16| Asing

241 47 14
                                    

❣Apabila ada Typo atau kalimat yang kurang jelas, harap memberi tahu Author.❣
Saya sedang belajar 🥰

⚠️Ada sedikit kalimat kasar yang tidak author sensor⚠️

Hari ini terasa hangat, terbukti dengan lembayung angin tengah menggoda helai hitam pemuda yang tengah memainkan sang gitar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari ini terasa hangat, terbukti dengan lembayung angin tengah menggoda helai hitam pemuda yang tengah memainkan sang gitar. Bersyair bersamaan suara motor yang tengah dipanaskan, atau sesekali menimpali anak-anak yang tengah berjalan menuju sekolah mereka. Kekeh teriakan gang kecilnya menjadi sarapan wajib pemuda berparas tan tersebut.

"Mas Ikalll!!!!"

Hingga atensinya beralih menatap pemuda yang menyembulkan kepala dari atas rumahnya.

"Lo ngapa pake kolor di kepala, Mal?" teriaknya merasa bingung. Tubuhnya telah berbalut seragam rapi –mungkin. Ah! namun bagi Haekal Aksa rapi kok, walau semua kancing seragam masih ia buka, menampakan kaos hitam sebagai dalaman dan dasi sekolah sebagai bandana.

"Kaos kaki Jaka yang ada gambar Pororonya mana?"

Dahi itu mengernyit, "Mau lo pakai?" tanyanya mendapat anggukan tegas sang adik, "Ada di atas lemari-"

"Makasi Mas!" potong Cemal sekejap menghilang dari jendela. Tidak peduli jika tindakannya membuat perempatan imajiner di kepala sang kakak.

"Bocah!" kesal Haekal memakan gorengan yang diberikan tetangga baru, salam perkenalan katanya.

Hampir bibir itu menyenandungkan syair kembali, sebelum seseorang yang dengan tidak ada adabnya menjatuhkan diri tepat disampingnya dengan dua keadaan berbanding terbalik.

Iya, si kembar Reno Jaevan datang.

Jaevan dengan tampilan rapinya, dasi terpasang dengan benar-di kerah seragam. Tas yang terlihat berat karena berisi buku, kaos kaki putih yang sudah dicuci. Ikat pinggang yang berasal dari sekolah mereka, dan sepatu hitam yang juga sudah dicuci.

Sekarang Reno, Haekal tidak kaget. Seragam dengan dua kancing atas yang terbuka dan tentu saja tidak dimasukan ke dalam celana, kaos kaki hitam yang menentang norma pakaian sekolah di hari selasa. Dan dasi, entahlah ia tidak melihatnya. Namun, Haekal sering bertanya dengan otak manusia yang tengah mencomot gorengannya itu. Bagaimana ia bisa masuk ke dalam sepuluh besar di kelasnya? Walau hanya peringkat 8 dan 9, tapi hey! Bocah ndugal ini sangat cerdas!

"Si Arjun belum keluar?" Jaevan bertanya mulai membuka game yang akan mereka bertiga mainkan.

"Masih pagi." Jawab Reno sekenanya.

"Mata lo pagi, lima belas menit lagi masuk." balas Haekal ikut membuka ponsel hingga hening melingkupi tiga manusia berbeda kepribadian tersebut.

"Gue kangen bang Dirga. Kaga jadi join lah."

Dua netra beda ibu itu menoleh, menatap Jaevan yang terlihat muram lantas mengernyit.

"Lo tadi ngajak mabar, sekali kita udah siap tiba-tiba ngomong kangen bang Dirga?" itu Haekal berucap mengembalikan Handphone kembali ketempat, hemat kuota.

Samudra Haekal || Lee Haechan NCT.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang