7. Angkasa marah?

269 60 12
                                    

HALLO READERS KEDAYY!

PANTENGIN TERUSS!

KALIAN BISA KOK RECOMENDASIIN KE TEMEN, SAUDARA ATAU SOBAT"KALIAN!

JANGAN TANYAKAN PERASAAN KU:V

HAPPY READING!

***

"Apa gue gak berhak marah setelah lo nolak gue, Kla?"
-angkasa

"Setelah lo tau semuanya, mungkin lo gak akan ada dan mungkin gak akan mau lagi berada disamping gue lagi, Ang. Jadi ngertiin posisi gue, oke?"
-klarisha

7. Angkasa marah?

Kali ini, Klarisha pulang tak sendiri. Ia bersama Bulan menuju ke kediaman Adijaya dengan semangat. Karena apa? Tentu karena ada yang menemaninya. Kalian pernah tidak, setiap hari sendiri tak ada sanak saudara yang menemani hari-hari kalian? Klarisha merasakannya setiap hari. Maka dari itu, Klarisha merasa sangat bahagia bisa mengajak Bulan kerumahnya.

"Mbul"panggil Klarisha yang sedang menyetir mobilnya. Bulan yang sedang termenung menghadap ke jendela jadi tak mendengar Klarisha

Terpaksa Klarisha mengerem mendadak membuat Bulan tergejolak ke depan dan menatap tajam ke arah Klarisha yang sedang menyengir. Beruntung jalan ini sepi karena telah memasuki area perkomplekan rumah Klarisha.

"Heh! Mau mati muda lo?! Gue mah ogahhh!"sungut Bulan.

"Hehe, lo sih gue panggil panggil kagak nyaut"jelas Klarisha

"Hm. Kenapa?"tanya Bulan

"Kaga jadi"sahut Klarisa santai membuat Bulan naik darah

"Kagak ada penting-pentingnya lo sampai mau buat anak orang mati muda, hah?!"amarah Bulan membuat Klarisha terkekeh

"Ya sorry ga sengaja"Klarisha menunjukkan jari tengah dan telunjuknya tanda peach.

Setelah sampai dikediaman Adijaya. Klarisha memarkirkan mobilnya digarasi dan laangsung mengajak Bulan untuk memasuki rumahnya. Bulan terkagum setelah masuk kerumah Klarisha. Rumah yang masih sama. Hangat dan ceria. Itulah yang dirasa Bulan dulu saat ia sering menginap. Namun dirasanya sepi menguasai rumah ini sekarang.

"Rumah lo masih sama"celetuk Bulan saat menaiki tangga menuju ke ruang tamu. Memang rumah Klarisha sangat megah, dan mewah. Dari garasi saja, kita perlu menaiki tangga menuju ruang tamunya. Didalamnya juga terdapat lift.

"Iya bangunannya masih, suasananya yang udah berubah"Klarisha tersenyum sendu menatap ruma yang dua tahun ini telah meninggalkan duka yang begitu besar bagi Klarisha

"Hah? Maksud lo?"Bulan masih tak mengerti maksud Klarisha

"Udah lupain. Ayo masuk"ajak Klarisha sambil membuka pintu ruang tamunya.

Bulan celingak celinguk menatap seluruh isi rumah ini, namun ta menemuknnya. Bulan duduk disofa yang di sediakan menatap Klarisha yang membawakan minuman untuknya.

"Bunda lo mana?"tanya Bulan pada Klarisha. Raut wajah Klarisha berubah drastis.

"Sha. Bunda lo mana? Ayah lo?"tanya Bulan lagi karena tak mendapat jawaban dari Klarisha

K L A R I S H ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang