Siang itu setelah Zara menyelesaikan hukuman nya karena melanggar Kode Etik.
Dia kembali ke Mess nya.
Didapati nya teman teman nya juga sedang beristirahat.
Dia pun ikut bergabung dengan mereka."Eh lu tau gak ntar malem kita kita bakal di traktir Azka?"Ujar Devina pada Zara.
"Azka si kulkas idup? Tumben ih ada apaan ?"Ujar Zara.
"Dia ulangtahun" sahut April tiba tiba.
"Oh" Jawab Zara.
"Lo ikut juga yah? Iya dong?" bujuk Devina pada Zara.
"Iya iya, gue ikut kalo gak ada kasus yah" Ucapnya.
Ia pun merebahkan dirinya di kasur.
Teman temannya pun setuju akan hal itu.Malamnya, ternyata tak ada Kasus yang harus ditangani Zara.
Jadi dia mau tak mau ikut dengan teman temannya.Sampainya disana,ia benar benar di kejutkan dengan rombongan tentara yang juga ada disana.
Devina dan April kegirangan.
Sedangkan Zara hanya menggelengkan kepala nya melihat kelakuan teman temannya."Meresahkan ya BUND,"Ucap Devina.
"Sungguh kegantengan yang HAKIKi "April pun menimpali.
"OH!
jadi ini alasan lu pada" Ucap Zara mengintimidasi mereka.Devina hanya cengir kuda mendengarnya.
Dan April hanya pura pura tak mendengar.Azka pun datang
Dia duduk disebelah Devina.
April dan Zara pun kebingungan di buatnya."Terimakasih semuanya telah datang, Silahkan pesan makanan nya."
Ucap nya pada semua yang dia undang untuk datang.semua pun bersorak sorai.
Dan mulai memesan makanan mereka.Di sisi lain Zara pamit sebentar untuk keluar.
Dia mengangkat telponnya.dan ternyata Manda yang menelponnya.Setelah sedikit berbincang dengan Manda.
Dia pun beranjak kembali.Ketika dia memutar badannya,dia dikejutkan dengan Seseorang yang menjulang tinggi berdiri di depannya.
"AISHH ! Kamjagiya!!" kata nya.
Sedangkan orang yang ada di depan nya hanya tersenyum lembut melihat Zara kaget."Bidadari yang jatuh dari langit?" Tanya seseorang yang bernama Rey itu.
Mata nya menatap Zara dengan dalam.Zara pun hanya mengerutkan dahi nya mendengar pertanyaannya.
Lalu ia pun mengingat sesuatu."Ah tentara yang nolongin saya ya???" Tanya Zara.
"Ditanya malah nanya balik hehehe" Jawabnya sambil terkekeh melihat Zara.
"Saya gak tau harus membalas kamu dengan apa.
Tapi saya benar benar berterimakasih karena sudah menyelamatkan saya."Ujar Zara."Sama sama.
Aku baru tau kamu itu seorang Polwan dan ternyata kamu temannya Adik saya." Ucapnya.Zara pun hanya tersenyum mendengar penuturan Rey.
"Maksudnya,Adik kamu itu Briptu Azka?"Tanya Zara.
"Benar." Kata nya.
"Kalau boleh tahu,kenapa sampai jatuh dari tebing?" Tanya Rey Penasaran.
"Waktu itu saya lagi kejar pelaku. Dan pelaku itu malah dorong saya ya terus jatuh" Jawab Zara dengan santainya.
"Kamu cukup kuat ya, bisa kembali dengan keadaan hidup dan utuh." kata Rey.
"Alhamdulilah saya masih hidup dan selamat karena kamu juga." Jelasnya sambil tersenyum manis
"Saya heran mengapa kamu sempat membayar biaya administrasi waktu itu?" tanya Rey.
" Ah saya tidak mau merepotkan orang lain hehe."
Rey pun menganggukkan kepalanya lalu berkata.
" Kok bicara nya jadi formal?
gak papa biasa aja.""Ah iyaa" Jawab Zara dengan tersenyum kikuk.
Setelah itu Rey dan Zara masuk ke tempat dimana teman temannya sedang lahap memakan makanan.
Dan perbincangan mereka pun berlanjut.
"Aku boleh minta nomor kamu ?"Kata Rey.
Zara hanya tersenyum menanggapinya.
"Boleh" Kata Zara sambil memberikan nomor telponnya.
"Makasih " Kata nya.
"Oh tentu."Jawab Zara dengan sumringah.
Devina dan April pun hanya keheranan melihat Zara sedang berbincang dengan Seorang Tentara.
" Yang di sebelah Briptu Zara itu kakak saya"Jelas Azka pada Devina dan April.
Devina dan April hanya mengangguk dengan segudang pertanyaan di pikiran mereka masing masing.Di sisi lain,Aji Komandan satuan yang juga ikut diundang Azka.
Hanya cemburu melihat Zara dengan Rey.
Dia hanya bisa terdiam tanpa melontarkan satu kata pun.Acara makan makan pun selesai.
Mereka pergi satu persatu.
Rey pun berpamitan pada Zara.
Dan Zara hanya mengangguk.Di perjalanan menuju Mess,
Devina dan April penasaran akan kedekatan Zara dengan Rey kakaknya Azka."sejak kapan lu kenal sama Kakaknya Azka?" Tanya Devina.
"Yang nolongin gue pas jatuh dari tebing dan bawa gue ke rumah sakit kan dia"Jelasnya.
"Wah!
Beruntung lu diselamatin cogan anjir!!"Kata April."Lah kalo gitu gue juga terjun deh dari tebing"Ucap Devina asal.
"GILA lo ya? gue cuma kebetulan tuh."Ucap Zara.
"Untung lo kalo selamat,
kalo kagak lu udah BEDA ALAM Vin" tambahnya sambil tertawa."Sampe segitu nya yang pengen di selamatin Cogan!" ucap April sambil mencubit gemas pipi bakpau Devina.
Devina hanya menanggapinya dengan wajah cengo nya.
Sedangkan Zara hanya mendengus melihat reaksi Devina."Gimana kelanjutan kasus lu yang kemarin Ra?" Tanya April.
"Pelaku nya belum ke tangkep.
Malah gak ada yang tau tentang identitas pelaku. Saksi nya cuma gue doang.
Tapi menurut gue, tuh orang juga yang bunuh yang lainnya" Jelas Zara"Maksudnya Pembunuhan berantai Ra?" TanyaDevina.
"Yhaps Bener." Jawab Zara sambil menganggukan kepala nya.
"Kata siapa lu itu Pembunuhan berantai?" Tanya April.
" Aishh!
Kata gue.
Lihat aja gue pasti Temuin petunjuk nya." Jawab Zara."Lu ngebet banget pengen nemuin pelaku. Jangan terlalu ikut campur deh nanti lu dihukum lagi kayak kemarin" Saran April.
Zara hanya mengedikkan bahu mendengarnya.
"Eh gue rasa hubungan lo sama Hilma gak terlalu baik ya?" Tanya Devina.
"Lah iya. Tu orang malah ngadi ngadi. Masa gue dikira yang bunuh Vira coba?Kemarin pas menghadap Komandan aja gue malah ikut di introgasi tentang tewas nya Vira.
Jelas jelas gue yang temuin Vira.
Dan tu Anak juga ikutin gue diem diem." Jelas Zara."Malah dia yang kelihatan mencurigakan ya???" Timpal April.
"Lu kan dari tim forensik.
Tim gue ngasih bukti apa kek tentang pelaku di kasusnya Vira?" tanya Zara pada Devina."Kagak ada sih.
Tim lu gak ngasih bukti apapun Ra." Jawab Devina."Ah ini malah makin mencurigakan" Ucap Zara sambil mengetuk ngetukan jari nya ke meja.

KAMU SEDANG MEMBACA
Summer Rain [END]
Romance"Dalam menghadapi musuh, tak ada yang lebih mengena daripada senjata kasih sayang. _Cut Nyak Dien_ Ini cerita yang baru saya publish. Saya cuma penulis amatiran yang masih harus banyak belajar banyak hal. Cerita ini mengandung kekerasan dan bahasa...