White Day Ever

16 3 1
                                    


14 Maret 2018.

Byurrr

Hantaman dinginnya air dirasakan Reyna kala seorang wanita yang tampak tengah murka itu mengguyurnya tanpa perasaan di pagi hari

" Enak ya tidur disini? Saya suruh kamu bersihkan kamar mandi ini kamu malah tidur! Mau tidur disini selamanya?! " Ucapan selamat pagi dari ibu 4 anak itu

"Maaf ma" Kata Reyna takut takut, dengan sigap ia bangkit dari posisi terduduknya tadi menjadi berdiri.

"Udah saya bilang berkali kali jangan pernah panggil saya mama. Saya jijik, hanya melihat mu saja saya sudah jijik asal kamu tau. Anak tak tau diri! Kapan sih kamu mati nya!" Rasanya hampir setiap hari Reyna mendengar perkataan itu keluar dari mulut sang ibu bahkan kadang juga saudara saudaranya pun mengatakan hal serupa namun kali ini rasanya sakit sekali. Bagaimana seorang ibu dapat berkata hal seperti itu? ya walaupun memang notabennya wanita itu adalah sosok ibu tirinya. Beruntungnya Reyna dapat menahan semua itu jika tidak mungkin saja sudah ada berita seorang siswi yang terjun bebas dari lantai atap sekolah.

Reyna keluar dari kamar mandi menuju kamarnya,mulai bersiap untuk pergi ke sekolah karna waktu yang sudah menunjukkan pukul 6.50 sedangkan waktu masuk sekolah adalah pukul 7.00

Terima tidak terima ia tentu saja sudah terlambat karena jarak tempuh dari rumahnya ke sekolah yang jauh dan dia harus berjalan kaki ke sana atau berlari agar tidak terlambat. Namun 10 menit bukanlah waktu yang cukup untuk bersiap dan pergi ke sekolah bahkan jika ia berlari sekalipun.

" Terlambat lagi Reyna, bagaimana kamu bisa lulus dengan nilai yang sempurna dan mendapatkan beasiswa jika terlambat terus seperti ini." Awal kata indah yang selalu dijadikan sebagai motivasi di pagi hari. Seorang lelaki paruh baya yang harus menghentikan pembelajarannya itu karena seorang murid yang terlambat.

" Maaf Pak" Jawab Reyna merasa bersalah

"Kata maaf tak bisa membuatmu sukses Reyna" Memang benar yang di ucapkan  gurunya ini, maaf saja tak cukup untuk membuatnya sukses dikemudian hari. Tapi kalau di pikir pikir apa Reyna akan bisa mencapai titik sukses itu?

"Lari lapangan 5 kali sekarang juga." Titah pak parta sebagai hukuman keterlambatannya yang langsung dilaksanakan oleh Reyna

Lebam yang rasa sakitnya masih dapat di rasakan dengan jelas, kedinginan di malam hari, dan sekarang berlari di bawah sinar matahari. Wah indah sekali  hidup nya dengan segala macam kejadian beruntun seperti ini. Namun sepertinya Reyna sudah terbiasa dengan semua itu,lihatlah bagaimana dia dapat menerimanya tanpa membela diri sedikitpun.

Setelah selesai melakukan hukumannya Reyna masuk kembali ke dalam kelas, duduk di kursi paling pojok dan terbelakang kemudian memfokuskan diri untuk mengejar kembali semua ketertinggalannya.

Waktu istirahat pun tiba seperti biasa Reyna pergi ke kantin memesan makanan seadanya dan mulai memakannya. Pagi ini Reyna cukup lapar lantaran tadi pagi ia tak sempat untuk sarapan. Namun sekalipun ia lapar tetap saja nafsu makannya hampir bisa dibilang tidak ada, entah kenapa tapi akhir akhir ini dia makan hanya untuk menghilangkan rasa laparnya saja.

"Hari ini kau terlambat lagi, apa ada masalah lagi?" Seorang perempuan yang akrab disapa Rasyi itu menarik kursi di hadapan Reyna dengan membawa semangkuk bakso dan segelas teh es di atas nampan

"Lagi?" Sejenak Reyna berfikir dengan pertanyaan temannya itu

"Ah iya lagi..aku tidak sengaja menyenggol vas bunga tadi malam karna itu aku bermalam di kamar mandi dan terlambat" Jawab Reyna. Ia bahkan sudah lupa kejadian seperti ini sudah berapa kali terjadi di hidupnya. Sebenarnya hukumannya hanyalah membersihkan kamar mandi itu saja namun karena ia dikunci jadi mau tak mau Reyna pun harus terpaksa bermalam di tempat dingin itu

ButterflyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang