Chapter 9

4K 105 10
                                    


Chapter 9

Seminggu sudah sejak kejadian di club sepupu aldo. Dan sampai saat ini aku tidak bisa melupakan perminta maafan ardi.

Hubungan ku dan axel makin mendekat walaupun terkadang kami masih sering berantam. Tapi sebagai cewek yang peka dengan keadaan, aku tau axel mulai mendekati ku menjurus ke arah hubungan serius. Seperti ibu dan tante nina mau.

Tapi masalahnya apakah aku bisa membuka hati ku untuk yang baru?

Pasti dan kamu harus bisa! Dia aja sudah membuka hatinya untuk yang baru, mengapa kamu tidak?

Aku menghela napas ku dan memijat pelipisku. Mengapa hidupku tiba-tiba menjadi berat seperti ini?

Dari pada pusing-pusing lebih baik aku sekarang bersiap untuk meeting ku dengan claudia.

Hari ini aku berjanji dengan claudia untuk berbicara lebih banyak lagi mengenai pernikahannya. Dan kebetulan hari ini sekalian aku bisa bertemu dengan tunangannya.

Aku berdiri didepan cermin, memastikan kalau penampilanku sudah okay. Baru saja aku mau membetuli lipbalm yang kupakai aku merasakan handphoneku berbunyi.

Axel cowok resek

Ngapain dia nelpon aku? Dengan berat hati aku mengangkat telponnya.

"Hallo?"

"Bina?" Tanyanya dari tempat dia berada.

"Bukan ini miley cyrus," Jawabku sarkastis, karena aku memang sedang tidak mood untuk berbicara dengannya.

"Oh." Jawabnya singkat, membuat mood ku makin parah.

Jangan tersulut emosi bina.. jangan...

Ku pejamkan mataku untuk beberapa detik sambil mengambil napas dalam-dalam.

"Iya ini gue, kenapa lo telpon?" Tanyaku akhirnya, karena ingin cepat-cepat menyudahi komunikasi ini.

"Kok masih bilang 'gue'? Aku kan udah bilang jangan pake 'gue-lo' lagi, tapi 'aku-kamu'." Katanya dengan nada anak sd yang sedang minta mainan baru ke orang tuanya.

Diriku yang tadi mulai tersulut emosi, seketika berubah menjadi jijik. Ini salah satu alasan mengapa aku lagi malas untuk berbicara dengannya.

Jadi, 2 hari yang lalu. Axel tanpa kabar datang ke kantor ku untuk menjemputku. Kebetulan mobilku sedang masuk bengkel, dan dia datang menjemputku ke kantor dan mengantarkan ku pulang dengan gratis. Tentu aku tidak menyia-nyiakannya.

Tapi bukannya mengantarkan aku pulang, dia ber-alasan kalau dia belum makan siang dan minta aku untuk menemaninya makan.

Pendengaranku yang sedang tidak bagus atau diriku yang kurang peka, tidak menyadari sedari awal dia menjemput. Dia sudah tidak menyebutkan lagi 'gue-lo' melainkan 'aku-kamu'.

Puncaknya saat dia mengantarkan ku pulang. Dia menyadari kalau aku tetap menyebutkan 'lo-gue'. Dia tiba-tiba menepikan mobilnya, dan menyuruhku untuk stop memanggilnya dengan 'lo-gue' dan memulai dengan 'aku-kamu'.

Tentu saja aku tidak mau, dan akhirnya perdebatan kami berujung dengan aku turun di tengah jalan. Setelah itu dia terus-terusan minta maaf kepadaku, dan tetap mengantarku pulang. Walaupun sepanjang jalan dia tetap memintaku untuk memulai dengan 'aku-kamu'.

Aku menghembuskan napas ku dengan sabar, "Udah ya,xel. Gue lagi males berdebat sama lo. Jadi please ke to the point aja."

Dia menghela menyerah, membuatku menjadi tersenyum menang.

Mantan TerindahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang