Chapter 1

11K 210 9
                                    

Disini aku gak mau banyak nge-rant.

intinya...

happy reading!

++++++++++

chapter 1

Aku duduk di salah satu kursi kosong cafe ini, sambil memandangi keramaian kota jakarta.

"ini pesanan teh hijau jasminenya. selamat menikmati." ucap sopan seorang pelayan, yang ku balas dengan sebuah senyuman dan anggukan.

'mau di katakan apa lagi

kita tak akan pernah satu

engkau disana aku disini

meski hatiku memilihmu'

suara merdu Raisa mengalun indah melalui speaker cafe. Aku mengetuk jari ku di meja cafe sesuai irama dan sedikit bersenandung.

Lagu ini jujur mengingatkanku pada seseorang atau bisa disebut mantanku lebih tepatnya lagi mantan terindah ku, sesuai dengan judul lagu tadi.

Dia seseorang yang sangat ku sayangi tapi sayang karena jarak memisahkan kita. Aku dan dia bersepakat untuk menyudahi hubungan ini, walaupun sebenarnya kita ini masih saling menyayangi satu sama lain.

Tiba-tiba aku menggelengkan kepalaku dan tersenyum miris.

sudahlah Bina lupakan dia. he's just part of your past. mungkin sekarang dia malah sudah mempunyai seseorang penggantimu. aku hanya tersenyum kecut memikirkan hal itu.

"Mbak Sabina ya?" tanya suara lembut seseorang, yang membuatku tersadar dari lamunanku.

"Eh iya, Mbak Claudia kan?" tanyaku balik dengan sopan dan menyuruhnya duduk di kursi kosong di hadapan ku.

Setelah dia duduk dan memesan minumnya. Kami mulai berbincang hangat mengenal satu sama lain.

"jadi mbak sab--" sebelum dia menyelesaikan kalimatnya, aku memotongnya duluan.

"gak usah panggil mbak Sabina, panggil aja Bina. kita juga seumuran kok." kataku setelah Claudia memberi tahu umurnya.

Claudia mengangguk, "Jadi gini Bina, aku sama tunanganku ini mau pernikahan kita temanya simple tapi elegant. kira-kira bisa kan?"

Simple tapi elegant, berbagai ide langsung bermunculan di otak ku. "Bisa-bisa kok, kira-kira kamu mau ngundang berapa tamu undangan?" tanya ku seraya mengeluarkan notebook ku.

Dia tampak berpikir sebentar, "Kira-kira 1000 orang," jawabnya, aku langsung mencatatnya di notebook ku.

Kami mulai membicarakan persiapan pernikahannya.

tak kurasa ternyata waktu sudah menunjukan pukul 7 malam. wow ternyata sudah 2 jam saja kami disini.

"um, Claudia ini udah malem gimana kita lanjutin lain hari? kan masih ada kurung 3 bulan sampai hari H nya," sugesti ku pada Claudia. Dia mengecek Iphonenya dan mengangguk setuju.

Mantan TerindahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang