28. Udahan.

1K 165 38
                                    

Jam sudah menunjukkan dua dini hari dan Tzuyu baru saja sampai di apartemen Jihyo dengan wajah letih nya, ia juga baru saja mengantar Yoona pulang ke rumah nya.

Tanpa sengaja Tzuyu melihat Jihyo yang sedang duduk di Kitchen bar dengan dua botol soju diatasnya. Tzuyu menyadari bahwa sedang terjadi sesuatu terhadap kekasihnya itu, ia pun mendekat kearah nya.

"Jihyo, kamu kenapa?" Ucap Tzuyu sambil memegang bahu Jihyo dari belakang.

Mata Tzuyu membalak kala melihat kotak cincin yang selama ini ia sembunyikan dari Jihyo berada di atas meja kitchen bar dan itu menjadi tanda bahwa Jihyo sudah mengetahui cincin itu dan maksud dari barang itu.

Jihyo tidak menyahut atau menatap Tzuyu, ia justru kembali menuangkan soju kedalam gelas kecil lalu meminum nya dalam sekali tegukan.

"Jihyo?" Panggil Tzuyu lagi. Tzuyu sudah benar-benar ketakutan. Ia takut melihat Jihyo kecewa, takut melihat Jihyo pergi darinya.

"Kamu tahukan, apa arti dari menjalin hubungan?" Tanya Jihyo. Sedangkan Tzuyu hanya terdiam.

"Saling percaya, saling jujur, dan saling mencintai. Tapi sampai saat ini aku tidak mendapatkan satu poin dari itu semua. Lucu bukan? Kita menjalin hubungan selama lebih dari tujuh tahun, tapi banyak kebohongan selama itu." Jihyo tertawa diakhir kalimatnya, lalu menatap Tzuyu.

"Kenapa kamu gak cerita sama aku?, apa kamu gak percaya sama aku atau–" Ucapan Jihyo terpotong.

"Aku percaya sama kamu!, Jihyo. Tolong ngertiin aku. Aku selama ini berjuang untuk kita, untuk hubungan kita!" Entah mengapa nada bicara Tzuyu meninggi.

"Berjuang? Apa yang sudah kamu dapatkan dari perjuangan kamu?! Bahkan sampai sekarang, aku gak lihat keberhasilan itu dari kamu, satu persen pun gak ada. Kamu gak jujur sama aku, Tzu. Kamu egois?!" Wajah Jihyo sudah memerah, ia bahkan bangun dari posisi duduknya dan mengeluarkan semua emosi yang tertahan pada dirinya.

"Aku egois?!, kamu yang gak pernah ngertiin aku!, kamu yang gak tahu apa-apa!–"

"Gimana aku mau ngertiin kamu, kalau kamu aja gak bilang apa-apa sama aku, kamu gak jujur!" Jihyo menunjuk Tzuyu tepat di depan dada nya, Tzuyu hanya diam.

"Kamu tahu? Apa yang membuat aku semarah ini sama kamu?, aku tahu semuanya tentang kamu!, tapi aku diam. Aku membiarkan kamu untuk cerita sama aku suatu saat nanti, tapi justru kamu lebih milih untuk cerita dengan orang lain dibanding aku. Kamu gak bisa berjuang sendirian, atau berjuang bersama orang lain yang gak ada sangkut pautnya dalam hubungan kita, ini adalah hubungan kita dan kita juga yang harus menyelesaikannya, bukan orang lain."

"Kamu egois, Tzu." Saat itu juga air mata Jihyo sudah menurun deras membasahi kedua pipi nya.

"Kita udahan aja, ya." Satu kalimat dari Tzuyu membuat Jihyo justru menatap kekasihnya itu dengan tidak percaya. Tindakan yang kekanakan.

"Kamu benar, aku egois dan aku tidak jujur sama kamu... Mungkin dengan berakhirnya hubungan ini, kita bisa intropeksi diri dalam kesalahan yang sudah kita buat." Kata Tzuyu tanpa menatap Jihyo balik. Karena tidak sanggup melihat kedua mata Jihyo yang sudah mengeluarkan air mata.

"Bahkan disaat seperti ini, kamu lebih memilih untuk menyudahi nya dibanding berjuang bersama-sama, kamu pengecut." Jihyo pun beranjak dari sana dan masuk ke dalam kamar, lalu menangis sejadi-jadinya di dalam, begitu pun Tzuyu.

✨✨✨

Beberapa saat lalu.

Tanpa terduga Yoona benar-benar datang ke apartemen dengan makanan yang jumlahnya cukup banyak, Tzuyu pun menerima kehadiran Yoona dengan baik.

"Terimakasih, kak. Sebenernya kakak gak usah ngasih ini semua, saham perusahaan turun dan beberapa pemegang saham meminta menarik sahamnya kembali, aku minta maaf kak tidak bisa menjanjikan keuntungan." Tzuyu mengambil plastik yang berisi makanan dari Yoona dan sedikit lesuh karena tidak enak dengan rekan bisnis nya itu.

"Aku disini bukan sebagai rekan bisnis kamu, Tzu. Aku disini buat jadi teman untuk kamu, dan kamu bisa cerita sama apapun itu. Lagi pula aku tidak minta narik saham kembali kok." Yoona memberikan senyuman nya pada Tzuyu, berusaha meyakinkan Tzuyu.

"Terima kasih kak."

"Makasih terus. Aku juga mau bilang makasih sama kamu karena udah tolongin aku waktu itu, kalau gak ada kamu mungkin nyawa aku udah melayang, Tzu." Yoona sedikit terkekeh di akhir kalimatnya.

"Sama-sama kak."

Mereka pun mulai makan bersama, beberapa kali Tzuyu mengeluarkan keluh kesah nya terhadap pekerjaan yang sangat sulit karena masalah ini, dan Yoona pun memberikan solusi terbaik pada Tzuyu, atau sekedar memberikan semangat padanya.

Tanpa sadar Tzuyu mulai menceritakan hubungan nya dengan Jihyo yang memang harus ia akhiri karena kegagalan nya menjalankan perusahaan dan desakan ayahnya yang meminta dirinya untuk segera kembali ke Taiwan.

"Aku harus menyudahi semua nya, kak. Aku gak bisa terus sama dia, kalau semua perjalanan hubungan ini penuh dengan kebohongan. Aku terlalu takut menyakitinya," Ucap Tzuyu dengan air mata yang sudah turun membasahi kedua pipinya.

"Kamu masih sayang kan sama dia?, kamu masih bisa berjuang untuk hubungan kalian." Balas Yoona.

"Selama satu tahun lebih, aku udah berusaha berjuang untuk hubungan ini tapi aku gagal, aku gak bisa nerusin ini lagi, aku gak mau terus berjuang jika hasil yang aku dapat hanya membuat dia kecewa dan berakhir dengan tangisan. Aku harus merelakan kebahagian Jihyo dengan orang lain."

"Walau itu menyakitkan kamu?" Sebuah kalimat dari Yoona membuat tangisan Tzuyu semakin kencang, ia harus mulai merelakan Jihyo orang yang ia sayangi bersama orang lain walau itu menyakiti dirinya.

Yoona pun membawa Tzuyu kedalam pelukan nya, untuk memberikan ketenangan pada nya.

"Aku sudah gagal. Aku gagal dalam menjalankan perusahaan ini, dan aku juga gagal dalam hubungan ku." Ucap Tzuyu lagi dengan suara bergetar.

"Bahkan aku tidak bisa mencintai nya lagi, aku akan meninggalkan nya..."

"Pasti ada cara lain, Tzu." Balas wanita yang menjadi lawan bicara Tzuyu.

"Cara lain? Sudah belasan tahun aku memikirkan dan menunggu, tapi sampai detik ini aku belum mendapatkan apapun, aku sudah gagal." Kini Tzuyu sudah menangis di dalam pelukan wanita yang tak lain adalah Yoona.

"Aku gak tau lagi harus gimana, aku sudah gagal."

"Aku akan meninggalkan nya, aku tidak sanggup..." Yoona hanya bisa menenangkan Tzuyu dengan mengelus punggung nya.

Dan dari situlah Jihyo datang dan melihat apa yang terjadi, bukan rasa cemburu karena Tzuyu telah berpelukan dengan orang lain, melainkan ia cemburu karena orang itu berhasil membuat Tzuyu mengeluarkan apa yang ada di isi hatinya, sebuah luka yang sampai saat ini Jihyo tidak melihatnya walau sering bersama dengan Tzuyu.

Ia kecewa dengan dirinya sendiri.

✨✨✨

Gimana nih, udahan beneran mereka?

Yahhhh :(

Hehehe.

Jangan lupa untuk Vote dan Comment kesan kalian terhadap cerita ini.

-CaCa-

Ours | JITZU ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang