Chapter 11

3.9K 116 18
                                    

Back again!

Cuman sekedar info. Chapter ini lanjutan chapter 9.

Berarti chapter ini bukan, chapter flashback lagi!

Selamat membaca!

++++++++++

Chapter 11

Aku duduk di salah satu batu di tebing ini. Ya, aku sekarang ini lagi di Bandung. Tepatnya tempat masa lalu ku dengan dia.

Seraya memandang pemandangan yang ada di depanku. Aku menghela napas ku dan menggelengkan kepalaku, yang tiba-tiba teringat dengan masa-masa dulu aku bersama dia.

Tak terasa seminggu sudah setelah kejadian meeting dengan client. Yang tak pernah aku bayangkan, client seseorang dari masa laluku. Lebih tepatnya mantan ku, no.. lebih tepatnya lagi mantan terindahku.

Selama seminggu itu juga aku menjadi tidak konsen di kantor. Sehingga Bu Nirma, yang terkenal tidak memedulikan karyawan lain di kantor. Menanyakan kenapa dengan diriku yang tiba-tiba sering melamun.

Pola makanku pun jadi tidak teratur, jika tidak di ingatkan oleh axel. Mungkin bisa seharian itu aku gak makan, karena sangking tidak nafsunya.

Pikiranku berkecamuk, banyak sekali pertanyaan yang ingin aku tanyakan. Bukan hanya pikiranku saja, tapi perasaanku juga. Mengingat aku yang akan mengatur pernikahan dia. Dia mantan yang sampai saat ini aku masih mencintainya.

Ya, setelah sering melamun memikirkan dia dan hanya dia. Aku tau, walaupun aku sulit untuk mengakuinya. Kalau aku masih cinta sama dia. Walaupun dia dalam hitungan bulan akan menjadi imam keluarga dari seorang cewek, yang pasti bukan diriku. Aku masih mencintainya.

Dan bodohnya aku masih ingin, kalau aku dan dia untuk kembali bersama lagi. Hal yang sangat tidak mungkin terjadi. Mengingat dia yang akan menikah bersama claudia.

Aku tersenyum miris, melihat diriku yang kurang beruntung ini.

Suara kaki berjalan ke arahku, menyadarkan ku dari lamunanku. Tanpa perlu berbalik, melihat suara kaki siapa itu. Aku sudah tau paling itu tukang kopi dekat sini, mau mengantarkan pesanan ku.

Tanpa berpikir panjang aku menyuruh tukang kopi tersebut, untuk menaruh kopi pesananku di samping ku.

Aku masih asik memandang view di depanku. Tanpa melepas tatapan ku ke pemandangan yang ada di depan ku. Aku meraih kopi yang ada di sampingku.

Dahi ku mengernyit, mana kopinya?

Akhirnya aku melepas tatapan ku dari view cantik di depanku. Dan melihat 'kopi' yang seharusnya ada di sampingku. Tapi nihil, bukannya kopi malah batu yang ada di samping ku.

"Mas, kop-" Ucapanku tercekat di tengah jalan. Melihat orang yang aku kira adalah tukang kopi. Ternyata bukan.

Satu pertanyaan langsung muncul di benak ku.

Ngapain dia disini?

Kedua mataku membulat seketika. Dia layaknya makhluk tanpa dosa, hanya tersenyum ke arahku dan duduk di sampingku.

Aku memutuskan tatapan kami, dan balik menatap view di depan kami.

Aku teringat dengan pesan yang dia kirim seminggu lalu. Pesan yang sampai saat ini belum aku balas. Tapi apa guna jika aku membalas pesan itu sekarang? Toh orangnya aja udah ada di depanku saat ini.

Mantan TerindahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang