19.

7K 954 76
                                    

Haechan mengusap perutnya yang sudah membesar, pagi ini seperti biasa dia menyiapkan sarapan untuk Minhyung lalu menghabiskan waktu dirumah. Bedanya kali ini ada Jaemin yang menemani, karena kehamilannya yang sudah memasuki bulan ke lima, lebih beberapa hari. Maka Ten menyuruh Jaemin menjaga Haechan ketika Minhyung tidak ada, takut terjadi hal yang tidak diinginkan. 

"Jaemin, Melvin Lee. Bagus tidak?" tanya Haechan dipertengahan acara menonton film-nya bersama dengan Jaemin. Saudara tak sedarahnya itu mengangguk, 

"Bagus, dia akan menjadi pemimpin nantinya," jawab Jaemin. Senyuman merekah di bibir Haechan, rasanya tak sabar ingin melihat anaknya lahir dan melihat pertumbuhannya hingga besar nanti. Dia pasti akan tampan seperti Ayahnya. Ditengah mereka meneruskan menonton film, perut Haechan terasa sakit. 

"Jaem- s-sakit.." rintihan Haechan membuat Jaemin langsung dalam mode siaga satu, dia langsung berdiri dan menatap Haechan,

"Astaga! kita ke rumah sakit sekarang!" 

Dengan tergopoh Jaemin membantu Haechan untuk berdiri dan membawanya keluar dari apartemen meskipun pada akhirnya Jaemin harus memanggil satpam untuk membantunya membawa Haechan ke rumah sakit. 



Selama Haechan berjuang di ruang operasi, kini Jaemin menunggu dengan kedua tangan terkepal sembari berdoa. Keadaan diluar hujan deras dan petir menyambar beberapa kali, Jaemin berdoa dalam hati semoga semuanya baik-baik saja, 

Minhyung, Jeno, Ten, Winwin, dan Yuta datang bersamaan. Jaemin sudah mengabari semua orang,

"Apa dia belum selesai??" tanya Jeno, Jaemin menggelengkan kepalanya. 
"Belum," 

Setelah mendengar jawaban dari Jaemin, Jeno duduk disamping Jaemin. Minhyung masih berdiri sembari menggigit kuku jarinya, kebiasaannya saat gugup. Ten lantas menghampiri Minhyung, mengusap bahu pria itu untuk membuat pria itu lebih santai dan relax. 

"Dia pasti akan baik-baik saja," ucap Ten. Minhyung membalas dengan anggukan, namun entah kenapa sepertinya dunia sedang tak menyambut baik kelahiran anak Haechan dan Mark. Hujan begitu deras, apalagi tadi sempat terjadi macet di jalan karena ada pohon yang tersambar petir dan menghalangi jalan, membuat mereka terlambat karena mengambil jalan memutar. 

Sudah lebih dari satu jam operasi di lakukan dan akhirnya mereka bisa mendengar suara tangisan bayi dari dalam sana, membuat semua orang menghela nafas lega karena anak Haechan telah lahir. Ten refleks memeluk Minhyung dengan erat, dia bahagia, sangat. 

Dokter keluar dari ruang operasi, mengabarkan bahwa baik Haechan maupun sang bayi yang berjenis kelamin laki-laki itu terlahir sehat. Namun yang mengejutkan adalah fakta, 

"Sepertinya Ayah dari anak itu memiliki gen mata biru, sangat indah sekali dilihat, jarang menemui anak yang terlahir dengan mata sebiru saphire," dokter itu tersenyum menyambut kebahagiaan keluarga mereka. 

Sepeninggalan dokter yang berkata akan memindahkan Haechan ke ruang rawat, mereka bertanya-taya dalam hati, baik keluarga Mark atau Haechan tidak ada yang memiliki warna mata biru saphire. 

Setelah Haechan dipindahkan ke ruang rawat, mereka semua lantas berkumpul disana. Bayi yang diberi nama Melvin Lee itu terlihat anteng dalam gendongan Haechan. 

Paras wajahnya seperti sang Ayah, dengan alis camar namun memiliki bentuk bibir seperti Haechan yang berbentuk hati, status alpha atau omeganya belum dapat diketahui, semua akan dapat dilihat statusnya saat berumur 10 tahun, dimulai dengan adanya tanda yang akan muncul di bahu mereka dan aroma feromon yang mulai menguat. Anak kecil memang memiliki feromon, namun tak sekuat saat mereka menginjak umur 10 tahun. 

BLOOD(MARKHYUCK) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang