Jam masih berdetak, hingga pagi buta menyambut namun Melvin belum bisa memejamkan matanya. Sudah beberapa hari Melvin tidak bisa tidur, mungkin dia tidur saat di kelas atau bahkan hingga tertidur saat bersama dengan Haechan. Namun saat dia sengaja ingin berniat tidur, Melvin bahkan tidak bisa memejamkan matanya.
Bukan tanpa alasan Melvin tidak tidur, dia ingin tapi ingatan tentang kejadian yang dia lihat dalam penglihatannya membuat Melvin tidak bisa berhenti memikirkannya. Dia takut jika kejadian itu terjadi di depan matanya dan dia tidak bisa menghentikannya, Melvin mengusap wajahnya, ia beranjak dari kasur kemudian berjalan menuju ke kamar mandi untuk membasuh wajahnya.
Setelah keluar dari kamar mandi, dia menuju ke ruang santai untuk menonton TV ditemani dengan satu bungkus keripik kentang dalam pelukannya,
Setelah menyalakan TV dan memutar film asal, Melvin bukannya menikmati film tetapi kembali melamun setelah beberapa saat. Hingga dia tak sadar Haechan sudah berada disampingnya,
"Melvin," Haechan memegang bahu sang anak, karena dia belum juga merespon setelah dia memanggilnya beberapa kali. Melvin menoleh ke arah Haechan dengan pikiran yang belum sepenuhnya kembali dalam dunia nyata,
"Hai Mom," ucap Melvin pada akhirnya. Haechan tersenyum, dia mengusap bahu anaknya,
"Kenapa belum tidur, ada masalah?" tanya Haechan.
Melvin menggelengkan kepala, terpaksa berbohong kepada sang Mama.
"Tidak ada, hanya belum terbiasa dengan kekuatan dalam diriku," jawab Melvin. Haechan memposisikan diri di ujung sofa,
"Kemari," Haechan menepuk pahanya, menyuruh agar Melvin menaruh kepala di pahanya. Melvin menurut, menaruh kepalanya di paha Haechan dan membiarkan tangan mungil sang Mama mengusap kepalanya dengan lembut.
"Mama ada disini, jika ada masalah ceritakan pada Mama oke?" ucap Haechan. Melvin meletakkan camilannya ke meja kemudian berbalik badan untuk memeluk Haechan dengan erat seolah ini adalah pelukan terakhirnya dengan Haechan.
"Aku takut," ucap Melvin.
"Ada Mama disini, dan akan selalu bersamamu," balas Haechan. Melvin menganggukkan kepalanya, kemudian perlahan memejamkan matanya, pelukan Haechan menjadi obat terbaik mengangkat semua kekhawatirannya,
Dan pagi itu Melvin berakhir tidur di sofa sendirian karena Haechan sudah pergi ke dapur menyiapkan sarapan. Haechan membuka kulkas mengeluarkan bahan-bahan yang dia perlukan untuk membuat sarapan kali ini, untuk menu sarapan kali ini dia ingin membuat sarapan bertemakan masakan barat, membuat cream soup, roti bawang, dan ayam panggang.
"Eh, susunya habis," ucap Haechan saat memeriksa bahan-bahan di kulkas, karena bahan yang kurang tinggal susu, jadi Haechan memutuskan untuk keluar apartemen untuk membeli susu. Setelah memakai jaket dan mengambil dompet Haechan pergi menuju ke supermarket dekat apartemen.
Sesampainya disana, Haechan mengambil beberapa bungkus makanan ringan untuk persediaan, kemudian dia berjalan menuju ke kasir untuk membayar. Ketika mengedarkan pandang keluar toko dia mendapati seorang pria berdiri disebrang dan menatapnya, seolah memperhatikan setiap gerak-gerik Haechan.
Merasa aneh, setelah Haechan membayar dia langsung keluar dan menghampiri pria itu yang bahkan masih menatapnya hingga dia sudah berhadapan dengannya.
"Ada masalah apa denganku?" tanya Haechan.
"Apa kau Ibu dari Melvin Lee?" tanyanya.
"Ya, aku Ibunya, siapa kau?" tanya Haechan. Pria itu menundukkan kepala memperkenalkan diri,
"Aku Felix, penjaga baru Melvin," ujar pria bernama Felix itu,
"Ikut aku," ucap Haechan yang kemudian langsung berjalan mendahului, tidak boleh ada yang mendengar percakapan mereka, lebih baik diteruskan di apartemen.
KAMU SEDANG MEMBACA
BLOOD(MARKHYUCK) END
FanfictionMark dan Haechan bertemu adalah sebuah takdir moongodness yang membawa malapetaka. OMEGAVERSE BXB NO CHILDREN FANTASY