fraternity chapter : 1

2.6K 185 0
                                    

"Sudah sampai dimana, Thur?" tanya Raka dengan memegang ponsel yang ada ditelinga kirinya. Raka sedang bekerja tapi dia menyempatkan waktu untuk menelfon adiknya dan menanyakan perjalanan Arthur.

"Aku sudah sampai Bandara, Kak"

"Secepat itu? Kau bisa pulang sendiri, kan? Kakak masih mengurus beberapa hal" kata Raka yang sedang kerepotan.

"Lalu untuk apa kakak menelfonku? Aku fikir Kak Raka bisa menjemputku"

"Hati-hati dijalan" jawab Raka singkat yang kemudian dia menutup panggilannya. Raka bergegas untuk memakai jas hitamnya karena dia akan memimpin rapat hari ini.

Disaat yang sama, ditempat yang berbeda Arthur sedang memanyunkan bibirnya dan berjalan keluar dari Bandara. Sejenak kemudian ada pesan masuk dari Raka yang mengganggu langkahnya.

Kabari kakak jika kau sudah sampai dirumah.

Arthur menggeleng lucu sambil tersenyum sebentar dengan kelakuan kakaknya. Jika saja Raka lebih bisa mengendalikan rasa khawatirnya, mungkin Arthur juga tidak akan diserang oleh pesan dan panggilan yang masuk dari kakaknya.

Arthur memulai perjalanannya ke rumah. Arthur menghela nafas panjang, kota tempat kelahirannya tidak pernah berubah. Mungkin sekarang sudah terlali ramai tapi bagi Arthur disinilah rumahnya. Menjadi mahasiswa diluar negeri sangat melelahkan untuknya. Apalagi Arthur sudah memiliki galeri lukisan sendiri, Arthur jadi semakin lelah karenanya.

Arthur tidak lupa alamat rumahnya. Dia membuka pintu rumah minimalis yang hanya ditinggali oleh kakaknya itu. Arthur mengedarkan pandangannya ke segala arah. Rapi, bersih, tidak terlalu banyak barang, hanya yang penting saja, Arthur tersenyum melihatnya.

"Kak Raka, Kak Raka. Dia bisa membunuhku jika aku tidak meletakan jaketku ditempat yang benar" gumam Arthur pada dirinya sendiri.

Arthur meletakan koper miliknya dikamar. Semua akmar di rumah ini berada dilantai pertama. Semua itu demi Raka yang terlalu lelah menaiki tangga dan...kejadian itu.

Usai membersihkan diri, membereskan koper, Arthur keluar untuk mengambil minuman dan mungkin kakaknya memiliki cemilah. Ah, dia hampir lupa untuk mengirim pesan pada Raka. Baiklah, nanti saja setelah makan. Toh, kakaknya pasti masih sangat sibuk.

Arthur tidak sengaja membuka lemari penyimpanan yang terletak diatas kulkas. Niat Arthur mungkin ada kopi atau susu bubuk yang ada disana. Tapi yang Arthur temukan adalah botol pil antidepresan yang sudah diminum setengahnya.

"Kau masih meminumnya, Kak?" tanya Arthur dengan tatapan sedih.

-fraternity-

FRATERNITY //ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang