Bonus Chapter

1.7K 63 5
                                    

Aku nggak tau kalau ternyata ada yang nanya kelanjutan cerita ini loh.

Sebenernya, cerita ini udah TAMAT ya guys.

Emang aku sengajain cuma sampai situ. Tapi, boleh nih aku kasih bonus chapter. Bagaimana kisah mereka setelah menikah yaa, karena chapter sebelumnya pas banget acara pernikahan DeLin.

Yok dibaca dan di vote jangan lupa😉

- - -

Tangerang Selatan, Banten.

"Assalamualaikum," ucap Devan dan Olin berbarengan saat pintu rumah di buka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Assalamualaikum," ucap Devan dan Olin berbarengan saat pintu rumah di buka.

Seminggu setelah acara resepsi mereka, Olin dan Devan memilih untuk menempati rumah yang disiapkan Devan sebelumnya. Karena mereka juga ingin lebih bisa mandiri.

"Wah bagus banget, Mas rumahnya." Mata Olin mengitari sekeliling ruangan. Rumah ini lebih dari ekspetasinya. Minimalis, namun terkesan mewah.

"Tapi, kayak nggak asing sama tata ruangnya ya?" gumam Olin yang menyerupai bisikan.

Tiba-tiba sebuah lengan kekar milik Devan merangkul pinggangnya. Erat tapi, nyaman. Merasa seperti selalu dilindungi.

"Gimana? Suka?" tanya Devan tersenyum manis.

Olin tentu mengangguk semangat. Rumah ini benar-benar cocok dengannya yang tidak terlalu suka dengan yang terlalu mewah.

"Tapi, rasanya aku pernah liat bentuk rumah ini. Kamu pesan desain dari arsitek, Mas?" tanya Olin langsung.

Devan kembali tersenyum manis, tapi kali ini dengan sedikit kekehan. Gemas dengan pertanyaan sang istri yang begitu polos.

"Ini rumah yang kamu gambar sendiri, Sayang. Ingat?"

Dahi Olin mengerut dalam, mencoba mengingat-ingat apakah iya dirinya pernah menggambar rumah seperti ini?

"Apa iya?"

"Iya, Sayang. Aku nggak sengaja temuin buku gambar milik kamu di ruang keluarga kamu. Dan ternyata kamu gambar rumah yang sangat indah. Dan aku terinspirasi untuk membuatnya.

Maka dari itu, aku meminta arsitek profesional kenalan aku yang sangat ahli dengan bahan bangunan untuk membangunnya. Dan, beginilah hasilnya," ujar Devan mengilas balik saat ia berencana membangun rumah ini.

"Wah, nggak nyangka aku. Padahal gambar itu cuma lagi iseng-iseng aja. Nggak kepikiran gimana hasil gambarnya kalau beneran dibangun."

Devan tertawa mendengar perkataan Olin yang menurutnya menggemaskan. Bagaimana tidak? Gadis itu berbicara dengan mimik wajah yang sedemikian lucu. Entah apa yang diidamkan orang tuanya dulu, sampai anaknya bisa seperti ini.

PRINCE PILOT [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang