x | kebetulan

746 181 31
                                    

Terkadang manusia berpikir apa yang terjadi dalam hidup mereka adalah sebuah kebetulan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Terkadang manusia berpikir apa yang terjadi dalam hidup mereka adalah sebuah kebetulan. Di mata kita, mungkin kita merasa, dengan siapa kita bertemu, apa yang telah terjadi, dan apa yang akan terjadi, merupakan siklus kehidupan yang tak pernah direncanakan.

Nyatanya, orang yang menganggap suatu kejadian merupakan kebetulan kemungkinan belum begitu paham arti kehidupan. Lantaran pesimis, mereka menjadikan kata 'kebetulan' sebagai kata yang menenangkan hati. Sebaliknya, mereka yang menganggap kejadian merupakan takdir adalah mereka yang bisa menerima kenyataan dan mau memperbaiki diri.

Dan ketika dia ditemukan kembali dengan Jake di restoran ini setelah sekian purnama terlewati, Cecil merasa bahwa ini bukanlah kebetulan, melainkan kesempatan baginya untuk memperbaiki apa yang terjadi lampau. Terdengar lebay ketika sebenarnya tidak terjadi apa-apa di antara mereka, tetapi entah kenapa rasanya ada saja ludah pahit yang tersangkut di tenggorokan Cecil ketika dirinya mengingat Jake.

"Jake?"

"Yeah? Who?"

"Aku Cecilia, temen Calandra. You've seen me before. Ah, pasti kamu lupa kan?"

Jake yang tadinya baru bergerak mengeluarkan dompet untuk membayar tagihan makanannya di jalur antrian pun memisahkan diri saat Cecil memanggilnya. Tampaknya lelaki itu dinner sendirian sebab Cecil melihatnya baru beranjak begitu masuk ke dalam. Diantar supir, Cecil hanya berniat untuk membeli ikan bakar kesukaannya lalu kembali pulang, tanpa menerka bahwa dia akan bertemu Jake disini.

"Ah i see i see, lo deket sama Jaylani juga—eh sorry maksud gue Jay kan?"

Sudut bibir Cecil terangkat, "Iya, ternyata kamu ingat sama aku."

Jake tersenyum canggung.

"Lagi liburan ya?"

"Hm?"

"Ehm itu, aku denger kalau kamu pulang ke Brisbane."

"Sempat pulang, tapi balik lagi kesini. Pindah lagi."

"Ooh. Kamu udah ketemu Calandra?"

"Belum." Jake tidak tau kenapa dia berbohong. Mungkin dia takut bila percakapan itu akan berlanjut jauh.

Cecil mengangguk-ngangguk. "Eh tadi kamu mau bayar ya? Sorry banget udah ngeganggu." matanya memandang antrian panjang, mendapatkan space yang sempat Jake tempati tadi ternyata telah terisi oleh seseorang.

"No problem. Kalau gitu gue duluan ya?"

"Tunggu." Cecil menahan pergelangan tangan Jake. Jika ini terjadi saat SMA dulu, mungkin Cecil akan berteriak kesenangan bagai gorila hutan nusantara, namun tidak dengan sekarang. "Boleh ngomong sebentar nggak? Disini."

TAMANDRA, SUNGHOON ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang