At Hospital
"Jake, gue capek" ujar ku kepada jake.
Jake adalah temanku, aku berteman dengannya sudah sejak kecil. Sekarang aku berada di kantin rumah sakit menikmati makan siang ku bersama jake.
Jangan tanya apakah jake tau tentang masalah rumah tanggaku, itu sudah pasti di ketahui jake. Aku sering sekali menceritakan keluh kesah ku padanya.
"Gimana ga capek, lo baru dateng aja udah dapet tugas ngoperasi 2 pasien" ucap jake sambil tertawa.
"wah! Temennya lagi kecapean malah di ketawain. Gila ya mas" kata ku mengerucutkan bibirku.
"Ya gimana lagi cantik, kan cuma lo sama dokter heeseung doang yang bisa ngelakuin operasi dadakan" balas jake sambil menyeruput cola yang tadi di pesannya.
"Harusnya gue kemaren ngambil shift malem biar ga capek-capek" keluh ku.
"Bu direktur tuh ga boleh banyak ngeluh, lah lo ngeluh mulu kerjaannya" protes jake sambil menatapku tajam.
"Lo coba jadi gue, jadi lo tau rasanya gimana" ucap ku kesal dan langsung menjewer pipinya.
"Sakit astagfirullah, ini lepass" ucapan jake terputus karena seseorang yang datang.
"Ekhem.."
Aku melepaskan tangan ku dari pipi jake dan menengok ke sumber suara. Aku bisa melihat jay dengan tatapan tajamnya di sana.
"Ngapain kamu di sini?" Tanya ku heran.
Jake juga menatap jay heran.
"Apa lagi menurutmu? Kenapa? Takut ketahuan lagi mesra-mesraan sama cowo lain?" Ujar jay masih dengan tatapan tajamnya.
Aku hampir lupa, jay selalu menjemputku untuk sekedar makan bersama itu pun orang tua jay yang menyuruh.
"Kamu.. cemburu?" Tanya ku ragu.
"Ck! Jangan berharap nona choi" jawab jay.
Tapi tidak tau kenapa di lubuk hati jay ada rasa tidak suka jika istrinya berduaan dengan jake. Namun sayangnya jay masih mencoba untuk tidak memperdulikan itu.
Dan untuk nama Nona Choi, itu adalah nama yang selalu jay ucapkan saat memanggilku, jay selalu memanggil ku dengan margaku sendiri. Karena kalian pasti tau kenapa jay tidak mau memberikan marganya kepadaku.
Aku menghela nafas pelan.
"Hey bro, bukannya kalian sudah menikah. Lalu kenapa lo manggil istri lo pake marganya bukan marga lo?" Sela jake dengan menatap jay tidak suka.
"Terserah gue mau manggil dia dengan sebutan apa, lo ga usah ikut campur. Choi, pergi ke parkiran sekarang" balas jay.
Jay berjalan terlebih dahulu dan aku pun mulai mengikutinya dari belakang. Sampai di parkiran, lagi-lagi aku melihat adanya jaehee di sana. Duduk di samping kemudi yang tandanya dia duduk di sebelah jay. Karena jika tidak ada jaehee jay tidak akan mau makan siang berdua dengan ku.
Sampai di restoran, aku hanya akan diam dan berperan sebagai nyamuk. Di sana jay dan jaehee tidak sungkan untuk memamerkan kemesraan di depanku. Entah itu berpelukan, memegang tangan bahkan sampai berciuman.
Jujur aku sakit melihat itu semua, semakin panas hatiku menyaksikan kelakuan mereka. Dan pada akhirnya air mataku mulai memaksa untuk keluar. Aku menundukkan kepalaku tidak ingin jay mengetahui jika aku sedang menangis, meskipun aku tau jay tidak akan peduli itu, aku akan tetap berusaha menyembunyikan kesedihanku di depannya.
Tidak ingin terlarut sakit hati, aku mencoba menghubungi jake. Setelah mengirimkan pesan singkat kepada jake, jake menghubungi ku kembali hanya untuk menyampaikan jika dia sudah sampai di tempat ku saat ini untuk menjemput.

KAMU SEDANG MEMBACA
ENHYPEN AS | OT7
FanficEnhypen bisa jadi apa yang kamu mau, ga percaya? Kuylah langsung aja cek.. ini cerita aku nulis iseng-iseng doang😌👌🏻 • @eestehpanas Welcome to the world of halu Cover by pin📌 pict by pin📌