Hari ini adalah hari kepindahan Yuta, Winwin, Jaemin, dan Jeno. Haechan senang bukan main, apalagi hari ini Ten juga ikut dalam acara kepindahan mereka.
Yuta, Winwin, dan Ten itu sudah bersahabat sejak lama, namun setelah Ten menitipkan Haechan, mereka sudah lama lost contact. Dan hari ini mereka sangat senang karena bisa berkumpul lagi,Untuk merayakan kepindahan mereka mengadakan pesta kecil-kecilan, Haechan dan Jaemin tadi sudah belanja banyak. Dan kali ini yang memasak adalah Ten dan Jaemin. Haechan hanya membantu sedikit, dia dan Mark menyiapkan wine dan menata gelas di meja.
"Mark, ada masalah? sepertinya hatimu gundah," tanya Haechan sembari mengelap gelas ditangannya. Mark tersenyum lalu menggeleng,
"Hanya beberapa pekerjaan yang belum selesai," jawab Mark.
"Jangan terlalu banyak dipikirkan, ada Jeno juga kan?" Haechan menatap Mark,
"Hari ini lupakan masalahmu dulu, semuanya sedang berkumpul," lanjut Haechan dengan senyumnya dan berakhir sebuah kecupan lembut di bibir.Bagaimana Mark bisa menyakiti kesayangannya ini? sepertinya dia tidak bisa, tidak akan bisa. Dia tak mampu melihat air mata di wajah manis itu lagi.
Mark harus menyuruh agar Chenle me-reject mate secepatnya, karena diantara alpha dan omega, jika ingin me-reject maka harus atas persetujuan keduanya, namun yang paling tersiksa adalah omeganya.
"Haechan! kemari dan bantu Mama mengiris dagingnya!" suara Ten,
"Iya Ma!" Haechan menyahut, dia meletakkan lap di tangannya kemudian berjalan menuju ke dapur. Sepeninggalan Haechan, kini giliran Jeno yang menghampiri, adiknya itu tahu jika ada yang membuat Mark kehilangan fokus beberapa kali. Tentang bocah bernama Chenle yang menjabat sebagai sekertaris mereka.
"Kau sudah memberitahunya kan tadi?" tanya Mark yang dibalas anggukan oleh Jeno,
"Entah jika dia masih tidak mau, satu-satunya cara yang bisa kita lakukan nanti hanyalah membunuhnya," ujar Jeno, kepala Mark mengangguk setuju, dia lantas menyelesaikan tugas mengelap gelas lalu beranjak darisana menuju ke halaman belakang, diikuti oleh Jeno dibelakangnya. Mereka tak sadar ditengah kepanikan mereka menentukan langkah selanjutnya Haechan mengawasi mereka, tahu jika ada yang aneh diantara mereka. Maka dari jauh Haechan memperhatikan, tatapan mereka terlihat serius, meskipun Mark selalu serius, tapi kali ini sepertinya ada masalah genting.Apa ada masalah di keluarga Jung lagi?
Ketika asik berkutat dengan pikirannya, Haechan dikejutkan dengan kehadiran Jaemin yang tiba-tiba hadir disampingnya.
"Mereka aneh kan?" tanya Jaemin yang dibalas anggukan oleh Haechan,
"Selepas pulang kerja ini Jeno juga tampak aneh, mereka berdua seperti kehilangan jalan keluar dari masalah," lanjut Jaemin. Kini mereka berdua memperhatian Jeno dan Mark yang duduk di kursi kayu halaman belakang, entah mengobrolkan apa.
"Aku hanya berharap kalau ada masalah yang bisa diselesaikan bersama mereka bisa cerita. Kalau itu masalah perusahaan semoga cepat selesai," ucap Haechan yang disetujui oleh Jaemin.
🌻🌻🌻🌻🌻🍉🍉🍉🍉🍉
Haechan tengah menyirami bunga matahari di halaman depan rumah mereka, Ten dan Winwin masih perawatan kulit diruang santai. Yuta pergi bekerja, Jaemin mengantar Jeno karena hari ini Jaemin ingin meminjam mobil Jeno. Sembari mendengarkan lagu kesukaannya Haechan bersenandung ria, Haechan sangat fokus bernyanyi sampai ketika ada telfon masuk di mengomel kesal.
Haechan meraih ponselnya di dalam saku hoodienya, saat dia melihat siapa yang menelfon, tapi hanya ada deretan nomor tak dikenal.
"Siapa sih?" Haechan mendumal, tapi dia tetap mengangkatnya.
"Halo?" sapa Haechan,
"Ah, apa ini Haechan?" tanya suara dari sebrang sana,
"Ya, ini aku. Siapa ini?" tanya Haechan,
"Ah, aku Chenle. Bisa kita bertemu hari ini? ada yang ingin aku katakan padamu,"
KAMU SEDANG MEMBACA
BLOOD(MARKHYUCK) END
Hayran KurguMark dan Haechan bertemu adalah sebuah takdir moongodness yang membawa malapetaka. OMEGAVERSE BXB NO CHILDREN FANTASY