Chapter 2: Deep In His Eyes

16 9 6
                                    

Aku duduk memasuki mobil Taehyung. Suasana canggung masih memenuhi dan mengitari diriku dengannya. Kita sudah lama tidak bertemu, terakhir kali kita bertemu adalah 4 tahun yang lalu itupun disaat aku masih lebih tinggi dibanding dengannya. Hal yang membuatku tambah canggung dengannya adalah vibes nya Kim Taehyung yang sangat kebarat-baratan entah mungkin karena ia habis berpergian ke Amerika atau gimana. Sehingga fashion style dan gaya berbicaranya seperti berbicara dengan artis papan atas layaknya Justin Bieber. 

Hal itu sangat membuatku gugup. Suasana hening masih mengitariku dengannya, aku meliriknya diam-diam, aku melihat dari ujung rambut hingga ujung kakinya, aku pernasaran mengapa Taethyung bisa mempesona begini. Aku gagal fokus saat melihat wajahnya yang sedang menyetir mobil.

Saat aku sedang sibuk menatapnya diam-diam, Taehyung pun tiba-tiba mengajakku untuk mengobrol.

"Noona.. tidak akan ada yang marah kan kalau aku jalan dengan Noona?"

Pertanyaan tersebut membuatku berpikir apakah itu merupakan istilah dari sebuah kode yang artinya aku mempunyai pacar atau tidak? Atau memang tidak tidak bermaksud apa-apa? Aku bingung ingin menjawab apa, jika aku menjawab iya maka bisa saja habis ini Taehyung akan jaga jarak denganku, bahkan bisa saja membatalkan acara nonton kita karena takut akan merusak hubunganku. Tapi kalau aku menjawab tidak, aku berarti....

"Noona?" Panggil Taehyung yang melihatku bengong.

"Ani.. Tidak akan ada yang marah kok."

Mulutku tiba-tiba mengucapkan itu. Aku mulai berpikir ah tidak apa-apa aku bilang tidak toh Taehyung tidak kenal Minho, dan hubunganku dengan Minho juga sudah berantakan, mungkin aku akan putus dengannya walau tak tahu kapan pastinya. Setelah aku mengucapkan itu padanya aku kembali melirik Taehyung diam-diam. Dan saat aku meliriknya, aku melihat Taehyung tersenyum tipis seperti sedang bahagia mendengar jawabanku tadi. 

Hatiku berdegub kencang melihat senyuman tipis yang terukir di wajah Taehyung. Hal itu membuat wajahku memerah, aku bersyukur saat itu kita pergi pada malam hari, jika tidak aku rasa Taehyung sudah mengejekku habis-habisan. Aku mencoba untuk tenang, bertindak bahwa tidak terjadi apa-apa denganku. Kemudian aku mencoba untuk mencairkan suasana kembali, aku bertanya kabarnya, menanyakan kegiatan-kegitannya bersama para member, bercerita tentang behind the scene lagu-lagu BTS dan masih banyak lagi. Hahaha sungguh menyenangkan, ia juga menanyakan kegiatanku sehari-hari dan seperti apa hidup ala anak perkuliahan. Saat kita sedang asik-asik mengobrol tiba-tiba terputar lagu Stigma di radio. Aku tersenyum lebar berusaha untuk menggoda Taehyung.

"Taehyung-a ayo nyanyi..."

"Noona aku malu.." Jawab Taehyung tersipu malu.

"Ayolahhh, aku ingin mendengarmu nyanyi langsung didepanku.. kapan lagi aku bisa mendapatkan konser gratis iya kan.."

Taehyung tersenyum sambil tertawa, aku menggodanya sambil menggelitiki pinggang Taehyung. Kemudian Taehyung menatapku dan aku mendengar suara merdu Taehyung..

"Deo gipi deo gipi sangcheoman gipeojyeo, Doedollil su eobneun kkaejin yuri jogak gata

Deo gipi maeiri gaseumman apajyeo, Nae joereul daesin baddeon

Yeonyakhagiman haetdeon neo..."

Suaranya sangat berat dan lembut, hingga aku terbengong sambil memandang kearahnya.

"Noona? Noonaa? Neo gwenchana?" (Noona tidak apa-apa?) Kata Taehyung.

"Oh.. nan.. nan gwenchana gwenchana" (Dengan nada ciri khas Waikiki)

Taehyung tertawa mendengarku menjawab seperti itu. Aku tidak boleh menunjukkan padanya kalau aku terbawa suasana oleh lagu yang ia nyanyikan. Aku tidak boleh menunjukkan bahwa aku sungguh terhanyut dalam suara merdunya. Aku tidak boleh menunjukkan padanya bahwa aku mulai tertarik padanya! Aku harus menjauhkan itu semua dari pikiranku, ingat aku masih berstatus pacaran, aku tidak boleh bingung dengan perasaanku sendiri!

***

To Be Continue

Vote it if you like it🌟

TURN BACK TIMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang