18.

219 43 26
                                    

Happy reading!

*ada typo, tolong ditandain ya^^

******

Klarisha turun dari tempat tidurnya di rumah sakit dibantu oleh lelaki yang berada di hadapan nya saat ini. Laki-laki itu terus saja tersenyum saat tadi ia meminta tolong untuk menjemputnya di rumah sakit. Ia tau akan merepotkan orang, namun apa dayanya? Ia sedang sakit, dan tak bisa pulang dari rumah sakit ini sendiri.

"Thanks " Lelaki itu tersenyum membalasnya, ia mengelus surai milik Klarisha dengan pandangan yang terus menjurus pada Klarisha.

Klarisha yang melihat nya menjadi sedikit kaku, karena di tatap sedemikian rupa. Ia jadi berfikir, pasti cowok yang sekarang berada di sebelah nya merasa kerepotan karena menjemputnya. "Gue ngerepotin lo ya?"

Cowok itu tertawa renyah, "Gak ada sejarahnya gue kerepotan sama semua tingkah lo itu, Isha" Ucapnya di sela-sela tawanya.

"Lo inget ga dulu sewaktu gue dikejar-kejar monyet gila cuman untuk ngambilin lo pisang yang dibawa sama monyet itu? Gila sih, mana gue mau mau aja lagi nurutin kemauan lo" Cowok itu masih tertawa di sebelah brankar milik Klarisha.

Posisi mereka saat ini, sehabis pemuda itu membantu Klarisha untuk berdiri, mereka masih berada dalam posisi seperti seraya tertawa dan bercanda ria.

Klarisha cemberut setelah mendengar ucapan pemuda di sebelahnya, menekuk wajahnya dan memajukan bibirnya sekian centi membuat pemuda itu tambah greget dan ingin membuangnya ke sungai gangga, "Jadi lo gak ikhlas?" Ujar Klarisha.

"Nggak" Geleng cowok itu polos. Ia menggaruk tengkuknya kikuk melihat Klarisha yang menatapnya tajam. Ini seperti dejavu bagi pemuda itu. Ini tatapan yang sama saat Ia melakukan kesalahan maka Klarisha akan menatapnya tajam sambil melipat tangannya didepan dada.

Pemuda yang sudah bersiap mendengar omelan Klarisha menutup kedua telinga dan menutup mata, Namun? Ia tak mendengar apapun.

Pemuda itu menatap Klarisha, "Emang gue bisanya ngerepotin lo doang kok" Klarisha menghela nafasnya gusar.

"Hah?" Cengonya tak mengerti.

Klarisha berjalan keluar ruangannya setelah merebut tas yang berisi pakaian nya selama berada di rumah sakit. Lelaki itu masih belum konek dengan perubahan Klarisha. Ia kira Klarisha akan marah-marah seperti saat dulu mereka kecil.

Lelaki itu seketika tersadar. Langsung berlari keluar dan menemukan Klarisha yang sedikit kesusahan berjalan karena tas besar yang dibawanya, ditambah dirinya masih lemas.

Lelaki itu berjalan menuju Klarisha, setelah sampai, ia memutar cepat tubuh Klarisha membuat tas yang dipegang seketika terjatuh.

Pemuda itu langsung menahan sisi kepala Klarisha, mendekatkan kepalanya dengan cepat, dan memejamkan matanya.

Cup.

"Gue ikhlas ngelakuin semuanya buat lo, asalkan lo bahagia gue pasti bahagia. Tapi kalau lo menderita, gue akan jadi orang paling pertama yang.... "

Klarisha mengernyit, "Apa?"

"... Ketawa"

Klarisha memukul kencang pipi cowok itu yang tertawa, "Sialan!"

"Aduh" Ringis lelaki itu di sela-sela tawa kencangnya.
"Sakit pipi gue, Sha!" Ujar lelaki itu mengusap pipinya yang baru saja di geplak oleh Klarisha.

Klarisha menyerahkan tasnya kembali pada Pemuda disamping nya, "Nih bawa!" Ia mulai berjalan setelah memeletkan lidahnya pada Pemuda yang sedang membawa tas besarnya. Klarisha berjalan meninggalkan Lelaki itu sambil mengusap-usap dahinya yang baru saja dikecup oleh cowok gila itu.

K L A R I S H ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang