Epilog.

1.2K 166 36
                                    

"Kamu gak salah pakai baju kaya gitu?" Jihyo terkekeh ketika melihat kekasihnya, eitss. Tunangan nya itu memakai pakaian formal, padahal hanya sekedar makan malam di rumah keluarga Jihyo.

"Aku harus memberikan kesan terbaik pada calon orang tua baru aku."

"Yaudah, ayo! Cepet, udah pada nunggu di dalam." Jihyo menarik tangan Tzuyu, namun yang ditarik malah menahan nya.

"Kenapa?" Tanya Jihyo.

"Tiba-tiba perut aku mules." Jihyo tertawa melihat wajah Tzuyu yang pucat bahkan keringat menetes di sekitar kening nya.

"Yaudah, ayo ke toilet." Sebisa mungkin Jihyo menahan tawa nya, melihat sikap Tzuyu yang tidak seperti biasanya.

"Enak aja!, muka aku mau ditaruh mana coba!, masa iya baru dateng udah ke kamar mandi aja." Jihyo kembali tertawa melihat wajah panik kekasihnya itu.

"Kamu tahu gak sih?, kamu tuh kebanyakan tingkah. Liat aku sekarang, ini bukan pertama kalinya kamu ketemu keluarga aku, bahkan keluarga aku pun tahu kamu dan sangat menyukai kamu. Jadi gak ada alasan bagi mereka untuk nolak kamu menjadi menantu nya."

"Oke. Aku udah siap." Tzuyu menarik nafas dalam-dalam, sebelum akhirnya melangkah kan kakinya ke dalam rumah Jihyo.

✨✨✨

Benar saja, Tzuyu sangat di Terima dengan baik di keluarga besar Jihyo. Kini mereka sedang membicarakan masa-masa Jihyo kecil, atau kelakuan-kelakuan Jihyo dulu yang sangat aneh.

"Tau gak sih, ma. Dulu tuh kak Jihyo pernah bilang kalau cinta pertamanya itu Kak Jeongyeon, tapi ternyata jodohnya sama yang lain." Kata adiknya Jihyo. Pernyataan itu justru membuat Jihyo kaget, pasalnya kekasihnya ini tidak pernah tahu mengenai cerita tentang cinta pertamanya.

"Iya, dulu tuh Jihyo selalu berduaan sama Jeongyeon waktu jadi trainee, mama kira juga dulu mereka pacaran."

"Apasih, ma. Aku sama Je itu cuman temenan kok, itu karena memang aku sama Je sering ngabisin waktu bareng semasa Trainee. Tapi beneran cuman temen kok." Jelas Jihyo sambil melirik kekasihnya yang sedang asik menyimak pembicaraan keluarga Jihyo.

"Iya, mama tau kok."

"Iya sih, Ma. Aku juga ngiranya tuh dulu mereka pacaran, deket banget. Udah kaya perangko." Ucap Tzuyu sambil tertawa kecil.

"Ihh, aku gak pernah pacaran sama Je!, kamu juga ngapain ikut-ikutan coba." Kesal Jihyo.

Mereka pun semakin larut dalam berbagai topik pembicaraan, hingga Tzuyu secara tiba-tiba dipanggil oleh Ayah Jihyo. Seperti sudah saat nya Tzuyu memulai pembicaraan serius. Jujur saja ini adalah bagian yang paling ia takuti.

"Duduk, Tzuyu." Pintah Ayah Jihyo, yang langsung di turuti Tzuyu.

Kini keduanya sudah duduk menyamping di halaman belakang rumah keluarga Jihyo, beberapa keluarga lainnya sedang asik bercerita di tengah sana.

"Kamu beneran sayang sama Jihyo kan?" Belum apa-apa saja, Tzuyu sudah kaku.

"Iya, Pa. Saya beneran sayang sama Jihyo." Balas nya.

"Papa tahu, kamu sama Jihyo sudah cukup lama berpacaran, pasti berbagai permasalahan sudah kalian hadapi, tapi kamu tau kan? Kalo menjalani pernikahan tentu berbeda." Tzuyu hanya mengangguk mengerti.

"Tidak selamanya akan berakhir manis, Papa tidak akan meminta kamu untuk terus membuat Jihyo bahagia, karena pernikahan itu bukan hanya tentang kebahagian saja. Papa cuman minta, jangan pernah kamu menyakiti Jihyo secara fisik, ataupun mengkhianati nya."

"Iya, pa. Tzuyu gak bakal ngelakuin itu."

"Bagus kalau gitu, lalu bagaimana dengan kedua orang tua kamu?"

"Mhmm. Aku sama Jihyo bakal menemui keluarga aku di Taiwan. Memang ada sedikit masalah, tapi Tzuyu janji semua akan baik-baik aja dan gak bakal ada permasalahan apapun yang bisa menyakiti Jihyo."

"Untuk urusan itu, Papa gak bakal ikut campur. Papa yakin kalian tahu mana yang terbaik untuk hubungan kalian."

"Makasih, pa."

Setelah percakapan itu, Ayah Jihyo pergi menuju keluarganya berkumpul di tengah sana, ia juga mengajak Tzuyu untuk berkumpul, tapi Tzuyu masih ingin duduk disana melihat keluarga kekasihnya yang begitu harmonis, tidak seperti keluarganya.

"Mikirin apa kamu?" Tanya Jihyo yang menghampiri kekasihnya itu, lalu duduk di tempat Ayahnya tadi.

"Mikirin kita."

"Kenapa?, tadi Papa ngomong apa?"

"Kepo kamu!"

"Ish!"

"Oh, iya. Kok kamu gak pernah bilang sih kalo kamu naksir sama Kak Je!"

"Apaan sih, aku gak pernah naksir sama Je! Ngaco kamu!"

"Tadi adik sama mama kamu sendiri loh yang bilang,  kan aku jadi kaya nge-halangin hubungan kalian berdua."

"Tzuyu!, sekali lagi ngomong kaya gitu, aku beneran marah loh!"

"Iya, aku cuman bercanda kok. Lagian ngeliat kamu kemarin sampai kaki patah gara-gara kita putus aja, udah ngebuat aku yakin pake banget kalau kamu secinta itu sama aku." Kata Tzuyu dengan bangga.

"Itu namanya kecelakaan tidak disengaja, bukan karena kamu, ya."

"Yakin?"

"Tau ah."

Tzuyu tertawa terbahak-bahak melihat kekasihnya yang sedang ngambek.

"Aku sayang kamu, Jihyo." Ucap Tzuyu sambil mencubit kedua pipi kekasihnya itu.

"JIHYO, TZUYU! JANGAN MESRA-MESRAAN DISINI, GAK MALU APA!"

Opps!

✨✨✨

Epilognya panjang banget ya. Wkwk.

Masih ada yang baca kah? Wkwk.

-caca-

Ours | JITZU ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang