🦋 ButterflyPagi ini terasa menyilaukan bagi Amanda. Wanita itu baru saja terbangun dari bunga tidurnya, entah mengapa tapi ia merasa kondisinya pagi ini jauh lebih baik dari pada tadi malam. Pusing sudah tak mendera Amanda lagi, badannya pun sudah tak terasa begitu panas. Ia hendak bangun namun merasakan sebuah pereda panas menempel di keningnya ia terkejut, seingatnya tadi malam ia sudah tak sanggup bahkan hanya untuk sekedar meminun obat.
Suara pintu terbuka menampilkan sosok seorang gadis remaja yang tengah membawa nampan berisikan makanan.
" Ma, udah mendingan? Makan dulu yuk"Reyna, ternyata gadis itu yang merawatnya dari tadi malam.
" Ngapain kamu disini. Keluar " Sayang sekali usiran Amanda sama sekali tak berlaku untuk anak bungsunya itu. Reyna tetap melangkah masuk dan mendekati ranjang Amanda.
" Ma, makan dulu biar ada tenaga habis itu baru usir Reyna lagi. " Ucap Reyna kemudian memberikan sendok dan semangkuk bubur ayam buatannya, namun tak kunjung di terima oleh Amanda.
" Mama mau aku suapin? Bilang dong ma, kan gak pegel tangan aku nyodorin sendoknya " Reyna mengambil kembali sendok dan semangkuk bubur tadi, dan beralih menyuapi mama nya.
" Ma, aaaa " Sekali lagi penolakan yang Reyna terima dari mama nya.
Menghela nafas kemudian menaruh kembali sendok berisikan bubur itu kemangkuk semula " Ma, makan ya? Kalo mama makan Reyna gak nemuin mama lagi deh 3 hari. Ya ma? 3 hari loh gak ketemu Reyna, mama cuman perlu makan bubur ini aja. Yaa? "
Sebenarnya Amanda memang sangat lapar sekarang, ingin sekali rasanya ia mengambil mangkuk itu dari tangan Reyna dan memakannya dengan lahap. Manun sayang sekali, gengsi nya lebih besar dari rasa laparnya.
" Ma, eeeumh enak loh. Nih coba cium aroma buburnya, enak banget looh. Reyna buat buburnya khas banget nih lihat warnanya aja cakep mah. " Memang bubur yang dibuat Reyna ini bukan bubur putih biasa. Ia memberikan sedikit tambahan bumbu bumbu dan juga kecap hingga warnanya cukup menarik perhatian dan wanginya sangat nikmat.
" Yaudah deh kalo mama gak mau, Reyna buang aja ya. Mama mau Reyna pesenin gojek aja? Mama mau makan apa? " Ujar Reyna sambil memberes bereskan barang barang yang akan ia bawa turun kembali
Tak kunjung mendengar jawaban, Reyna memalingkan wajahnya menghadap sang mama yang ternyata sedang menatap bubur buatannya tadi.
Reyna terkekeh kemudian mengangkat barang barang tadi dengan tetap meninggalkan bubur itu di atas nakas.
" Reyna tinggalin ya ma. Kalau butuh apa apa panggil aja Reyna. Jangan lupa minum obat "
Setelah mengucapkan itu Reyna keluar dari kamar sang mama kemudian beranjak menuju dapur.Kini matahari sudah tak malu malu menunjukkan teriknya, Amanda rupanya tertidur setelah memakan bubur yang dibawa oleh Reyna dan meminum obat.
Merasa bosan, ia memilih untuk turun menuju dapur, rasa lapar mulai mendera nya saat ini. Melirik tudung saji di atas meja, lalu perlahan berjalan mendekat dan membukanya.
Menemukan secarik kertas yang ia tau jelas siapa yang menulisnya
" Makan siangnya ma,
jangan lupa minum obat "Sebenarnya Amanda cukup gengsi untuk memakan makanan itu, namun yang ia lihat adalah nasi lemak dan isiannya. Jelas itu adalah makanan yang sangat sangat tidak bisa Amanda tolak.
" Aku hanya makan karena aku sudah sangat lapar " Menarik kursi dan mulai menyendoki segala makanan nya kedalam piring dan memulai makan siangnya.
____________________________________

KAMU SEDANG MEMBACA
Butterfly
Teen FictionReyna seorang remaja perempuan yang tak pernah mengenal kebaikan semesta. 17 Tahun ia hidup tak ada satupun rumah yang dapat ia singgahi. Kata orang, anak adalah anugerah terindah dari Tuhan dan hadiah paling menakjubkan dari semesta. Lalu kapan me...