Maaf yaa kalo ada typo yang bertebaran..
Selamat membaca!!
++++++++++
Chapter 8
"Cow--" Bu nirma menatapku bingung, langsung aku berdeham dan berusaha mengontrol diriku di depan Bu Nirma.
"Axel.. ngapain kamu disini?" Tanyaku selembut mungkin, dan sedikit merasa geli saat bilang kamu di saat aku terbiasa dengan lo.
Aku tidak bisa menyembunyikan keterkejutan ku, melihat axel dengan Bu Nirma di sini. Apalagi mereka sedang mengobrol layaknya sahabat yang ber tahun-tahun tidak bertemu.
Dan yang paling langka, benar-benar langka adalah Bu Nirma si Boss terkiller ini tersenyum.Rasanya aku ingin mengambil handphone yang berada di tasku dan mengambil gambar moment langka ini.
Oke.. aku mungkin terdengar sedikit lebay, atau sangat lebay. Tetapi bagaimana, dari awal aku berkerja di wedding organizer ini. Aku tidak pernah sekali pun, tidak pernah melihat Bu Nirma tersenyum.
Beliau selalu berwajah datar atau marah-marah, dari dulu aku pertama kali berkerja disini.
"Tadi saya dan axel tidak sengaja bertemu di lobby, kebetulan axel ini dulu salah satu sahabat anak saya. Dan axel ini sudah saya anggap jadi anak sendiri." Jelas Bu Nirma, yang ku tanggapi hanya dengan anggukan mengerti.
"Terus kenapa ibu panggil saya ke sini?" Tanyaku bingung, kalau Bu Nirma mau mengobrol-ngobrol dengan axel. Ya mengobrol-ngobrol saja, tapi mengapa aku di suruh datang ke ruangan beliau? Aku kan gak ada kaitannya dengan ikatan persahabatan axel dan anaknya Bu Nirma.
Senyuman di wajah Bu Nirma memudar dan wajah datarnya kembali terpasang diwajahnya. Langsung aku menjadi gugup kembali melihat reaksi Bu Nirma.
"Memangnya salah kalau saya memanggil kamu ke ruangan saya?" Tanya Bu Nirma balik. Mampus kamu Bina!
Aku bersusah payah menelan saliva yang ada di tenggorokan ku. "Eng-enggak bu ma-maksud say-" Kalimatku terpotong oleh tawa axel yang menggelegar ke seluruh ruangan.
Aku menatap axel tajam, dia bukannya berhenti tertawa malah dia tertawa lebih keras.
"Yaampun bina.. bina..." Ucapnya di jeda tawaannya.
Aku melihat pelan-pelan sebuah senyuman kembali muncul di wajahnya Bu Nirma, bahkan beliau ikut tertawa kecil dengan axel.
"Tante, sifat menakutkan tante sampai sekarang ternyata belum hilang juga ya, tan." Kata axel seraya menghapus air mata yang sedikit keluar karena tertawa keras tadi.
Bu Nirma hanya mengangguk dan tertawa kecil, "Kebetulan tadi saya ketemu axel di lobby, dan katanya dia ada perlu dengan kamu. Tapi dia gak tau di lantai berapa kamu kerjanya," Jelas panjang Bu Nirma.
Aku mengangguk mengerti. Tapi.. ngapain si axel ini dateng ke kantorku?
Aku menepuk jidatku teringat dengan tantanganku ke dia semalam.
"Sebenernya ada apa kamu kesini mau jemput bina, xel?" Tanya Bu Nirma. Aku langsung melirik axel, yang melirik ku balik sambil memberikan senyuman licik ke arahku. Uh oh.. aku punya firasat tidak enak..
"Jadi gini, tan. Axel mau ngajak Bina hangout bareng-bareng temen axel. Tapi-" dengan cepat aku berlari ke arah axel dan menutup mulutnya dengan tanganku.
Bu Nirma menatap aku terkejut, "Tapi ibu kan tau, saya itu orangnya kadang pelupa. Jadi kemarin saya berpesan ke axel buat jemput saya di kantor, biar saya ingat dengan janji kita." Jelasku bohong ke Bu nirma, yang kayaknya percaya dengan kebohonganku.

KAMU SEDANG MEMBACA
Mantan Terindah
RomanceBagaimana jika kamu bertemu lagi dengan mantanmu? Tapi ini mantan bukan sembarang mantan, melainkan ini adalah mantan terindahmu. Mau tau kelanjutanya? come follow my journey. copyrights © 2014 by may1710