Enhypen bisa jadi apa yang kamu mau, ga percaya? Kuylah langsung aja cek..
ini cerita aku nulis iseng-iseng doang😌👌🏻
•
@eestehpanas
Welcome to the world of halu
Cover by pin📌
pict by pin📌
Pagi ini aku terbangun, memulai aktivitas baru menjadi istri dari seorang anak CEO di perusahaan Fitbit. Sudah sekitar 1 tahun aku menikah, tinggal satu atap bersama dengan suamiku.
Banyak yang berpikir menikah dengan anak seorang CEO akan sangat menyenangkan terlebih lagi perusahaan yang di kelolanya terbilang besar, pasti banyak sekali yang ingin menjadi sepertiku, menikah dengan anak tunggal kaya raya. Tapi itu semua lain halnya dengan ku.
Jujur saja, aku tidak pernah mengira akan se-menyedihkan ini, apalagi suami ku adalah orang yang tampan. Terlebih lagi dia adalah anak dari James Park yang bernama Park Jeong Song, pemilik perusahaan terbesar.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Namun aku salah, mungkin ekspetasi ku terlalu tinggi sehingga aku di jatuhnya dengan realita.
Bagaimana bisa aku menikah dengan seseorang yang bahkan menghormati aku sebagai istrinya pun tidak. Jay namanya, itu panggilan yang akrab di telinga masyarakat. Dialah suamiku, yang selalu bersikap tidak peduli dan acuh padaku.
Bahkan dia memiliki seorang kekasih yang dengan seenaknya di bawa masuk kedalam rumah dengan alasan, "Kita menikah hanya karena keterpaksaan, tidak dengan cinta". Kata itu lah yang selalu teringat di kepalaku. Menyedihkan bukan.
Memang benar adanya, kita menikah atas dasar keterpaksaan, atas dasar perjodohan. Gaya kuno yang biasa di lakukan oleh orang tua untuk memperkaya diri.
Setelah aku bangun dari tidurku, aku mulai membersihkan diriku. Aku turun ke bawa untuk membatu bibi rumi menyiapkan makanan dan membuat kopi untuk jay.
"Nyonya, apa nyonya yang akan mengantarkan minum untuk tuan?" Tanya bi rumi.
Aku melihat bi rumi sekilas dan kembali melanjutkan aktivitas ku membuat kopi.
"Iya bi" jawabku dengan senyuman.
"Di kamar tuan jay ada mba jaehee, nyonya" ujar bi rumi hati-hati.
Jika kalian berpikir aku dan jay sekamar, kalian salah. Aku dan jay pisah ranjang, itu pun jay yang mau.
Aku kembali menatap bi rumi dengan menampilkan senyumanku.
"Kapan dia datang bi?" Tanya ku.
"Baru saja, sebelum nyonya ke bawah" jawab bi rumi dengan halus.
Aku hanya mengangguk paham. Itu sudah menjadi rutinitas ku yang akan melihat bagaimana jay bermesraan dengan jaehee, kekasihnya. Bahkan kekasih jalangnya itu tak segan-segan memasuki kamar jay. Mata ku akan sangat terasa perih jika melihat itu semua.
Tapi aku bukanlah orang yang lemah, hanya melihat itu saja aku akan menangis tersedu-sedu meratapi nasib dan semacamnya. Ya meskipun hatiku sedikit sakit, tapi itu bukan masalah selagi jay suamiku merasa bahagia.
"Kalau begitu aku ke kamar jay dulu ya bi" ujar ku sambil tersenyum.
Sudah terlihat jelas di wajah bi rumi menyiratkan kesedihan. Bagaimana tidak sedih kalau majikannya yang terbilang cantik dan baik itu di sakiti oleh suaminya sendiri.