CHAPTER O2

668 89 16
                                    

Lemas, sangat lemas, itulah yang Yuta rasakan setelah tersadar dari pingsannya. Ia bangun dan mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru ruangan, lalu terkejut ketika menyadari ada yang berbeda dari tempat ini. Kamar ini bukanlah kamarnya!

Satu persatu ingatan sebelum pingsan mulai muncul di kepalanya. Yuta sadar bahwa dirinya sedang diculik, ia ingin melarikan diri, namun tubuhnya masih terasa lemas. Tapi tunggu dulu—lagi-lagi Yuta menyadari sesuatu.

Kamar berukuran 3x3 ini tidak seperti kamar penculik. Namun jika memang, untuk apa si penculik memasang dua buah jendela yang bisa saja Yuta gunakan untuk melarikan diri kapan saja?

Ceklek

Reflek Yuta menoleh kearah pintu, terlihat seorang pria dengan senyuman manis tengah mendekatinya. Hal ini membuat Yuta semakin ragu, masa iya seorang penculik bersikap ramah terhadap tawanannya? Itu terdengar mustahil.

"Hai." Sapanya dengan suara lembut.

"H-hai?" Namun Yuta membalasnya dengan ekspresi bingung serta menggunakan intonasi yang salah.

Pria manis itu lalu mengulurkan tangan kanannya pada Yuta yang kemudian dibalas ragu oleh Yuta. "Perkenalkan, namaku Jungwoo—seorang profesor sekaligus orang yang akan menjaga dan melindungi kaum hybrid." Ucapnya yang membuat Yuta semakin bingung.

"Apa maksudmu menjaga dan melindungi? Dan oh.. Namaku Yuta." Ucap Yuta sebelum akhirnya memutus tautan tangannya dengan Jungwoo.

Jungwoo mengeluarkan sebuah lipatan koran dari saku jasnya, lalu membuka lipatan tersebut dan memperlihatkan isinya pada Yuta. "Lihat ini," ia menunjuk salah satu foto dengan telunjuknya. "Ketiga pria ini—tepatnya hybrid singa, memiliki luka lecet di sebagian tubuh mereka karena dipaksa bertarung satu sama lain." Jelasnya yang membuat Yuta melebarkan mata.

Tentu saja Yuta mengenal mereka, tiga-tiganya adalah teman Yuta; Kai, Daniel, dan juga Seungcheol. Ada perasaan senang karena ia mengetahui bahwa mereka masih hidup, namun ia juga merasa sedih melihat betapa menderitanya wajah mereka dibalik jeruji besi.

"Mereka adalah teman-temanku. Apa yang terjadi pada mereka? Kenapa mereka bisa mendapat luka seperti itu?" Tatapan Yuta kembali beralih pada Jungwoo. Ia menatap Jungwoo kesal, seolah Jungwoo memang salah satu pelaku dibalik koran tersebut.

"Dalang dibalik semua ini adalah seorang pria bernama Yunho. Yunho memiliki bisnis gelap dimana dia membuat acara tarung singa yang diminati oleh banyak orang. Aku dan para profesor lain curiga kalau singa yang dipakai bukanlah singa biasa—kecurigaan itu muncul bersamaan dengan berkurangnya jumlah hybrid singa. Hingga pada akhirnya salah satu dari kami pergi menyusup dan berhasil memotret foto yang baru saja kau lihat di koran tadi."

"Kami berusaha meyakinkan orang-orang bahwa singa yang Yunho pakai bukanlah singa biasa, melainkan hybrid. Namun karena pengetahuan mereka yang minim tentang hybrid serta rasa tidak peduli mereka, mereka mengabaikan pemberitahuan kami dan tetap menikmati pertunjukan itu." Jelas Jungwoo yang membuat Yuta menjadi marah.

Ia tidak bisa membiarkan teman-temannya diperlakukan seperti itu. "Lalu kenapa kalian diam saja? Kenapa tidak menelpon polisi untuk menangkap bajingan itu?!" Tanyanya penuh emosi.

"Kami sudah melakukannya Yuta. Tapi sayangnya tidak semudah yang kami bayangkan. Setelah menelpon polisi, Yunho seakan hilang ditelan bumi. Dan sampai saat ini keberadaannya belum ada yang mengetahui." Balas Jungwoo se sabar mungkin menghadapi Yuta yang saat ini sedang diam dalam kesal.

Pemburu itu pasti masih berkeliaran di sekitar Ooaka dan tidak akan tinggal diam setelah mengetahui hybrid singa sudah tidak ada disana. Mereka pasti tetap mencari dan memburu.

"Lalu apa yang akan kau lakukan selain menjaga dan melindungi kaum ku?" Yuta kembali berbicara, namun kali ini suaranya terdengar lebih lembut.

Jungwoo tersenyum kecil. "Aku dan team ku akan melakukan persilangan pada kaum mu. Sebagai pengganti jika pada akhirnya hybrid singa benar-benar punah." Ucapnya.

Oh, Yuta tidak terlalu terkejut. Hanya saja ia merasa aneh dengan jawaban Jungwoo. "Okee.. Tapi hybrid apa yang akan kau silangkan dengan kaum ku?"

"Aku memutuskan untuk menyilangkan hybrid yang satu family denganmu—felidae. Seperti harimau, jaguar, dan juga kucing. Karena aku berpikir jika menyilangkan yang diluar dari familymu, itu tidak akan berhasil. Bisa saja benihmu tidak berkembang atau mungkin terjadi kelainan pada bayi hybrid dari benihmu yang berhasil berkembang." Jelas Jungwoo yang membuat Yuta diam beberapa saat.

Bukannya tidak suka, Yuta hanya sedang memikirkan bagaimana rupa anaknya nanti dari hasil perkawinannya dengan hybrid harimau ataupun jaguar. Mungkin saja wujudnya seperti singa, tapi memiliki loreng di bulunya saat bertransformasi. Ah, entahlah.

"Bagaimana Yuta, apa kau merasa keberatan dengan hal ini?" Tanya Jungwoo yang membuyarkan Yuta dari lamunannya.

"Tentu saja tidak." Yah, Yuta tidak bisa melakukan apapun selain menerima.

"Baiklah. Apa ada yang ingin kau tanyakan lagi?"

Lagi-lagi Yuta terdiam, ia berpikir beberapa saat hingga akhirnya teringat sesuatu. "Apa adikku juga ada disini?" Tanyanya dengan wajah cemas.

Jungwoo mengernyit. "Emm.. Kalau yang kau maksud adalah remaja dengan rambut berwarna coklat, ya.. Dia sadar sekitar sejam yang lalu. Aku akan mengantarmu menemuinya jika kau mau."

Oh, tentu saja Yuta mau! Akhirnya ia menuju ruang makan ditemani Jungwoo yang berjalan didepannya. Dan setibanya di ruang makan, Yuta hanya bisa menggeleng melihat kelakuan Mark. Disaat seperti ini adiknya itu masih bisa makan dengan lahap.

"Hey bocah." Sapa Yuta dengan nada ketus, namun setelah Mark menoleh kearahnya ia tersenyum kecil dan mengusak rambut adiknya itu.

"Makanlah kalau kau lapar Yuta. Aku akan menemui suamiku di halaman depan." Ucap Jungwoo sebelum akhirnya berpamitan pada mereka berdua.

Kini hanya tinggal Yuta dan Mark di meja makan. Yuta mengambil posisi didepan Mark dan memandang makanan yang tersaji di meja makan, tidak sedikitpun ia
tergoda untuk mencicipi salah satunya.

"Apa kau sudah tau kalau kita akan disilangkan dengan hybrid lain?" Tatapan Yuta kini kembali mengarah pada Mark yang sedang meneguk minumannya.

Mark meletakkan gelas minumannya dan mengangguk. "Aku juga sempat menguping pembicaraan salah satu dari mereka. Katanya sebentar lagi akan ada hybrid kucing yang dibawa kemari." Jelasnya yang membuat Yuta terkejut.

"Apa tidak ada yang lain lagi selain hybrid kucing?" Tanya Yuta penuh harap.

Mark hanya mengendikkan bahu.

Hal ini membuat Yuta menggeram pelan. Ia berharap masih ada hybrid selain kucing yang dibawa kemari—semacam melakukan seleksi, yang dimana siapa yang dirasa nyaman, itulah yang akan menjadi pasangan. Dan Yuta berharap ia tidak akan mendapat pasangan hybrid kucing.

Yuta tidak mau keturunannya nanti berubah ukuran dari bertubuh tinggi gagah, menjadi pendek dan lemah seperti kebanyakan hybrid kucing.

.

.

.

TBC

Hibrida •yuwin•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang