Hal pertama yang Sicheng rasakan setelah sadar dari pingsannya adalah pangkal hidungnya yang terasa sakit, lalu setelahnya ia mengedarkan pandangannya ke sekeliling. Seketika rasa sakitnya berganti menjadi panik.
Dengan tubuh yang masih lemas Sicheng merangkak untuk mendekati jeruji besi. Ia menyentuh jeruji tersebut hingga tak lama kemudian matanya mulai berkaca-kaca. Sudah jelas saat ini dirinya menjadi seorang tahanan, termasuk para pria di jeruji besi lainnya—mereka adalah hybrid singa yang dilaporkan hilang.
Wajah-wajah itu terlihat putus asa, bahkan bekas luka yang terlihat di tubuh half naked mereka semakin memperburuk keadaan. Melihat ini membuat Sicheng menangis, ia memilih menjauhi jeruji besi dan bersandar di dinding. Sicheng meringkuk layaknya janin.
"Mark?!" Sicheng memekik ketika ia menoleh kesamping. Ia mendapati Mark masih tak sadarkan diri di jeruji sebelahnya. Dengan cepat Sicheng berdiri dan menempelkan tangannya pada jeruji tersebut.
"Mark?! Bangunlah!" Pekik Sicheng lagi seraya menggoyangkan jeruji tersebut hingga menimbulkan suara bising.
Usaha yang Sicheng lakukan tadi membuahkan hasil. Tak lama setelahnya Mark menggeliat, mata pria itu berkedip berulang kali hingga akhirnya Mark bangun dari pingsannya. Tentu hal ini membuat Sicheng lega.
"Mark.. Hiks!" Sicheng terus memanggil nama Mark dengan terisak. Ia meremas jeruji tersebut, takut dengan hal yang akan terjadi nanti pada dirinya dan Mark.
Perlahan Mark bangun, ia sedikit terkejut ketika melihat Sicheng menatapnya dengan berlinang airmata. Mark tau jika Sicheng gampang takut, maka dari itu ia menggenggam tangan Sicheng yang masih menempel di jeruji besi.
"Jangan takut. Kau tidak sendirian disini, ada aku dan—" Mark menghentikkan ucapannya ketika menyadari teman-temannya yang menghilang ternyata berada di tempat ini. "Ada aku dan juga teman-temanku disini." Ucapnya seraya kembali menatap Sicheng.
Brak!
Belum sempat Sicheng menjawab, ia terkejut dengan gebrakan pintu yang membuatnya reflek melepas pegangan di jeruji besi. Pelakunya adalah Changmin, pria itu mendekati jeruji besi dan sempat melirik kearahnya. Hal ini membuat Sicheng menundukkan kepalanya, lalu memilih memalingkan wajah daripada harus bertatapan dengan Changmin.
"Apa yang akan kau lakukan pada kami?! DAN APA JUGA YANG TELAH KAU LAKUKAN PADA TEMAN-TEMANKU?!" Teriak Mark ketika Changmin membuka jeruji besinya. Ia menatap pria itu nyalang.
Sicheng tidak berniat untuk menoleh. Tubuhnya bergetar, ia masih takut jika harus bertatapan dengan Changmin. Bekas cakaran yang ia buat di wajah Changmin semakin menambah kesan seram dalam diri pria itu.
"Kau banyak bicara. Ayo!"
"Akh—brengsek!"
Reflek Sicheng menoleh, ia terkejut ketika melihat Changmin menarik paksa Mark keluar dari jeruji besi. Sicheng ingin membantu walau itu hanya sekedar berteriak, tapi ia terlalu takut melakukannya.
"Cepat ubah dirimu menjadi singa!" Titah Changmin mutlak. Ia tidak segan menyiksa Mark jika bocah ini menolak perintahnya.
Mark berdecih. "Atas dasar apa aku menuruti perintahmu brengsek? Kau—AKKH!" Tubuh Mark tersungkur ke lantai. Changmin baru saja menendang pinggangnya. Sungguh, rasanya sangat sakit.
Ternyata tidak hanya sampai disitu, Changmin menarik pergelangan tangan Mark. Ia menyeret paksa tubuh Mark keluar dari jeruji besi. Untuk hal apa yang akan ia lakukan pada Mark, hanya dirinya saja yang tau.
Sedangkan Sicheng hanya bisa menangis. Namun tak lama setelah Changmin membawa Mark keluar dari jeruji besi, tangisnya terhenti ketika melihat Yunho masuk dan mendekati jeruji besinya.
"Y-yunho.." Sicheng mencoba untuk melangkah mundur, namun hal itu hanya membuatnya terpojok. Ia menatap Yunho dengan tubuh yang bergetar hebat.
"Ah, kau sudah mengetahui namaku ya? Ah, jelas. Aku sangat terkenal di kalangan masyarakat, terutama di kalangan hybrid sepertimu." Yunho tertawa diakhir ucapannya. Yang dimana hal itu terdengar mengerikan di telinga Sicheng.
Dengan susah payah Sicheng menelan ludah. "Apa yang kau inginkan dariku?" Tanyanya dengan suara rendah.
"Informasi tentang persilangan yang akan dilakukan oleh seorang profesor. Sudah lama kami mencari keberadaannya. Tapi siapa sangka jika dua hari yang lalu, kedua anak buahku berhasil menemukannya—lengkap dengan dua hybrid yang ikut bersamanya. Yaitu kau, dan juga temanmu tadi." Ucap Yunho seraya mendekatkan wajahnya ke wajah Sicheng diakhir ucapannya.
"A-aku tidak tau banyak tentang informasi itu!" Sayangnya Sicheng tidak pintar berbohong. Yunho bisa melihat itu dengan jelas melalui kedua bola matanya.
Namun Yunho memasang wajah pura-pura sedih. "Jangan berbohong cantik. Asal kau tau saja, anak buahku tidak akan menangkapmu jika mereka tidak membunuh profesor itu." Ucapnya seraya menjauhkan wajahnya dari wajah Sicheng.
"ITU TIDAK MUNGKIN!" Sicheng histeris. Ia menangis lagi seraya menggeleng, berusaha meyakinkan dirinya jika Lucas masih hidup.
"Untuk apa aku berbohong? Kau pasti sudah mati ditanganku jika profesor itu masih hidup. Lagipula untuk apa aku menyimpanmu untuk diadu dengan seekor singa?" Setelah mengatakan itu, Yunho meninggalkan jeruji besi karena ada sesuatu yang harus ia kerjakan.
Putus asa, Sicheng tidak memiliki harapan lagi untuk keluar dari tempat ini. Melarikan diri pun rasanya sangat mustahil. Ia hanya bisa menangis dan menangis seraya membaringkan tubuhnya di lantai yang dingin.
---
Entah sudah berapa lama Sicheng menangis dalam keadaan tertidur, dan saat ia membuka mata, rasanya sangat tidak nyaman. Ia yakin kedua matanya merah dan bengkak.
Ketika Sicheng menoleh kesamping, ia terkejut saat melihat Changmin membawa Mark kembali ke jeruji besi. Ia meringis melihat keadaan Mark yang penuh luka, terutama di bagian leher. Pria itu seperti mendapat jeratan yang sangat kuat di lehernya.
"Mark.." Panggil Sicheng lirih ketika Changmin pergi. Ia memegang jeruji besi dan menatap Mark sendu.
"Aku tak apa." Mark menoleh, ia berusaha menyunggingkan senyum.
Sicheng menggeleng. "Tapi luka di lehermu—"
"Ah, ini." Mark tertawa sumbang. Ia meraba luka di lehernya dan meringis. "Yunho memasangkan kalung besi di leherku. Seperti yang sudah kau tau, saat kita masih bertransformasi, kita tidak bisa berubah menjadi manusia jika sedang kesakitan atau tertekan."
"Tapi aku tidak terlalu merasakan sakit. Karena yang lebih sakit adalah, saat kau dipaksa bertarung dengan orang-orang terdekatmu." Lanjut Mark, dan di detik ini juga ia menangis. Namun dengan cepat ia menghapus airmatanya dan kembali tertawa sumbang.
Tentu hal ini membuat Sicheng iba, kini giliran dirinya yang menghibur Mark. Ia meraih pergelangan tangan Mark dan menggenggam tangan pria itu.
Untuk saat ini mereka hanya bisa saling menguatkan satu sama lain.
.
.
.
TBC
Iyaa, di chapter ini emng momentnya markwin. Tapi bukan berarti gua oleng ke mereka ya, moment mereka disini cuma sebatas kakak-adek ipar doang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hibrida •yuwin•
FanfictionApa yang akan terjadi jika hybrid singa (Yuta) disilangkan dengan hybrid kucing (Sicheng) ? BXB CONTENT Don't like it? Then don't read it! Start : 16/05/2021 Finish : 26/06/2021