Tak menyia-nyiakan kesempatan yang ada, aku segera menemui Pak Reynaldi untuk menceritakan mengenai Arini kepadanya. Sama sepertiku, Pak Reynaldi juga merasa berhutang budi kepada wanita itu. Karena itu tanpa pikir panjang Pak Reynaldi langsung menelepon asistennya menyuruhnya agar Arini dapat diterima bekerja di perusahaan.
Ketika kuberitahukan kepada Arini bahwa Pak Reynaldi adalah pemilik perusahaan yang dilamarnya, tentu saja awalnya ia terlihat sedikit ragu. Namun saat melihat tak ada kebohongan di mataku, akhirnya Arini percaya juga.
"Ini beneran, Mbak?" Arini bertanya kepadaku dengan raut bahagia setelah pihak perusahaan langsung menghubunginya untuk memberitahukan bahwa ia langsung diterima bekerja.
"Iya," jawabku menyakinkannya. Sama sepertinya, aku juga ikut tersenyum merasakan kebahagiaannya.
"Ini enggak prank kan, Mbak?"
Aku tertawa geli melihatnya. Masa orang setua kami sama Pak Reynaldi masih sanggup melakukan tindakan macam itu. Emangnya kami Atta halilintar apa?
"Enggak, Arini. Untuk apa kami melakukan itu kepada kamu yang telah membantu kami sekeluarga?"
Arini terlihat salah tingkah menatapku. "Namanya saya masih merasa ini seperti mimpi, Mbak," ucapnya malu-malu. "Gak perlu diwawancarai, tahu-tahunya langsung masuk."
"Kan kamu yang bilang tadi sama saya, kalau kita harus tolong menolong sebagai sesama manusia. Jadi dimana letak salahnya?" Ucapku membalikkan perkataannya tadi.
Arini menggaruk keningnya sambil nyengir kepadaku. "Tapi, sekali lagi terima kasih banyak ya Mbak. Tanpa Mbak mungkin saya tidak akan mendapat pekerjaan itu. Sampaikan juga rasa terima kasih saya kepada Bapak, Mbak," ucapnya tulus.
"Kenapa gak kamu aja yang ucapkan sendiri sama orangnya?" tanyaku menggodanya.
Arini langsung menggeleng keras. "Nggak berani saya, Mbak!"
"Ada apa ini, Man?" Entah sejak kapan, tiba-tiba Pak Reynaldi sudah berdiri di belakangku.
"Lho, Sheyna kok ditinggalkan Pak?" tanyaku khawatir. Bagaimana seandainya anak asuhku itu membutuhkan sesuatu? Ck, ini bapak benar-benar kelewatan!
"Dia sedang istirahat. Lagipula ada Aaron yang menjaganya."
Penjelasan Pak Reynaldi sedikit membuatku lega. Sedangkan Arini yang berdiri di depanku terlihat canggung di hadapan Pak Reynaldi.
"Ini Arini, Pak. Mulai besok dia akan menjadi pegawai Bapak." Dengan nada bercanda aku mengenalkan Arini kepada Pak Reynaldi. Kujamin, tadi saat mereka pertama kali bertemu pastilah Pak Reynaldi tak sempat menanyakan namanya.
Pak Reynaldi tersenyum manis kepada Arini. "Terima kasih telah menolong putri saya, ya."
"Sama-sama Pak," angguk Arini segan.
"Jangan lupa besok datang ke kantor. Nanti akan ada asisten saya yang akan membantu kamu."
"Iya, Pak," jawab Arini terlalu semangat, hingga membuat suaranya terdengar nyaring. "Sekali lagi saya ucapkan terima kasih atas kesempatan yang telah Bapak berikan. Saya janji akan bekerja dengan sungguh-sungguh."
Pak Reynaldi tertawa melihat sikap Arini. Membuat pesonanya semakin betambah berkali lipat terlihat. "Kalau begitu, saya tunggu janji kamu, Arini."
"Pasti, Pak."
Setelah itu, tak lama kemudian Arini diantar pulang oleh Pak Budi, supir pribadi Pak Reynaldi.
Karena itu kupikir masalah tentang Arini telah beres. Ternyata aku salah duga."Man," Pak Reynaldi memanggil namaku saat kami sedang berjalan menuju ruang perawatan Sheyna.
"Iya, Pak," jawabku sambil tersenyum.
"Arini nya baik ya, Man?"
"Tentu saja, Pak." Sampai di sini aku masih belum mengerti tujuan perkataan Pak Reynaldi. "Kenapa rupanya, Pak?" tanyaku dengan nada santai. Agar tidak terlihat penasaran.
"Enggak papa. Cuma sekedar bertanya saja." Pak Reynaldi menjawab dengan nada biasa saja. Namun aku yang sudah belasan tahun bersama dengannya, dapat menangkap ada sesuatu yang telah disembunyikannya.
Mendadak perasaanku menjadi tidak enak.
***
Awalnya semua baik-baik saja. Semenjak bekerja di perusahaan Pak Reynaldi, hubungan kami dengan Arini semakin bertambah akrab. Sheyna yang merasa tertolong oleh Arini terang-terangan memuji wanita cantik itu sebagai penyelamatnya. Mereka berdua juga memiliki banyak kesamaan hingga membuatnya bagaikan kakak adik yang sulit untuk dipisahkan. Berbeda denganku yang sering tidak paham akan kesukaan remaja cantik itu. Alhasil, kini Sheyna lebih dekat kepada Arini daripada diriku.
Namun, tidak hanya Sheyna saja. Pak Reynaldi, yang biasanya kaku dengan orang asing, juga dapat dengan mudah langsung dekat dengannya. Ditambah lagi mereka bekerja di gedung yang sama, membuat intensitas pertemuan mereka semakin sering.
Mulanya aku masih menduga bahwa perhatian Pak Reynaldi terhadap Arini boleh jadi tidak lebih dari perasaan terima kasih karena telah menyelamatkan putri kesayangannya. Terlebih lagi Sheyna yang begitu akrab terhadap Arini, membuatku berpikir mungkin Pak Reynaldi menganggap wanita itu sebagai teman putrinya. Tapi sepertinya aku salah menilai. Karena kenyataannya, tanpa adanya Sheyna, Pak Reynaldi sering
Semakin lama aku menjadi mengalami kesepian. Waktu yang dimiliki oleh Pak Reynaldi dan Sheyna semakin banyak tersita bersama Arini. Tidak jarang Sheyna dan Aaron mendatangi kantor papanya agar dapat makan siang bersama Arini. Media sosial Sheyna juga sering sekali mengabadikan momen kebersamaan mereka berempat yang berisi caption yang membuatku cemburu. Otomatis peranku lama-lama semakin tersisihkan.
Ah, sungguh aku tidak menyangka peranku sebagai pengasuh mereka sepertinya tidak lama lagi akan usai.
Ping
Terdengar notifikasi media sosial dari ponselku. Penasaran, aku langsung membukanya. Ternyata Sheyna baru saja memperbaharui postingannya. Kali ini ia membagikan sebuah foto yang memajang foto Pak Reynaldi sedang berdiri berdua bersama Arini di atas rooftop yang berlatar langit senja.
Sheyna_Naldi Semoga disegerakan...❤️
Cukup singkat, tapi berhasil memporak porandakan hatiku.
Tidak puas sampai di situ saja menyiksaku, postingan Sheyna tersebut ternyata mendapat banyak like dan komentar dari pengikutnya. Ratusan komentar yang kubaca semua rata-rata ikut mendukung harapan Sheyna. Namun di antara itu semua yang membuatku paling sedih adalah saat Pak Reynaldi ikut memberi like pada postingan tersebut.
Akhirnya aku tahu bahwa aku telah kalah telak dari si cantik Arini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pemain Figuran
RandomSelamanya status Amanda hanyalah seorang pemain figuran dalam cerita hidup Reynaldi. Tidak lebih. Membantu duda tampan itu membesarkan kedua anaknya selama belasan tahun, tidak membuat hati Reynaldi tersentuh dengan ketulusan hati Amanda Sampai kapa...