🦋 Butterlfy
Cuman pengen bilang, baca capture ini enaknya sambil dengerin lagu Feby Putri ft Fiersa Besari - Runtuh.
Selamat membaca
______________________________Pukul 2 dini hari, Reyna terbangun dari tidurnya. Baik tidur maupun tidak rasanya tetap saja lelah. Sedini ini apa yang bisa di lakukan selain termenung?
Reyna mengambil sebuah botol dari laci mejanya kemudian menelan 3 buah pil tidur untuk membantunya dapat tertidur kembali.
Berusaha memejamkan mata dan berharap langit cepat berubah menjadi terang. Namun kilasan balik kejadian 4 tahun yang lalu terus terlintas di pikiran Reyna.
" Hah, capek juga " Keluh Reyna kemudian beranjak dari tempat tidurnya menuju taman belakang.
Sebenarnya tak jauh beda dengan di kamar, Reyna pun hanya termenung saja di tempat itu sambil menekuk kedua kakinya dan menyandarkan kepalanya di atas lutut.
Jika ia sedang tak memiliki masalah dengan Schsky mungkin saat ini ia tengah melaju di pacuan jalan. Namun tak bisa, tak mungkin pula ia tiba tiba bergabung dengan geng lain bukan.
Kadang memang Reyna hanya akan membiarkan pikirannya kosong, namun kali ini tidak. Ia banyak bertanya pada langit dalam diam
" Kenapa gue lahir? "
" Kenapa hanya gue yang menderita? "
" Kenapa tak ada yang perduli sama gue? "
" Kenapa bunda sama ayah gak mau ngakuin gue? "
" Apa gue ada salah ya? "
" Kenapa Areksa tiba tiba confess? "
" Seharusnya Areksa bisa dapatin cewek yang lebih baik "
Semuanya ia pertanyakan sambil sesekali mengeluh pada langit gelap di atas sana tentang hidupnya yang seperti berada di antah berantah.
Ketika pertanyaannya habis, Reyna hanya akan kembali termenung tanpa memikirkan apapun. Lalu akan kembali mempertanyakan hal yang sama, dan setelah itu akan termenung kembali dengan pikiran kosong. Terus seperti itu sampai entah bagaimana ia terbangun dan bulan sudah berganti dengan matahari.
Bukankah Reyna sudah seperti orang berpenyakitan? Hidupnya tampak tidak jelas. Satu yang pasti di hidup Reyna adalah ia hidup dalam kesendirian. Sebenarnya bisa saja ia melarikan diri dari keluarga itu dan melepas hidupnya yang sekarang, mungkin hidup dengan kepastian bahwa kita tak memiliki sesosok orang pun untuk dianggap keluarga cukup lebih mudah dari pada hidup dengan keluarga tetapi tidak di anggap.
Tapi lagi lagi tak bisa, Reyna sangat menyayangi semua anggota keluarganya sekalipun mereka menyakiti Reyna sedemikian rupa. Tujuannya bertahan hidup hanyalah untuk mendapatkan pelukan dan kasih sayang mereka. Reyna tak akan menyerah sampai ia mendapat kan kedua hal itu walau rasanya seperti menggapai bintang di langit.
" Non, udah pagi apa tidak bersiap kesekolah? " Tanya seorang wanita cukup umur kepada Reyna. Beliau sangat ramah, tapi kenapa dia ada disini dan siapa dia membuat Reyna bertanya tanya
" Oh iya saya bi Dyan non, hari ini saya mulai kerja disini sebagai pembantu rumah tangga " Ucap wanita itu menjelaskan, sepertinya ia paham dengan raut wajah gadis dihadapannya
" Ah oke " Sekarang Reyna mengerti kemudian menganggukkan kepalanya lalu mulai beranjak dari tempat itu untuk kembali ke kamarnya dan bersiap ke sekolah
Selesai dengan acara bersiapnya, Reyna turun kebawah dan mendapati keluarganya tengah sarapan bersama. Melihat makanan yang disajikan terdapat sayur dan juga kacang kacangan Reyna mengurungkan niatnya untuk makan bersama pagi itu dan melanjutkan langkahnya keluar dari rumah besar itu, namun sebelum nya ia sempat melewati ruang makan hingga membuatnya harus berhenti karena kakak nya berbicara
KAMU SEDANG MEMBACA
Butterfly
Teen FictionReyna seorang remaja perempuan yang tak pernah mengenal kebaikan semesta. 17 Tahun ia hidup tak ada satupun rumah yang dapat ia singgahi. Kata orang, anak adalah anugerah terindah dari Tuhan dan hadiah paling menakjubkan dari semesta. Lalu kapan me...