02|Konser Dadakan.

776 159 235
                                    

⚠️Tolong Ingatkan Author tentang typo, ataupun kalimat yang kurang jelas ⚠️
Saya sedang belajar 😊

°Selamat membaca♡°

°°°●•●°°°

Gerombolan berseragam putih biru itu hanya dapat berpasrah, menerima terik mentari yang seakan ingin memanggang mereka hidup-hidup. Walau realitanya manusia yang disebut senior di depan barisan senantiasa mengelukan semangat, "Sinar matahari pagi itu sehat dek!" begitu riang, tidak menghiraukan rauangan, "Sehat gundulmu!" saling bersahutan dalam bentuk bisik di lantai atas. Lebih tepatnya, teman-teman Haekal yang bebisik seperti itu.

Singkat cerita, setelah Haekal menyadari jika dirinya terlambat akibat ulah bocah haus layangan. Ia dengan sigap melakukan SOS dengan Jaevan, meminta tolong agar pemuda itu menjemputnya di angkringan tempat mereka nongkrong. Sedikit informasi kenapa harus Jaevan? Karena saudara kembar Reno itu merupakan anak emas yang selalu dibangga-banggakan guru biologi mereka yang notabennya selalu nongkrong bersama suaminya di pos satpam. Memang aneh, tapi hey! Pacaran setelah sah boleh dilakukan dimana saja kan? Selama tidak melanggar norma kemasyarakattan. Wasek!

Kembali pada Jaevan, karena anak itu selalu mendapat nilai tinggi di mata pelajaran biologi. Guru biologi mereka sangat menyayangi Jaevan, hingga Jaevan ingin dikawinkan dengan anjing perliharaan mereka –DogGuk namanya.

Makadari itu, sudah dipastikan apabila Haekal berpura-pura menjadi panitia MOS tidak akan ketahuan. Ingat, mulut Jaevan lebih manis ketimbang gula jawa.

Kembali pada saat ini, di lantai dua terlihat Haekal dan kawan-kawan tengah menatap anak baru yang otomatis menjadi sumber tontonan sedap dipandang. Entah mendapat pelet dari mana, tetapi masa pengenalan sekolah memang sangat menyenangkan bagi siswa-siswa yang lebih tua. Kaya ada puas-puasnya gitu –Kata Reno.

Lalu saat ini, Haekal tengah menunggu agar kelompok yang tengah berbaris itu bubar. Ia sudah berencana membolos untuk bermain futsal, mengingat semua guru mapel kelasnya menjadi panitia penerimaan siswa baru dan sudah dipastikan satu hari ini kelasnya akan full kosong melompong. Termasuk wali kelasnya yang tengah bergibah ria dengan para ibu guru muda di bawah sana.

/Jreng!/

Haekal refleks menoleh mendengar jenjrengan ukulele Reno. Bak mesin pemusik, pemuda itu lantas nyengir dan mengambil penghapus papan tulis. Mendudukan diri seraya menyikut Arjun, anak itu memberikan penghapus pada pemuda yang baru terbangun dari tidur pagi menjelang siangnya.

"Request, bos!"

"Dhyo Haw! Jun!"

"Kal! Dhyo Haw, Kal!"

"Ada aku disini!"

Menerima segala masukan, Haekal mulai memberi sinyal kepada Reno seraya berbisisk, "Ada aku disini."

Reno yang paham maksud Haekal, lantas mulai kembali memainkan ukulelenya. Mengenjreng dengan begitu nikmat, tidak memperdulikan akan konsenkuensi apa yang akan didapatnya jika mengganggu kegiatan di bawah sana. Disisi lain, Haekal dan Arjun sudah siap dengan pel lantai dan penghapus papan tulis yang berkamuflase menjadi mikrofon.

"Semuanya jawab! Tarik sis!!"

"SEMONGKO!!" teriak anak-anak setelah Haekal memekakkan jargon kebanggaan.

"Biarkan aku~ jadi sesuatu yang berarti untukmu. Tapi tidak sesaat~"

Suara lembut Arjun menjadi pembukan bait pertama mini konser mereka.

"Satu, dua, tiga! Semuanya!"

"Biarkan aku~ jadi sesuatu untukmu. Tapi tidak sesaat~. Biarkan aku~ jadi tempat untuk bersandar disaat kau terpuruk rapuh."

Samudra Haekal || Lee Haechan NCT.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang