🦋 ButterflyPagi ini Reyna bersiap untuk kesekolah. Sudah hampir dua minggu ia tidak menjejaki kaki ke tempat menyebalkan itu. Sebenarnya tak ada lagi niatan untuk menimba ilmu disekolah itu, rasanya Reyna ingin sekali untuk pindah. Tapi kalau untuk pindah ia harus berurusan dengan sang ayah, Reyna tak yakin akan diizinkan pindah. Entah makian apa yang akan ia terima.
Setelah kejadian terakhir kali pun tak ada yang berubah. Ya mungkin sedikit. Mengenai sikap kedua kakak tirinya itu yang akhir akhir ini menjadi sedikit lebih lembut dari biasanya.
Reyna turun kebawah setelah usai bersiap siap, ia melewati ruang makan dirumah itu lalu mencoba menyapa orang orang yang tengah menikmati sarapan nya.
" Selamat pagi " Sapa Reyna walaupun tak ada yang membalas.
Reyna duduk di sebelah Bisma. Seperti biasa, berhadapan langsung dengan sang ayah. Meja yang digunakan adalah meja berbentuk bundar agar seluruh anggota keluarga dapat terlihat dengan jelas.
Suasana pagi ini cukup canggung. Reyna sadar akan hal itu, ia lah penyebab kecanggungan tersebut. Karena itulah secepat mungkin Reyna berusaha untuk menyelesaikan sarapan nya.
" Reyna selesai " Ucap nya lalu bangkit untuk meletakkan alat makannya ke washtaple. Kembali lagi untuk mengambil tasnya lalu permisi untuk berangkat ke sekolah. Meskipun tak ada balasan Reyna tetap saja mengatakan nya, kalau kata buna itu adalah sopan santun terhadap yang lebih tua.
" Reyna " Panggil Areksa dari kejauhan kala ia melihat gadis itu sedang berjalan menuju kelasnya
" Buk Darma manggil lo, katanya disuruh keruangan beliau " Ucap nya kala sudah berada tepat di hadapan gadis itu
Reyna mengangguk lalu memutar arahnya untuk pergi ke ruangan wali kelasnya itu diikuti oleh Areksa. Entah kenapa menurut Areksa gadis disebelahnya ini sedikit berubah, biasanya mereka akan ribut dengan hal sepele namun sekarang untuk sekedar membalas perkataannya pun gadis itu terlihat enggan.
Tok tok tok
Tiga kali ketukan berhasil membuat pemilik ruangan mempersilahkan mereka masuk
" Permisi buk Darma. Ibu nyari saya? " Tanya Reyna. Akhirnya gadis itu bicara juga
" Iya, duduk lah. Ibu minta maaf untuk kejadian kemarin ya, masalahnya udah diselesaikan kamu udah bisa belajar seperti biasa sekarang. Oh iya, kamu gimana? Udah sembuh demamnya? "
Reyna sudah tak perduli lagi dengan masalah yang lalu. Baginya yang lalu biarlah berlalu. Ia pun sudah memaafkan orang orang yang sempat menyakitinya kemarin perihal masalah tersebut. Namun pertanyaan buk Darma membuat Reyna sedikit bingung. Ia sama sekali tidak demam. Tapi mungkin kakak nya kemarin mengizinkannya ke sekolah, Reyna tak ambil pusing, ia pun mengangguk kemudian mengatakan dengan singkat bahwa ia sudah sembuh.
" Baguslah kalau begitu. Ibu manggil kamu ke sini itu karena Radha lagi sakit dan sepertinya untuk pulih dia butuh waktu yang cukup lama. Sedangkan olimpiade akan diadakan dalam dua minggu lagi " Sebenarnya Reyna sedikit bingung dengan arah pembicaraan wali kelasnya ini, namun ia tetap mendengarkan nya
" Ibu lihat nilai nilai kamu di matematika itu tinggi. Jadi kalau kamu gantiin Radha untuk olimpiade gimana? "
" Kamu satu satunya harapan ibu Reyna. Murid lain tidak ada yang memenuhi, kamu mau ya gantiin Radha? " Bujuk buk Darma
KAMU SEDANG MEMBACA
Butterfly
Novela JuvenilReyna seorang remaja perempuan yang tak pernah mengenal kebaikan semesta. 17 Tahun ia hidup tak ada satupun rumah yang dapat ia singgahi. Kata orang, anak adalah anugerah terindah dari Tuhan dan hadiah paling menakjubkan dari semesta. Lalu kapan me...