuan itu menutup mulutnya.
"Diem! Nggak usah sok kuat." sentak Saga masih memeluk Nadine dengan erat. Nadine tersentuh mendengar perkataan Saga.
"Jangan ditahan, keluarin." suara Saga perlahan menjadi lembut dia mengusap rambut Nadine dengan tulus. Mata Nadine seketika memanas, kini air mata nya dengan berani mencoba untuk keluar lagi.
"Maaf ya? Ini salah gua seharusnya gua nggak biarin lo tampil cupu gini, seharusnya gua nggak bilang ke semua orang kalau lo pembantu gua. Gua yang salah Nad." lirih Saga, Saga menggelamkan wajah nya di cerukan leher Nadine.
Nadine terdiam mendengarkan setiap kata yang keluar dari mulut Saga. Bolehkah Nadine ingin waktu berhenti saat ini juga? Nadine selalu ingin melihat Saga bersikap lembut seperti sekarang. Ntahlah, sikap lembut Saga selalu membuat Nadine berdebar tak karuan.
"Nangis aja, gua nggak akan lihat." kata Saga dengan singkat. Perkataan ini akhirnya berhasil membuat dinding pertahanan Nadine seketika runtuh. Air mata yang sedari tadi ia tahan kini meluruh mengalir di kedua pipinya dan membasahi seragam Saga.
"Habisin air mata lo, tenang aja dada gua lebar jadi lo bisa sepuasnya nangis." celetuk Saga dengan santai tapi berhasil membuat Nadine hampir tertawa.
Setelah sepuluh menit berlalu, akhirnya Nadine berhenti menangis. Ntahla ada perasaan nyaman tersendiri berada di pelukan Saga. Begitupun Saga yang juga ikut merasa tenang saat memeluk Nadine.
Nadine menarik ingusnya, penampilan perempuan itu sungguh tidak enak dipandang. Kedua mata yang sembab, hidung merah dan pipi yang basah karena air mata.
"Saga, baju kamu basah.." cicit Nadine melihat seragam Saga yang sudah basah dengan percampuran air mata dan ingus menjadi satu. Saga berdecak pelan melihat seragam nya namun dia tidak banyak berkomentar. Saga memperhatikan wajah Nadine dengan ekspresi geli.
"Lo jelek banget, cuci muka dulu sana." ketus Saga dengan telapak tangannya meraup muka Nadine.
"Terimakasih Saga.." kata Nadine dengan tulus, kedua manik matanya menatap Saga dengan lekat. Sedangkan Saga hanya membalas dengan senyuman tipis.
KAMU SEDANG MEMBACA
TROVA
Teen FictionWARNING⛔️ BAPER,NYESEK, AGRESIF, KASAR🔞⚠️ [SILAHKAN DIBACA TAPI AWAS KETAGIHAN?!] "Lo amnesia?" Nadine Aldabella, seorang gadis amnesia yang melakukan percobaan bunuh diri namun naas, takdir menyelamatkan hidupnya dan bertemu dengan Sagara Abraha...