Chapter 14 Perjalanan Ke Solo Part II

49 9 4
                                    

Sesampainya di rumah Mama Nita, tidak ramai saudara disana mungkin karena hari ini adalah hari kerja mungkin saudara-saudara Dana yang notaben nya adalah pengusaha sedang bekerja.

Rumah Mama Nita cukup sepi, kami diberitahukan bahwa Mama Nita baru pulang dari Rumah Sakit pagi tadi, maka saat ini pasti terbaring di kamarnya untuk bersitirahat. Bahkan toko batik usaha mama dan saudaranya tutup beberapa hari ini karena kondisi mama.

Mama dan Papa Dana sudah bercerai, itu salah satu alasan Dana rela merantau ke Bandung untuk sebenernya lari dari masalah perceraian kedua orang tuanya.

Mama Nita tidak menahan Dana untuk pergi saat SMA dulu.

Katanya Papa dan Mama Dana bercerai dengan baik namun Dana tidak percaya. Namun aku percaya saja, karena ketika pernikahan aku dan Dana ia datang dan menjadi saksi pernikahan kami, setelah itu aku tidak pernah bertemu lagi.

Ketika sampai tepat di depan pintu, kami di sambut oleh 3 wanita dengan 1 wanita terbaring di tempat tidur yup itu Mama Nita.

Mama Nita terbaring terlelap beristirahat nyaman di kamarnya setelah meminum obat. Ku lihat sekeliling, ruang tamu cukup luas dan kental dengan adat budaya jawa karena ada beberapa aksesoris yang terpasang di dinding dan terpajang di lemari hias di ruang tamu seperti lukisan jadul dengan gambar adat istiadat Jawa, warna dindingnya putih tulang dengan beberapa pasang foto keluarga disana, bahkan foto dengan formasi lengkap masih terpajang disana.

Satu lagi adalah Nona, sepupu Dana yang rumahnya tidak jauh dari sini, dia masih berkuliah dan saat ini sedang tidak ada jadwal kuliah karena sedang berada di semester-semester akhir yang mata kuliahnya tidak terlalu banyak namun tugas akhir menanti. Hari ini giliran Nona menemani Mama Nita katanya.

Satu lagi seorang asisten rumah tangga yang selalu menemani Mama Nita yaitu Mba Yuti. Usianya beberapa tahun diatas ibuku sepertinya, ia menunggu kedatangan kami, sungguh sopan.

Aku tidak pernah berkunjung ke rumah Dana yang di Solo sebelumnya, alasan Dana ketika Mama Nita menawari untuk honeymoon di Solo, dia lebih memilih Bandung karena sibuk bekerja, itu hanya alasan tentunya, karena waktu itu kami tidak pergi kemanapun.

Rumah Dana sungguh asri, seperti di pedesaan namun ini berada di pinggiran Kota. Banyak tanaman dimana-mana, mungkin Mama Nita suka dengan tanaman.

Ketika tepat sampai di depan pintu Dana langsung bergegas pergi sepertinya ke arah kamar Mama Nita.

Mba Yuti mengajakku ke salah satu kamar tidur yang cukup nyaman, mungkin ini kamar tidur untuk ku pikirku saat itu. Tapi sebentar, kenapa suasana di kamar ini sangat gelap, seperti kamar seorang anak laki-laki. Tidak ada poster band atau bola atau apapun yang biasanya disukai anak laki-laki tapi perasaan ku menanyakan apakah ini kamar Dana?, dengan polosnya aku bertanya pada mba Yuti.

"Mba ini kamar Dana yah?", "Saya tidur disini?", tanyaku.

"Iya mba, ini kamar Mas Dana sudah saya bersihkan dan rapihkan semoga nyaman ya mba," jawaban Mba Yuti membuatku semakin ingin bertanya.

"Tapi saya sama Dana gak tidur di kamar ini kan, maksudnya salah satu saja", kataku dengan sedikit ragu.

"Gak mba, mba saja yang tidur disini, mas Dana katanya mau tidur di Kamar Bu Nita," jawaban Mba Yuti menenangkanku.

Sungguh aku tidak ingin berpikir jauh, tidak akan terjadi adegan romantic seperti dalam sinetron-sinetron itu.

Aku belum ingin menjenguk atau melihat mama Nita, karena katanya ia masih tertidur dan aku biarkan Dana bersama mama nya dulu.

Aku merapikan beberapa potong pakaian yang aku bawa, hanya kaos dan celana bahan dan 2 cardigan tebal, sungguh tidak cocok sekali untuk suasana panas Solo saat ini.

Marriage AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang