[Part 17]

4.6K 632 385
                                    

Jangan lupa follow akun tiktok Nunu ya: @nurilawp_ atau klik link di bio,
untuk tau visual / spoiler semua cerita Nunu disini yes❤
.
.
.

"Semoga kita bisa kembali ke titik awal, dimana kita berdua belum saling mengenal."
- Zeandra GD.

***

Jino sedikit tersentak saat merasakan telapak tangan yang tengah mengusap punggungnya.

"Jino kenapa? Kok bengong sendirian di balkon? Lagi ada yang dipikirin?" tanya Ambar menatap wajah lelah suaminya.

Jino menanggapi hanya dengan senyuman tipis, "anak-anak udah tidur?"

"Va, Caka, sama Biya udah. Tapi Zea pintu kamarnya dikunci. Ambar ketuk dan panggil ngga nyaut, udah tidur juga mungkin ya?"

"Hm, mungkin." Jino menghela napas, "gimana tadi dirumah Bunda?"

Ambar, Caka dan juga Biya memang baru pulang pukul tujuh malam dari rumah Andra dan Izel yang mana kedua orangtuanya itu merengek ingin bertemu cucu-cucunya.

"Ya kayak biasa aja, Ayah sama Bunda nemenin Caka sama Biya main. Terus Ambar juga bantuin Bunda bikin cake."

"Bunda sama Ayah kangen banget sama sikembar. Apalagi Zea. Ayah tadi maksa pengen ikut kesini cuma karena pengen ketemu Zea, tapi keburu dicegah Bunda katanya bisa lain waktu buat ketemu lagi."

Zea.

Kepala Jino berdenyut sakit saat memikirkan masalahnya dengan sisulung.

"Tadi aku liat Zea lagi ngamen di lampu merah."

Ambar melebarkan mulutnya, "serius? Terus gimana? Suaranya bagus?"

Jino berdecak, "Ambar, anaknya ngamen loh, bukan konser."

"Ya kan sama-sama nyanyi. Ngga ada bedanya. Tapi bentar deh, kok bisa Zea ngamen?"

"Aku ngga tau. Dia bahkan berteman baik sama anak-anak jalanan disana."

Ambar mengangguk, mulai mengerti arah pembicaraan suaminya, "Jino ngga suka Zea ngamen?"

"Ya jelas ngga lah."

"Tapi Zea nya suka?"

Jino mengernyit heran, "kenapa kamu malah nanya gitu? Kamu bakal biarin Zea buat melakukan semua hal yang dia suka walaupun hal itu ngga baik buat dia?"

"Bukan gitu, Jino. Ya ngamen kan bukan sebuah hal kejahatan. Iya kan?"

"Kamu masih sama kayak dulu Ambar, terlalu manjain anak. Hasilnya kamu liat Zea sekarang, dia ngelawan semua peraturan aku, walaupun demi kebaikannya sendiri."

"Jino, sikembar bukan anak kecil lagi. Tolong percaya sama mereka. Karena Ambar yakin, baik Zea maupun Va, inget batasannya."

Jino terkekeh pelan lalu memilih masuk kedalam kamarnya, meninggalkan Ambar yang menatap punggungnya dengan sendu.

"Ambar bikinin teh hangat ya? Tunggu sebent--"

"Ngga usah, aku ngga lagi pengen minum, mau tidur."

PUZZLE DESTINY [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang