CHAPTER O4

591 78 4
                                    

Karena malas dengan orang-orang yang hampir setiap jam memperhatikan Sicheng, terutama adiknya Mark, Yuta memilih pergi ke halaman belakang untuk bersantai. Menghirup udara segar menurutnya lebih menyenangkan daripada melihat tingkah laku Sicheng.

Sudah tersedia gazebo disana, namun Yuta lebih memilih duduk dibawah pohon rindang dan bersandar disana. Ah, jiwa hybrid singanya lah yang membuat Yuta seperti ini. Pepohonan yang berjejer serta aroma rumput membuatnya rindu Ooaka. Dan Taehyung—ah, mungkin temannya itu sudah meninggalkan Ooaka. Semoga.

"Hai.."

Yuta memicingkan mata, ia menoleh ke sumber suara dan menggeram. Wajahnya mengeras ketika melihat Sicheng mendekatinya, ia memalingkan wajah setelah Sicheng ikut duduk disampingnya. Oh, mau apa hybrid itu menghampirinya?

"Mama memintaku menemanimu seharian ini." Ucap Sicheng yang pada akhirnya membuat Yuta menoleh kearahnya.

"Mama?" Yuta mengernyit.

Sicheng mengangguk disertai senyuman manis. "Itu panggilan untuk profesor Jungwoo. Dia sangat mirip dengan Tuan ku, jadi aku putuskan memanggilnya dengan sebutan mama."

Tuan ya? Pantas saja wajah Sicheng tidak ada aura galaknya, ternyata ia adalah hybrid binaan—hybrid yang memiliki Tuan. Biasanya hybrid binaan akan mudah patuh pada perintah Tuannya, sangat kontras dengan Yuta yang terlahir menjadi hybrid liar. Sangat sulit diatur dan tidak suka diperintah.

"Ngomong-ngomong namamu Yuta kan? Dari kemarin wajahmu terlihat muram. Kau bisa bercerita jika kau sedang ada masalah, aku adalah pendengar yang baik!" Sicheng sedikit meninggikan nadanya diakhir kalimat. Wajahnya terlihat berseri-seri.

Namun Yuta membalasnya dengan mendengus geli. "Aku tidak ingin berbagi cerita denganmu." Ucapnya ketus.

Hal ini membuat Sicheng mengernyit. "Kenapa?"

"Karena kau bukan orang penting didalam hidupku. Teman bukan, pasangan hidup bukan, aku malas menjalin apapun denganmu!" Jawab Yuta dengan nada tinggi. Ia menatap Sicheng nyalang yang membuat pria cantik itu sedikit merendahkan tubuhnya karena takut.

"T-tapi, bukankah mama memberi kita waktu untuk saling nyaman? Seharusnya kita gunakan untuk saling—"

"AKU TIDAK PEDULI!" Suara Yuta lebih keras dari sebelumnya, lagi-lagi ia berhasil membuat Sicheng menunduk ketakutan karena tingkahnya. "Aku tidak ingin menikah denganmu. Aku tidak ingin memiliki keturunan dari hybrid kucing, itu akan membuat hancur sosok singa dalam kaum ku karena menikah dengan kaum mu!"

Sakit, Sicheng tidak pernah mendengar kalimat seperti ini seumur hidupnya. Yuta baru saja menghina kaumnya. Ia menangis, perasaannya campur aduk. Tak mau membuang waktu, Sicheng berdiri dan pergi meninggalkan Yuta.

Kini Yuta seperti orang linglung, berulang kali ia menatap kepergian Sicheng hingga pria cantik itu menghilang dari pandangannya. Lalu setelahnya ia meremas kuat rambutnya, terlihat jelas di wajahnya jika ia menyesal dengan ucapannya tadi.

"Bodoh!" Umpat Yuta pada dirinya sendiri. Wajahnya berubah sendu. Tanpa berpikir panjang ia pun berdiri dan meninggalkan halaman belakang.

Yuta berniat melihat bagaimana keadaan Sicheng setelah ia melayangkan hinaan pada pria cantik itu.

---

Saat ini Yuta tengah berada didepan sebuah ruangan yang pintunya tertutup, ia menempelkan tubuhnya pada dinding dan mencoba menguping pembicaraan Sicheng dengan profesor lainnya termasuk Jungwoo.

"Tolong pulangkan aku ke Tuanku mama, aku tidak mau berada disini.." Sicheng memohon dengan suara lirih.

"APA?! Tapi kenapa?" Bukan Jungwoo yang menjawab, melainkan suaminya yang bernama Lucas. Pria tinggi itu menatap Sicheng bingung.

Yuta masih menguping, tanpa ia ketahui, Sicheng sudah menangis didalam ruangan. Ia memang tidak bisa melihat airmata pria cantik itu, namun keluh kesahnya tadi membuat ia semakin merasa bersalah.

"Untuk apa aku disini jika mereka tidak menyukaiku papa? Kehadiranku disini tidak dibutuhkan, mereka tidak mau memiliki keturunan dari kaum ku. Jadi untuk apa aku bertahan disini? Itu akan membuatku sakit hati karena ucapan kebencian yang mereka katakan padaku." Suara Sicheng sudah serak. Ia tidak bisa mengatakan apapun selain terisak ketika Jungwoo menghampiri dan memeluknya.

Setelah itu Yuta memutuskan untuk selesai menguping, ia meninggalkan ruangan itu dan memilih untuk diam sejenak di teras. Pikirannya kalut, untuk seorang hybrid singa—ia terlalu cemen untuk meminta maaf sekarang.

"Yuta.."

Suara rendah itu membuat Yuta sedikit tersentak, ia berbalik dan melihat Jungwoo menatapnya datar. "Aku minta maaf.." Ucapnya pelan.

Namun Jungwoo mendengus geli. "Kau seharusnya minta maaf pada Sicheng. Dia yang kau hina, lalu kenapa minta maaf padaku?" Tanyanya sarkas yang membuat wajah Yuta berubah sendu.

"Kau tau Yuta? Lupakan saja hal ini. Aku dan team tidak akan memaksamu menikah dengan hybrid kucing. Kami akan mencari hybrid harimau atau jaguar sesuai keinginanmu sebelumnya. Tapi sebelum itu kau harus meminta maaf terlebih dahulu pada Sicheng, agar nanti kaum kalian tidak dipandang buruk karena suka menghina." Ucap Jungwoo mutlak. Untuk pertama kalinya Yuta mematuhi sebuah perintah dengan tulus.

Lagipula perintah Jungwoo tadi untuk kebaikan kaumnya. Yuta tidak mau hanya karena ulahnya hybrid singa yang lain terkena getahnya. Maka dari itu dengan diantar Jungwoo, ia menuju kamar Sicheng.

Terlihat pria cantik itu tengah berbenah seraya sesekali menghapus airmata yang membahasi pipinya. Melihatnya membuat Yuta terus menerus merasa bersalah, ia mendekati Sicheng yang membuat pria cantik itu berbalik kearahnya.

"Kenapa kemari?" Tanya Sicheng tanpa menatap Yuta.

Yuta menghela nafas. Ia menarik pelan pergelangan tangan Sicheng, meminta Sicheng agar menatap wajahnya. "Sicheng.. Aku menyesali semua yang aku katakan padamu tadi. Aku mengaku salah. Maka dari itu tolong maafkan aku, aku berjanji akan berhati-hati lagi dalam berbicara."

"Baiklah, aku maafkan." Jawab Sicheng pelan, lalu setelahnya ia kembali berbenah.

Sulit dipercaya memang, Sicheng adalah tipe yang sangat mudah memaafkan orang. Namun hal ini tidak membuat Yuta puas, hatinya seakan meminta agar dirinya menahan Sicheng untuk tetap disini.

"Jadi kau akan kembali ke Tuanmu?"

"Ya."

Yuta mendesah keras. "Tolong jangan pergi, tetaplah disini." Pintanya dengan wajah memelas.

"Untuk apa? Bukankah kau tidak menginginkanku?" Tanya Sicheng dengan suara lirih.

"Oke—aku bodoh. Aku terlalu memikirkan rupa keturunanku nanti hingga membuatmu sakit hati karena hinaanku. Anggap saja ini karma untukku, sekarang aku ingin kau tetap disini. Aku ingin menghilangkan rasa sakitmu dengan membahagiakanmu. Aku tidak peduli lagi tentang rupa keturunanku, yang terpenting hybrid singa bisa terus ada walaupun dalam bentuk yang berbeda. Maka dari itu, Ayo kita lakukan apa yang sudah profesor perintahkan pada kita. Aku akan menerimamu sebagai pasangan hidup jika nanti kita sudah saling nyaman."

Hal ini membuat Sicheng goyah. Ia yang sempat kecewa dengan Yuta menjadi percaya lagi dengan pria itu. Sicheng bisa melihat adanya ketulusan di wajah Yuta dan menyetujui ucapan Yuta hanya melalui anggukan kepala.

.

.

.

TBC

Hibrida •yuwin•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang