29

29.3K 3.2K 268
                                    

Di part sebelumnya ada sedikit kesalahan perihal terungkapnya fakta bahwa Pak Rey gagal nikah. Harusnya adegan itu sudah lewat, tepatnya di part 25.
Awalnya sih gak sadar, untungnya ada teman kita yang baik hati mau mengingatkan sehingga buru-buru saya tarik part 28 untuk memperbaikinya dengan cepat🤣 alhasil beberapa bagian telah saya revisi adegannya. Buat yang baca pertama pasti tahu perubahannya kalau mereka mau baca ulang part kemarin.

Buat  SitiMuawwanah9 dan BagindaRatu
makasih atas koreksinya kemarin. Tanpa kalian cerita part sebelumnya pasti jadi rancu banget. Semoga ke depannya gak ada lagi adegan yang gak sinkron gitu. Dan juga kalau ada tulisan saya yang salah mohon dikoreksi ya teman-teman semua☺️

Selamat membaca....











Ini tidak bisa dibiarkan!

Pak Reynaldi keterlaluan. Bisa-bisanya ia melakukan adegan semanis ini terhadapku. Hati adek kan gak sekeras karang. Takutnya lama-lama begini bisa mencair ini hati. Kalau sudah begitu sia-sia dong pelarianku selama ini.

Karena itu mengumpulkan keberanian, aku mendorong Pak Reynaldi agar menjauh dariku.

"Bapak ngapain dekat-dekat samaku. Hush...hush... sana," usirku jauh-jauh. "Pakai cium-cium segala lagi," selaku pura-pura marah sambil menghapus jejak ciumannya dengan kasar.

"Apaan sih Man, kamu merusak suasana aja," ujarnya tidak rela dengan wajah masam.

Aku mendelik kesal dikatakan seperti itu. "Bapak yang apa-apaan? Gak ada angin gak ada hujan tiba-tiba ngomong gak jelas kayak tadi sambil cium-cium gitu," omelku tak mau kalah.

"Dimana letak tidak jelasnya ucapan saya tadi?" tanya Pak Reynaldi tak terima.

"Di kata-kata Bapak barusan, yang minta hatinya dikembalikan. Lah jelas aku gak paham. Hati, hati siapa, kok mintanya sama aku. Siapa coba gak bingung?" ocehku panjang lebar.

Kulihat Pak Reynaldi menghela nafas sejenak, lalu menatapku dalam seolah mengunciku untuk fokus kepadanya. "Man, saya mencintai kamu."

Mendadak aku merasa waktu berhenti sesaat. Demi apa, aku bisa mendengar pernyataan cinta dari Pak Reynaldi?  Ini gila!  Ini sungguh di luar harapanku selama ini.

"Pak, bapak gak lagi mabuk kan?" Aku menyentuhnya pelan untuk memastikan keadaannya . Bukan apa-apa soalnya bagiku ini terlalu mendadak. Aku takut bila ini tidak nyata.

"Tentu saja tidak," sungutnya cepat. "Saya itu sadar mengatakannya, Manda. Bahkan kalau perlu saya bisa kok mengulanginya biar kamu senang." ucapnya ngegas.

  Perasaan ini duda cepat banget perubahan moodnya. Sebentar tertawa, sebentar lagi cemberut.

"Gak perlu," tolakku panik karena takut terlihat salah tingkah.

Sayangnya Pak Reynaldi sudah lebih dulu menangkap gelagatku tersebut. Tanpa bisa kucegah ia sudah membawa tanganku ke dadanya. "Pegang dada saya. Debaran ini menggila bila bersama kamu."

Aku cepat-cepat menjauhkan tanganku dari dada Pak Reynaldi "Gombal," lirihku merona.

Pak Reynaldi membalas tatapanku dengan senyum lebar. "Untuk kamu saya selalu mengatakan yang sebenarnya."

Aish...ini duda memang tahu benar cara melelehkan hatiku. Duda memang jauh lebih berpengalaman.

"Aku gak bisa percaya secepat itu, Pak. Bisa aja kan Bapak pura-pura. Atau Bapak sedang ngeprank aku. Jujur sama aku, bapak lagi buat konten ya," desakku sambil mataku mencari-cari keberadaan kamera di ruangan ini. Entah kenapa tiba-tiba saja aku kepikiran ke situ.

Pemain FiguranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang