Warning! Chapter ini adalah chapter masa lalu tentang ardi dan bina. Bukan lanjutan yang kemarin!
Sekali lagi! Chapter ini adalah chapter flashback. Buat lanjutan chapter sebelumnya, ada di chapter setelah chapter ini.
Enjoy reading!
++++++++++
Chapter 10 (flashback)
8 tahun yang lalu...
"Bin, liat itu kak rendra lagi nge-shoot! Masuk.. please masuk.." Karin sahabat baru ku, mulutnya ber komat-kamit membaca doa. Agar bola basket yang akan di shoot oleh kak rendra, masuk ke dalam ring.
"Hore!!! Masuk!!" Seru Karin dan orang-orang di sekitarku.
Aku menutup telingaku dengan kedua tanganku, karena suara orang-orang yang ber-teriak sangat memekik telingaku.
Papan score yang berada di seberangku, berubah dari 18 menjadi 21. Walaupun aku tidak terlalu suka dengan pertandingan basket, tapi aku tetap bangga dengan sekolah ku. Bisa unggul dalam pertandingan ini.
Sebenarnya juga kalau bukan karena karin, aku gak bakal mau pergi kesini. Karin bukan penggemar basket, tapi dia kesini cuman ingin melihat kak rendra. Kakak kelas kami yang sangat populer di sekolah karena kepintarannya dalam belajar dan juga main basket. Buktinya dia adalah captain basket di sekolahku. Selain itu juga kak rendra ini terlahir dengan wajah yang tampan.
Jadi kalian bisa bayangkan betapa banyak penggemar kak rendra. Dengan kepintarannya, kepopulerannya, dan juga ke tampanannya.
Karin menghela napas sedih, saat melihat kak rendra balik masuk ke ruang ganti untuk break 15 menit. Sebelum kembali bertanding lagi untuk babak kedua.
"Yes.. kak rendranya balik! Setidaknya kedua kuping gue bisa istirahat dari teriakan fans-fansnya kak rendra!" Seruku senang yang di tanggapi dengan lirikan tajam dari karin.
Karin duduk di sampingku dan merebut sebotol air putih di tanganku. Aku tertawa kecil melihatnya. Tiba-tiba aku merasa ada seseorang menepuk pundak ku pelan.
Aku mengadah kepalaku, dan menemukan seorang laki-laki yang sepertinya tidak seumuran dengan ku. Tapi seumuran dengan kak rendra. Sama denganku dia memakai seragam putih abu-abu lambang sekolahku.
"Tempat duduk yang disini kosong?" Tanyanya pelan, sambil menunjuk tempat duduk kosong di sampingku.
Aku hanya menganggukan kepalaku. Dia tersenyum manis, mengeluarkan lesung pipi, di pipi kanannya.
Melihatnya tersenyum, tiba-tiba hatiku deg-degan. Langsung aku memutuskan tatapan kami dan memilih menatap papan score di depan ku. Kenapa aku jadi salah tingkah kayak gini?
Dia duduk di sampingku, membuat jantungku berpacu lebih cepat. Dan membuatku sedikit grogi.. oke sangat grogi..
"Ini lagi waktu break ya?" Tanyanya sambil menatapku. Seperti suaraku sedang hilang, aku kembali hanya menganggukan kepalaku.
Kalau kak rendra itu masuk dalam kategori ganteng. Cowok yang duduk di sampingku ini masuk dalam kategori manis. Kulitnya yang sawo matang, tidak putih seperti kak rendra. Lalu senyumnya itu yang manis, kayaknya es teh manis aja kalah manisnya dengan senyumannya. Apalagi pas dia tersenyum tadi, saat lesung pipinya timbul.
Aku mengerjapkan mataku berulang kali dan memainkan rok abu-abu yang ku pakai. Karin masih menatap pintu ruang ganti, dengan penuh harap kak rendra segera keluar dari situ.
"Oh iya.. kenalin aku kalva ardian pratama, tapi panggil ardi aja karena kalva itu aneh." Katanya, menjulurkan tangannya ke arahku.
Aku membalas julurannya, "Aku Davian Tifa Sabina, panggil aja bina."
![](https://img.wattpad.com/cover/16716523-288-k613266.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Mantan Terindah
RomanceBagaimana jika kamu bertemu lagi dengan mantanmu? Tapi ini mantan bukan sembarang mantan, melainkan ini adalah mantan terindahmu. Mau tau kelanjutanya? come follow my journey. copyrights © 2014 by may1710