Hati Haechan tak pernah tenang, dulu karena penantiannya atas Mark, kini ia tidak tenang karena apa yang akan dilewati oleh Melvin. Setelah semua rentetan acara pernikahan selesai hingga ke akhir dan Haechan berhasil mengikutinya, kini Haechan, Melvin dan Mark sudah berada di mobil dan melaju pulang.
Setidaknya saat acara pernikahan mereka tadi, Mark berhasil menenangkan Haechan dan membuat pria manis itu lupa sejenak akan masalahnya dengan Melvin. Tak ada yang berbicara dalam perjalanan pulang itu, membuat Melvin bertanya-tanya, apa orang tuanya sedang bertengkar?
"Mom, kau tak apa?" tanya Melvin,
Haechan menoleh menatap Melvin yang duduk di kursi belakang kemudian tersenyum,
"Tidak apa kok," jawabnya, ia meraih tangan Melvin yang tadinya berada dipegangan kursi. Rasa khawatir mulai menjalar di hatinya ketika menatap wajah sang anak.
Begitu sampai di apartemen, Haechan meminta agar Melvin membersihkan diri. Ia berjalan menuju ke kamar bersama dengan Mark, dia melihat Minhyung yang sedang bekerja.
"Aku akan mandi dulu," ucap Mark, dia mencium kening Haechan sebelum pergi menuju ke kamar mandi. Setelah kepergian Mark, Haechan berjalan menghampiri Minhyung yang duduk bersandar ke sandaran ranjang, si manis memilih untuk berbaring dan memeluk perut Minhyung.
"Ganti bajumu dulu sayang," ucap Minhyung yang tak mengalihkan atensinya pada laptop yang ada di pangkuannya.
"Apa perusahaan itu lebih menarik dariku, Minhyung?" pertanyaan Haechan membuat Minhyung langsung mengalihkan atensinya menatap Haechan yang nampak tidak bersemangat.
"Kau lelah?" tanya Minhyung.
"Tidak terlalu, tapi terlalu banyak yang aku pikirkan," jawab Haechan. Minhyung menutup laptopnya dan menaruhnya ke nakas, ia kemudian mengangkat tubuh Haechan dan mendudukkannya ke pangkuannya. Jika dulu Minhyung harus berfikir dua kali untuk memperlakukan Haechan sedemikian manisnya karena tidak ada ikatan selain mate diantara mereka.
Haechan menatap Minhyung, entah sejak kapan kedua tangannya sudah mengalung indah di leher Minhyung dan Minhyung memeluk pinggang ramping Haechan.
"Ada apa? ceritakan padaku," tanya Minhyung, tangannya mengusap lembut pinggang Haechan yang kini menatapnya dengan raut khawatir.
"Melvin...kau tahu bagaimana aku menyayanginya kan?" tanya Haechan.
"Aku juga menyayanginya, ada apa dengannya?" tanya Minhyung.
Haechan nampak menggigit bibir bawahnya,
"Dia..dia akan menjadi wadah bagi redmoon," jawab Haechan.
Hening, tidak ada lagi ucapan yang keluar dari bibir Haechan maupun Minhyung, dan hanya ada suara pancuran air dari kamar mandi karena Mark masih menuntaskan kegiatannya.
"Aku takut sesuatu akan terjadi padanya," ucap Haechan, ia memeluk Minhyung dengan erat, menghirup feromon milik pria itu yang berhasil membuatnya tenang. Tangan Minhyung mengusap pelan punggung Haechan,
"Tenanglah, dia pasti bisa melakukannya. Ada aku dan Mark yang akan melindunginya," ucap Minhyung, kini ia menepuk-nepuk pelan punggung kecil dalam dekapannya itu. Sebuah kecupan Minhyung berikan di pipi Haechan,
"Sudah ya? jangan sedih terus-menerus, aku percaya Melvin bisa melewati semua ini, dia kuat sama sepertimu," ucap Minhyung, ia menangkup pipi Haechan dan memberikan sebuah kecupan di bibir berbentuk hati itu.
Setelah itu entah sejak kapan kedua belah bibir itu sudah bertemu, saling melumat dan menghisap satu sama lain hingga menimbulkan suara kecapan yang memenuhi kamar mereka bertiga.
KAMU SEDANG MEMBACA
BLOOD(MARKHYUCK) END
FanfictionMark dan Haechan bertemu adalah sebuah takdir moongodness yang membawa malapetaka. OMEGAVERSE BXB NO CHILDREN FANTASY