14|Utuh atau Luntur.

296 48 34
                                    

❣Dimohon memberi tahu author apabila ada typo atau kalimat yang kurang jelas.❣
Saya sedang belajar 🥰

°°°○•○°°°

Pernah, dulu. Tak kala sang jingga pamit, sosoknya duduk bersandar bahu Fajar. Menatap sang surya menuju petang, menghabiskan sore sekedar tuk membisu bersama. Hingga kenyataan telak berhasil memporak poranda hatinya, rasa percayanya, ketulusannya. Iya, seorang Fajariyanto telah sukses menghancurkan kisah indah yang Haira impikan.

Hatinya sesak.

Haira tak bohong, ini sangat menyakitkan. Gadis itu tak menyukainya dan berusaha sadar, hingga kenyataan bodoh kembali menampar sosok kecil itu. Tentang rasa yang hinggap duduk manis di sudut hati.

Ia mencintai Fajar.

Lebih dari apapun, ia mencintai sosok jakung tersebut. Haira tidak bisa melepaskan Fajar. Realita yang menyedihkan bukan?

Oh Tuhan, ia hanya jatuh cinta. Apa salahnya? Gadis kecil ini hanya jatuh cinta kepada adam tersebut. Kenapa menyakitkan?

Lalu disini, di sudut pantai bersama jingga. Ia keluarkan seluruh laranya, ia merindukan peluk pemuda itu. Ini menyebalkan, oh Tuhan ini sangat menyebalkan. Mengetahui realita jika hanya sosoknya yang jatuh, mengetahui bisunya tak kala Fajar berjalan bersama Lia. Mengetahui jika mereka berdua melakukan hal lebih dari hanya berpegangan tangan.

Iya, siang itu. Di belakang gedung sekolah, ia sengaja mengikuti Fajar hanya untuk kembali merasa lara. Mereka bersama, dengan dua belah bibir saling menyapa. Peluk pelepas rindu yang berhasil membanting hatinya dalam kenyataan. Haira sadar, gadis itu sadar ia tak cocok dengan Fajar yang begitu sempurna. Dan mengetahui realita jika dua manusia tersebut pantas bersanding, kembali mencabik sosoknya saat itu juga.

Haira tidak kuat, ia tidak bisa mengambil Fajar dari Lia. Ambisinnya di hari lalu berakhir kandas mengenaskan. Bahkan bendera perang belum ia kibarkan, lalu dalam kepecundangan ia merasa kalah melawan gadis manis itu.

Isak tak ingin berhenti sedari tadi, menyekik Haira yang membenci perasaan cinta hina ini.

"Kenapa sakit?" sesak gadis itu menepuk dada, meringkuk dalam dersik suara ombak. Telapak dan rok SMAnya ia biarkan kotor tersentuh pasir. Ia keluarkan semuanya, tangis yang ia pendam dalam beberapa waktu meledak dahsyat. Menyayat sukma siapapun yang menatap sosoknya.

Hingga tak lama setelah tangisnya mereda, suara berat menginterupsi. Memberi sebuah minuman dingin lalu membisu tepat di samping.

"Nangis aja, gue di sini biar lo enggak diculik Nyi Roro Kidul, Dek." Ujar Haekal santai. Seakan tidak memperdulikan Haira yang menatap sosoknya kaget seraya menelisik tampilan pemuda ini. Kaos oblong dan celana boxer pendek.

"Jangan pergi dulu, nih Es. Mata lo merah banget kaya kebo ngamuk. Di kompres dulu."

Gadis yang tengah menata barang-barangnya itu terdiam mendengar kalimat Haekal, pemuda yang selalu bermain bersama Dirga itu dengan santainya meluruskan kaki seraya memakan permen.

"Iya gue tahu permasalahan kamu. Kita yang ngegep Fajar. Kalo mau cerita, tinggal cerita. Sekalian gue mau modusin kamu. Kalo ga mau cerita juga ga apa, nemenin gue sebentar ngelihat senja." Kekeh Haekal menghentikan kegiatan Haira, gadis itu terlihat berfikir. Lantas kembali meletakkan ransel. Membisu di sisi Haekal, ikut menyelami lautan luas di depan sana.

Hatinya menghangat; lagi.

"Samudra itu indah ya, Dek." Ujar Haekal tiba-tiba di tengah keheningan mereka, "Gue jatuh cinta sama nama Samudra, kata bapak gue dulu Samudra tempat dia buat main bola. Terus kata Ibuk gue, samudra tempat dia buat nyari kerang. Terus kalo buat gue..." pemuda itu menarik nafas dalam.

Samudra Haekal || Lee Haechan NCT.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang