Chapter 12Dan disini lah kami sekarang, jalan-jalan di salah satu pusat belanja yang cukup terkenal di Bandung.
Yang ku maksud kami, bukan hanya aku dan axel. Tetapi kami itu aku, axel, dan milly.
Milly keponakan ku tersayang. Yang sedang berada di masa lucu menggemaskan.
Bagaimana milly bisa ikut jalan bersama ku dan axel?
Jadi gini ceritanya..
~~~
Setelah aku membersihkan diri alias mandi, dan bersiap-siap untuk pergi. Aku segera pergi ke ruang tamu untuk berpamitan ke ibu. Aku yakin axel pasti juga sudah di ruang tamu menemani ibu berbicara.
"Jadi ini toh, calonnya kak bina.." Kata seseorang yang suaranya cukup familiar.
Satu pertanyaan muncul di benak ku. Ngapain itu kutu kupret disini?
Segera ku percepat langkah ku menuju ruang tamu. Dan bingo! Ada si kutu kupret a.k.a adek sepupu ku.
Dia duduk di sana, asik berbincang dengan ibu dan axel. Biasanya kalau ada kutu kupret senior, pasti kutu kupret junior juga hadir. Tapi ini kenapa gak ada ya?
Seperti sadar kalau ada orang di daun pintu ruang tamu. Kutu kupret.. okay nama aslinya adalah citra, tersenyum 50 juta watt ke arahku.
"BINAAAA! OMG AKU KANGEN BANGET SAMA MBAK!" Teriak citra lalu langsung berlari dan berhambur memelukku SANGAT kencang.
Citra jadelyn bilqis adalah adek sepupuku yang sangat aku tidak sukai. Mengapa? Karena dia senang sekali mengejek ku dan seperti ingin memberi tahuku secara halus kalau hidup percintaannya ini lebih mulus dari pada punyaku.
Buktinya saja dia sudah menikah dan sudah di karuniai seorang anak perempuan, di umur terpaut masih sangat muda. Yaitu 21 tahun. Sangat muda kan.
Dan karena faktor itu lah diasering mengejek ku untuk segera menikah dan cepat-cepat menyusulnya. Hellooo umurku saja baru 23 tahun. Bisa di bilang umur yang masih sangat muda. Aku masih ingin menikmati masa muda ku.
Tidak seperti dia, yang buru-buru menikah di usia 16 tahun dan mempunyai anak di usia 17 tahun. Disaat anak-anak yang lain, sibuk mempersiapkan diri untuk ujian nasional. Beda dengan citra, dia Sibuk mempersiapkan diri untuk menjadi seorang ibu.
Tapi yang aku saluti dari dirinya adalah dia tidak mengeluh sedikit pun tentang itu. Malah dia bilang, "citra sangat bersyukur di kasih tuhan kesempatan buat menjadi seorang ibu di usia muda. Makanya mbak bina cepetan nyusul aku, seru kok jadi ibu muda."
Dan karena itu lah ibu menjadi semakin heboh mendorongku untuk cepat-cepat menikah. Karena beliau ingin cepat-cepat menimang cucu seperti adik iparnya, tante novi.
Abort mission.. abort mission.. aku kehabisan napas. Makan apa sih kutu kupret ini kekuatan meluk aku kayak koala meluk pohon!
"Cit, lepasin itu muka bina udah membiru kasian dia kehabisan napas." Tegur axel, citra langsung melepas pelukan koalanya. Langsung aku menghirup napas banyak-banyak, gila! Semenit lagi aja dia gak lepas pelukannya. Mungkin besok aku udah tinggal nama.
Setelah napas ku mulai kembali normal. Aku kembali mencari anak kecil yang biasanya suka ngintilin kemana ibunya pergi.
"Milly mana?" tanyaku masih mencari gadis kecil yang tingginya hanya setinggi pahaku.
Mendengar pertanyaanku citra langsung cemberut, "Inilah nasib jadi ibu punya anak yang lucu. Bukan ibunya ditanya dulu kabarnya gimana. Ini malah langsung nanya anaknya dimana," cibir citra gak senang. Aku hanya tertawa kecil melihat tingkah ibu satu anak ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mantan Terindah
RomansaBagaimana jika kamu bertemu lagi dengan mantanmu? Tapi ini mantan bukan sembarang mantan, melainkan ini adalah mantan terindahmu. Mau tau kelanjutanya? come follow my journey. copyrights © 2014 by may1710