"Sampai sini pelajaran untuk hari ini, semangat belajarnya karna mulai besok sampai beberapa minggu kalian akan melaksanakan ujian, belajar untuk diri kalian sendiri agar lulus nanti. dan kamu, ikut keruangan saya"Aku yang sibuk menatap wajah tampan pria yang sedang berbicara tadi tertegun kaget karna pria yang tadi aku pandangi menunjukku.
"Saya pak?" Tanyaku meyakinkan.
Bukannya takut, aku malah senang karna bisa bersama dengannya dan menatap puas wajahnya yang membuatku jatuh cinta.
"Ikut ke ruangan saya" jawabnya dingin.
Gak tau kenapa aku bisa menyukai pria dingin dengan wajah datarnya itu. Sebut saja aku tak tau diri, karna sudah menyukai guruku sendiri. Tapi aku bisa apa kalau di hatiku hanya ada dirinya seorang.
Aku berjalan di belakang mengikutinya. Aku tidak bisa menyembunyikan senyumanku jika sudah bersamanya.
Songhoon S.Pd. room
Itu yang tertulis di pintu ruangan tersebut. Aku masuk dan duduk tepat di hadapan guru tersebut.
"Nilai kamu makin hari makin turun ga malu? Besok kamu udah mulai melaksanakan ujian harian dan beberapa minggu nanti kamu juga akan melaksanakan ujian kelulusan, mau jadi apa kamu kalau gini terus?" Omel pak sunghoon.
"Jadi istrinya pak sunghoon" jawabku sambil tersenyum.
"Saya ga mau punya istri bodoh kaya kamu" ucapnya.
Sakit sih mendengar itu dari mulut pak sunghoon sendiri, tapi itu tidak mempan untuk orang sepertiku.
"Kalau takdir bapak menikah dengan saya bagaimana? Apa bapak mau ceraiin saya nanti?" Ujarku dengan tertawa kecil.
"Saya kira selesai untuk membicarakan nilai kamu, sekarang kamu bisa keluar. Jangan ganggu saya lagi karna saya tidak suka dengan orang yang malas seperti kamu" kata pak sunghoon dengan memijat pelipis kepalanya.
"Sebelum saya keluar saya punya permintaan" kata ku dengan menatap lekat pak sunghoon.
Pak sunghoon langsung mendongak untuk menatapku.
"Selagi itu bisa buat nilai kamu bagus saya terima" balas pak sunghoon.
"Kalau nilai ujian harian besok saya dapat 90, ayo kita ngedate. Kalau nilai ujian kelulusan saya dapat 100, jadiin saya nyonya park, nyonya park sunghoon. Gimana?" Tawarku dengan menodongkan tanganku untuk bersalaman.
Aku bisa melihat pak sunghoon sedang berfikir, aku dari awal tak yakin ingin menawarkan tawaran seperti ini, aku juga yakin jika itu akan di tolak olehnya.
Tapi aku terkejut saat pak sunghoon menerima uluran tanganku dan menandakan bahwa dia setuju oleh tawaran yang aku buat.
"Baiklah saya setuju, jika itu tidak berhasil jangan harap kamu temui saya lagi" ucapnya mengancamku.
Aku mengangguk pelan dan pergi meninggalkan ruangan park sunghoon. Dalam hati aku merasa senang, karna memang aku tau bahwa aku tak bodoh hanya saja aku malas untuk belajar, jadilah nilaiku turun.
/Skip
Akhir-akhir ini aku sangat sibuk belajar sehingga tak ada waktu untuk sekedar menatap pak sunghoon.
Setelah melaksanakan ujian harian minggu kemarin, siswa berharap cemas menunggu hasilnya keluar hari ini. Sebenarnya aku tak peduli dengan nilaiku tapi kali ini aku sangat berharap mendapatkan nilai seperti apa yang ku mau.
"Udah keluar noh nilainya lo ga mau liat?" Kata jay teman dekatku.
"Serius lo?" Tanyaku dengan mata membulat.
"Liat ae sendiri, huh.. siap-siap gue dimarahi ntar pulang" ucap jay dengan menidurkan kepalanya di meja.
Aku langsung berlari ke mading sekolah untuk sekedar melihat nilaiku. Aku mencari di mana tertera namaku.
Benar dugaanku, namaku tertulis di urutan ke dua dengan nilai 90. Tidak kurang dan tidak lebih, nilai yang sempurna. Tak terasa aku sudah tersenyum senang di sana.
Aku berlari menuju ruangan pak sunghoon, aku memasuki ruangannya tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu, karna memang aku sudah terbiasa seperti itu jadi jangan heran dengan tingkahku.
Orang di dalam ruangan tersebut menoleh, menatap ke arahku dengan mata tajam.
"Ketuk pintu, ga sopan" ucapnya.
"Ya maaf lupa pak" balasku.
Aku duduk di hadapannya dan menatap wajah tampan yang aku rindukan.
"Pak sunghoon udah tau kan?" Tanyaku dan masih menatapnya.
"Bapak ga lupa kan?" Tanyaku lagi.
"Pulang sekolah saya tunggu di parkiran" jawabnya.
"Serius pak? Secepet ini?" Tanyaku tak percaya.
"Ya sudah kalau ga mau saya batalkan" balas pak sunghoon santai.
"Iihh pak ga bisa gitu dong pokoknya nanti harus jadi, sampai ketemu nanti bapak ganteng" kataku sambil sedikit menggodanya.
Tanpa sadar bibir pak sunghoon terangkat sedikit, pak sunghoon tersenyum melihat tingkahku yang seperti ini.
Setelah kembali ke dalam kelas, aku tak henti-hentinya tersenyum. Suasana hatiku untuk sekarang bisa di katakan tidak baik-baik saja karna aku terlalu senang.
"Ngapain lo senyum-senyum?" Tanya jay di sampingku.
"Kepo lo" balasku sewot.
"Lah kok ngamok?" Aku tak menyauti perkataan jay, yang aku pikirkan sekarang hanya pak sunghoon.
Next part 2?
Kalo ga rame ya udah sampe sini aja:)Kasih votmentnya dong^^
KAMU SEDANG MEMBACA
ENHYPEN AS | OT7
Fiksi PenggemarEnhypen bisa jadi apa yang kamu mau, ga percaya? Kuylah langsung aja cek.. ini cerita aku nulis iseng-iseng doang😌👌🏻 • @eestehpanas Welcome to the world of halu Cover by pin📌 pict by pin📌